Our Princess 01 :: Banyak Kakak

17.3K 653 8
                                    

Tidak.

Tidak.

Sepanjang menjadi siswa di SMA Kencana Bakti, seorang Ayli Anzhara Nugrata belum pernah merasakan kebersamaan yang begitu kental di kelasnya, 10 Ilmu Bahasa dan Budaya yang biasanya disingkat menjadi kelas IBB atau Ilbad oleh siswanya. Sejak menginjakkan kakinya di kelas setelah hari pengumuman jurusan pun langsung terdapat beberapa kelompok.

Dalam lingkaran siswa perempuan, ada kelompok para siswa populer yang memiliki kenalan hampir di seluruh sekolah. Mereka adalah Zelia, Amaya, dan Nera. Yang kedua merupakan sekelompok siswa yang mendeklarasikan diri mereka sebagai sahabat dalam kurun waktu singkat. Mereka terdiri dari empat orang; Safhea, Lisa, Nana, dan Risya. Sisanya terdapat lima siswa lainnya yang merupakan siswa kupu-kupu. Mereka bisa bergabung di kelompok mana pun. Ayli sendiri termasuk ke dalam yang terakhir bersama Raia, Yuna, Nisa dan Arista.

Sedangkan para siswa laki-laki di kelas itu terbagi atas dua, para player dan para non-disiplin. Para player lebih sering menghabiskan waktu untuk berada di kelas sambil memainkan gim online bersama, dan para non-disiplin biasanya melakukan hal-hal yang melanggar aturan sekolah, walaupun tidak sering. Bolos dengan melompati pagar atau merokok di lingkungan sekolah adalah salah dua aturan ringan yang mereka langgar.

Sekarang Ayli sendiri sedang memperbarui catatannya agar lebih rapi di kala keadaan kelasnya sedang riuh karena jam kosong untuk mata pelajaran kedua dengan berbagai macam kegiatan kelompok-kelompok di kelasnya. Duduk di meja deretan paling depan dan berada tepat di depan meja guru membuat Ayli tidak begitu terganggu dengan kegiatan teman sekelasnya yang berada di belakang kelas.

Meraih marker berwarna ungu dari dalam pencil case, Ayli kemudian menggerakkan tangannya untuk membuat tulisan judul dengan itu. Kemarin di kelasnya melewati mata pelajaran sejarah bersama seorang guru laki-laki yang telah berumur. Pelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan dipenuhi dengan interaksi antarsatu sama lain karena mereka dibagi menjadi tiga kelompok besar. Catatan yang diambilnya selama pelajaran berlangsung hanyalah sebuah catatan kasar sehingga hari ini dia memutuskan untuk membuatnya dalam catatan yang lebih rapi.

"Ayli, lo lagi nulis apaan? Ada tugas?"

Pertanyaan yang ditujukan untuk dirinya membuat Ayli harus mengangkat pandangannya dan menoleh pada sang teman yang duduk di sisi kirinya, Arista.

"Nggak ada, kok. Cuma lagi nulis ini aja." Kalimat terakhir Ayli memang tidak sepenuhnya menjawab pertanyaan temannya itu, karenanya dia sedikit memperlihatkan bukunya.

"Oh, kirain."

Setelah itu mereka kembali pada kegiatan masing-masing.

Selang beberapa saat, Ayli menyelesaikan catatannya yang sekarang terlihat cantik karena warna dari marker dan pulpen berwarna yang dia gunakan. Kemudian dia menutup buku catatan tebalnya dan menutup pencil case. Benda-benda itu lalu disimpan ke dalam laci mejanya yang selama ini hampir tidak pernah digunakan olehnya. Biasanya Ayli akan langsung menyimpan kembali benda miliknya ke dalam tas, tetapi kali ini dia terlalu malas untuk melakukan itu.

Ayli meraih ponselnya yang sedari awal menganggur di laci mejanya. Terdapat sebuah pesan yang berasal dari kenalan dekatnya. Tidak ingin menunda lebih lama, dia segera membalas pesan itu. Centang abu-abu yang berada di tepi balon percakapan berubah menjadi biru beberapa detik setelahnya, menandakan kalau pesannya telah dibaca.

Ingin beralih pada aplikasi dengan logo kamera berwarna-warni, layar ponsel Ayli malah berubah menjadi hitam dan menunjukkan panggilan masuk dari seseorang yang baru saja dia balas pesannya.

Karena kondisi kelasnya yang begitu ramai, Ayli memutuskan untuk beranjak dari duduknya dan menerima panggilan itu di luar kelas.

"Kenapa? Ini masih jam pelajaran, emang gurunya gak marah?" Ayli tidak berbasa-basi memberikan sapaan dan langsung menembakkan pertanyaan.

[✓] Our PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang