5. The Agreement

3.8K 610 55
                                    

How To Capture An Alpha?

.

.

A JaeDo Fanfiction

Disclaimer : They belong to themselves.

KueUltahDot.

.

Read it, enjoy it, and give your vote + comment!

.

.

Sebagian besar dari perjalanan mereka diliput dalam keheningan sementara sisanya lagi berisi tangisan sesenggukan dari si omega. Melalui ekor matanya, Jaehyun melirik pada Doyoung masih membuang muka ke luar jendela. "Bicara," titah Jaehyun.

Masih belum ada tanggapan sama sekali dari Doyoung dan itu mulai membuat Jaehyun mereasa kesal. Tidak tahu harus berapa kali Jaehyun memperingatkan omega itu bahwa dia bukanlah seorang alpha penyabar, tetapi Doyoung gemar menyulut emosinya.

Sebelah siku Jaehyun disandarkan pada kaca jendela sambil memijat pelipisnya. "Aku tidak menyuruhmu menangis," Jaehyun berkata lagi. "Cengeng."

"Kau menyakitiku dan terus menyeretku seperti pakaian kotor!" Doyoung berseru tiba-tiba saat emosinya ikut terbakar karena sang alpha yang tak berhenti mengejeknya. "Aku berhak menangis!"

"Aku tidak suka membuang waktu."

Kendati demikian, Doyoung masih enggan untuk bicara apapun. Dalam hati egonya ikut tersinggung karena itu.

Jaehyun mengancam, "Bicara sebelum aku menurunkanmu di pinggir jalan."

"Aku ini seorang model," protes Doyoung.

"Apa kau pikir aku peduli?" Jaehyun menjawab tak kalah sinis. "Bicara."

Dengan kekesalan yang mendidih dalam kepalanya, Doyoung memejamkan mata erat-erat dan berseru, "Aku mandul!"

Saat itulah Doyoung merasakan tubuhnya oleng ke kanan saat tiba-tiba mobil yang mereka kendarai berbelok tajam. Jantung Doyoung serasa seperti akan melompat keluar dari jendela ketika Jaehyun mengerem mendadak. Begitu merasa kalau mobil tersebut telah benar-benar berhenti, Doyoung menoleh cepat ke samping kepada Jaehyun yang kelihatan tak percaya.

"Apa kau sudah gila?" maki Doyoung dengan tangan terkepal yang siap memukuli bahu tegap si alpha.

Tetapi, Jaehyun dengan sigap menangkap pergelangan tangan kecil itu. Ia menatap intens ke dalam sepasang manik obsidian yang berbinar karena air mata. "Apa yang barusan kau katakan?" tanya Jaehyun memastikan.

Doyoung menepis tangannya dari cekalan Jaehyun lalu mulai bersedekap sebagai sikap defensif. "Aku mandul," kata Doyoung dengan tatapan nyalang. "Aku hampir mandul karena kau."

Sesaat Jaehyun tak dapat berkata apapun. Tetapi, dia tetaplah seorang alpha dan arogansi bukanlah hal baru.

"Sayang sekali," ejek Jaehyun seraya membuang pandangan keluar jendela ketika tatapan mata Doyoung mulai terasa membuatnya aneh. "Setidaknya kau bisa berada seharian di ranjang seorang alpha tanpa takut hamil, heh."

Doyoung tak pernah mendengarkan hinaan yang terlontar kepadanya. Kalaupun, ia mendengarnya, ia lebih sering merasa marah ketimbang sakit. Tetapi, perkataan Jaehyun tanpa tahu menusuknya lebih menyakitkan dari kenyataan bahwa dia nyaris mandul.

"Kau keterlaluan—hiks…" Doyoung berkata separuh bergetar karena tangis saat air matanya mengalir lagi. "Aku serius, brengsek. Aku sangat takut…"

Seperti kata mereka, Jaehyun membenarkan kalau dirinya seorang alpha brengsek. Tetapi pula, Jaehyun bisa menyadari setiap kali dia mulai bertingkah di luar batas. Karena itu, Jaehyun memilih diam dan mulai mendengarkan tentang apa yang sebenarnya omega ini ingin bicarakan.

How To Capture An Alpha?Where stories live. Discover now