Our Princess 03 :: Makan Malam

8.3K 418 2
                                    

Setelah dari butik tadi, Ayli langsung istirahat begitu mereka tiba di rumah. Kelopak matanya benar-benar terasa berat. Alhasil gadis itu terbangun saat jam menunjukkan pukul empat sore lebih beberapa menit. Ada sedikit rasa pusing yang mendera kepalanya saat bangun, tetapi segera dia enyahkan dengan memijat pelan pelipisnya. Dia tidak ingin membuat kehebohan.

Merasa rasa pusing itu telah mereda, tangan Ayli beralih untuk mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Hanya perlu mengusap layar ke atas, kemudian langsung tertampil beranda ponsel. Gadis itu memang tidak memasang sandi untuk ponselnya, terlalu malas ditanyai terus-menerus oleh para laki-laki di sekelilingnya itu. Sebelumnya dia pernah menggunakannya, tetapi pada akhirnya tidak lagi karena alasan yang sudah disebutkan sebelumnya.

Ada beberapa pesan masuk dari Javiar, Ravi, Edgar dan Julio. Keempat laki-laki itu tampak tidak terima Darian yang mengantar dirinya pulang. Dia membalas masing-masing dengan singkat. Setelah itu Ayli memilih untuk keluar dari kamar, perutnya sedang meminta asupan. Namun, karena masih ada beberapa jam lagi sebelum acara makan malam dengan opa dan omanya, gadis itu pun berencana untuk memakan camilan saja.

Tiba di dapur yang ada di lantai dasar, terletak dekat pintu kaca menuju kolam renang, Ayli bisa melihat Darian yang sedang menerima panggilan. Suara laki-laki itu terdengar tegas dan tajam, entah kepada siapa dia berbicara. Ayli memilih untuk tidak ikut campur. Dia menuju lemari kabinet untuk mencari toples berisi camilan.

Ketika menemukannya, toples itu malah berada di bagian atas yang sulit dijangkau olehnya. Ayli menoleh ke arah Darian, laki-laki itu masih sibuk dengan ponselnya. Hal itu membuat Ayli memutuskan untuk mengambil kursi plastik setinggi betis guna membantunya mengambil toples camilan.

Sebuah senyuman mengembang di wajah Ayli ketika akhirnya dapat meraih toples itu. Ingin segera turun dari kursi, tetapi sepasang tangan lebih dulu mendarat di pinggangnya. Kemudian dia merasakan tubuhnya melayang dan berakhir di atas pantri.

"Kenapa gak minta aku buat ambilin, hm?"

Wajah Darian menyeruak ke depan pandangan Ayli. Laki-laki itu berdiri di antara sela kakinya, dan tangannya mengurung tubuh gadis itu dari kedua sisi. Napas Ayli sempat tercekat karena jarak mereka yang terlalu dekat, apalagi posisi mereka yang terlalu ... entahlah bagaimana menyebutnya.

"Tadi, kan, Kak Ri lagi sibuk." Gadis itu membalas dengan tenang.

"Udah jelas aku bakal lakuin kalau itu permintaan kamu. Aku cuma telpon biasa, jadi kamu gak harus bahayain diri kayak tadi, apalagi cuma buat ambil ini." Netra laki-laki itu mengarah pada toples camilan dalam dekapan Ayli. Menyadari itu, Ayli semakin mengeratkan dekapannya pada toples. Dia tidak mau jika Darian merebut itu darinya.

"Iya, nanti nggak lagi." Ayli menggunakan jurus terakhirnya agar segera dibebaskan Darian. 'Berjanji' untuk tidak mengulangi lagi yang telah dilakukannya, yang padahal tidak begitu salah ataupun membahayakan. Seringnya Ayli hanya bisa mengembuskan napas panjang karena itu.

"Oke. Aku pegang ucapan kamu."

Setelahnya Darian mengangkat tubuh Ayli. Dengan gaya koala dia membawa tubuh gadis itu ke arah kolam, lalu mendudukkan diri mereka di atas sofa yang ada.

Ayli mulai menyantap camilan berupa keripik singkong rasa balado itu. Dia duduk dengan nyaman di atas pangkuan Darian yang sibuk memperhatikan dirinya. Sebenarnya terasa risih, tetapi dia biarkan saja karena laki-laki itu pasti akan mengeluarkan berbagai alasan untuk tetap melakukannya.

Entah berapa lama kedua cucu Adam dan Hawa itu berada dalam posisi yang sama, Ayli akhirnya teringat akan acara makan malam dengan opa dan omanya ketika matahari semakin menenggelamkan diri dari peraduannya.

[✓] Our PrincessWhere stories live. Discover now