••~••

Sesampainya dirumah, Anneliese terus mondar-mandir di ruang tamu, menunggu kedatangan anak-anaknya dari kampus.

Bunyi berisik dari arah pintu membuat Anneliese cepat-cepat menoleh, dia memberikan senyum.

Tapi tak lama senyum itu pudar saat melihat Delard yang berada di pintu.

"im home" sapa Delard,

merasa tidak ada balasan dari Mommy-nya, Dia hanya menggedikkan bahunya acuh dan segera menaiki tangga untuk ke kamar.

Anneliese sempat menimang, apa dia minta Delard masuk saja ke Univ? Tapi dia urungkan niat itu, takutnya malah nambah mempermalukan nama-nya nanti.

Tapi bisa aja dengan menyuruh Delard masuk ke univ ini, Delard bisa diterima dengan baik dan pandangan mereka semua berubah terhadap Delard.

Tapi tak lama...

"Im home Star!" Teriak Deriq,

dia masuk masih dengan helm di kepalanya.

Mengedipkan mata berkali-kali saat melihat Anneliese berada di ruang tamu dengan senyuman di wajahnya.

Sontak Deriq melepas helm-nya dan senyumannya merekah saat tau Mommynya tersenyum ke arahnya.

"Mom!"

Deriq berjalan mendekati Anneliese, berniat untuk memeluknya tapi ditahan oleh tangan Anneliese.

"nanti Mommy jadi kotor" tolak Anneliese.

Deriq hanya tersenyum maklum.

"Kenapa mom? Kok tumben di ruang tamu." Tanya Deriq

"Enggak, mommy lagi tunggu kamu pulang"

"H-hah?"

Deriq jadi kaget sendiri, pasalnya Anneliese paling tidak perhatian dengan dirinya, kenapa sekarang Mommynya ini berada di ruang tamu dan menunggu dirinya pulang?

Deriq benar-benar merasa bahagia sekarang, dia merasa seperti Anneliese sudah mulai memaafkan diri nya.

"iya, Mommy tungguin kamu pulang"

Anneliese merapihkan rambut Deriq yang berantakan karna helmnya tadi.

"mom, jadi gini rasanya ya? Ada ibu yang nyambut anaknya pulang di rumah." Lirih Deriq,.

Pergerakan tangan Anneliese yang sedang merapihkan rambut Delard jadi terhenti.

Ini pertama kali Anneliese memperlakukan deriq seperti ini setelah bertahun-tahun lalu.

Biasanya yang selalu menyambut dirinya pulang hanya ke-tiga saudaranya, tapi kali ini Anneliese menyambut dirinya saat pulang.

Rasanya Deriq ingin menangis saja, karna apa yang dia inginkan dapat terjadi.

"Hm mandi gih Deriq"

"kalau Deriq mau peluk Mommy dulu boleh gak? Atau nanti abis mandi aja gak apa-apa"

izin Deriq dengan tatapan memohon dan berbinar.

Anneliese menghela napas panjang dan membawa Deriq ke dalam dekapannya.

Deriq jadi terbawa suasana sehingga setitik air mata jatuh, dia sangat bahagia sampai menitikkan air mata.

"im-" perkataan Emerald terhenti kala melihat dua orang itu berpelukan, betapa menenangkan nya melihat hal itu.

Tak lama senyuman di wajahnya mengembang.

Senyuman bahagia, karna melihat adiknya itu bisa memeluk seseorang yang selalu dirindukan nya setiap malam untuk menemaninya tidur.

Deriq selalu bercerita, ingin sekali suatu saat nanti, saa tidur yang temenin bukan Delard, Emerald, ataupun Star tapi Anneliese.

Karna dirinya benar-benar membutuhkan seorang ibu di sampingnya.

"udah"

Anneliese melerai pelukannya dan menghapus air mata Deriq dengan Ibu jari-nya.

"sekarang mandi, oke?"

Deriq mengangguk dan langsung naik ke lantai atas.

"Em?"

Emerald berhenti dari lamunannya,

"iya mom?" tanya Emerald, dia mendekat ke arah Anneliese, Memeluknya erat.

"Deriq nangis tadi" Cerita Anneliese, masih dalam posisi yang sama.

Dia sempet kaget saat melihat Deriq yang selalu senyum itu menangis.

"Nangis karna apa ya kira-kira?" Anneliese bertanya-tanya.

"karna Mommy peluk dia" jawab Emerald.

"Hah? Karna mommy peluk doang? Masa sih Em?"

Anneliese tidak percaya.

Emerald mengangguk, dia melepas pelukannya dan memegang bahu Anneliese dengan kedua tangannya,

"sekarang Mommy tau kan?"

"Tau apa?"

"Seberapa pentingnya mommy buat hidup Deriq, lewat perhatian kecil Mommy aja dia bisa nangis Mom. Jadi jangan kecewakan dia lagi ya?"

Anneliese terdiam

"aku pengen liat dia bahagia, gampang kok caranya. Cukup Mommy kayak tadi aja, dia udah bahagia."

Emerald memohon pada Anneliese.

"walaupun ada aku yang berusaha untuk jadi 'ibu' buat dia, tapi tetap aja beda Mom. Dia tetap butuh sosok 'ibu' yang melahirkan dia, ada disampingnya"

••~••

TOKTOK

Deriq yang sedang mengeringkan rambutnya jadi terhenti kala mendengar ketukan pintu.

Dia berjalan melangkah untuk membukakan pintu, senyum-nya mengembang saat melihat Anneliese yang berada di depan pintu.

"kenapa Mom?"

"ini"

Anneliese masuk dengan nampan di tangannya, Deriq yang melihat itu langsung mengambil alih nampan dan menaruhnya di meja belajar.

"sweet banget sih anak Mommy" Anneliese duduk di kasur.

Deriq tersenyum, lagi-lagi dia tersenyum.

Entah kenapa hari ini seperti banyak sekali kebahagiaan yang diberikan kepada Deriq. Perlakuan Mommynya hari ini benar-benar berbeda.

"Mommy pengen ngomong sesuatu"

Ucap Anneliese serius, Deriq yang mendengar pun jadi takut sendiri.

Apa kebahagiaan nya hanya boleh sampai sini? Apa seterusnya dia harus menerima kenyataan yang pahit lagi? Deriq berdoa semoga saja ini adalah berita yang baik untuk dirinya.

TBC

"mungkin orang lain bisa berusaha jadi sosok Mommy buat aku, tapi tetap rasanya beda Mom. Aku tetap butuh Mommy disini, karna posisi Mommy gak pernah ada yang bisa tempatkan, selain Mommy sendiri."

~~~ ADERIQ IZEKIEL TANRALD


Our StoriesWhere stories live. Discover now