5. First Day Without Her

484 36 2
                                    

Hari pertama di mulai. Hari tanpa adanya seorang Lee Haechan bagi Lee Markeu.

Biasanya kalau pagi-pagi seperti ini, Haechan sudah menyambangi kediaman rumah Mark. Dengan senyuman dan semangat khas yang hanya ada di dalam dirinya.

Jika pagi-pagi Lee Haechan akan ke rumahnya seraya berteriak. 'Mark Oppa Yuhu~~~ Haechan cantik bagai matahari pagi hari ini sudah datang!' Teriakan yang biasa Haechan lakukan, begitu tiba di rumah Mark, jika cuaca sedang cerah.

Tapi jika cuaca sedang tidak cerah, teriakan Haechan akan berganti menjadi 'Mark Oppa! Yuhu~~~ Haechan cantik sudah datang! Walaupun cuaca pagi ini sedang mendung? Oppa tidak perlu khawatir! Ada Haechan yang akan selalu membuat hari-hari Oppa semangat, layaknya matahari pagi!'

"Loh Markeu, kamu ngapain masih di sini? Tidak jalan ke sekolah?" Tanya Taeyong yang terkejut atas keberadaan Mark, yang masih ada di luar rumahnya.

Taeyong kira Mark sudah berangkat, tapi ternyata masih di luar, dengan pandangan yang terus menatap perkarangan rumah Haechan.

Lamunan Mark buyar seketika, begitu mendengar suara Taeyong.

"Ah ne Eomma. Ini Markeu baru mau berangkat. Mark baru selesai mengikat tali sepatu Eomma. Kalau begitu Mark pamit jalan. Bye Eomma!" Pamit Mark, yang langsung naik ke atas motornya.

Mark langsung menyalakan motornya, dan mengeluarkan motornya dari perkarangan rumahnya.

"Yak Hendery! Jangan acak-acak rambut gue!" Teriakan menggelegar dari perkarangan rumah Haechan, sukses membuat niat Mark pergi pun gagal.

Bukannya pergi begitu mengeluarkan motornya, Mark malah masih stand by di depan rumahnya, dengan keadaan motor menyala, seraya pandangan yang terus menatap Haechan yang tengah merenggut kesal karena Hendery.

Tanpa sadar senyum Mark terbit, begitu melihat bibir Haechan yang mengerucut sebal.

Sampai akhirnya Haechan melihat Mark yang ada di depan rumahnya.

Netra mereka berdua saling beradu pandang satu sama lain, sebelum akhirnya Mark memutuskan pandangan itu, dan pergi menjalankan motornya menuju sekolah.

Haechan yang melihat itu pun hanya menghela nafasnya kasar. Sepertinya Mark memang ingin Haechan menjauh.

"Sudah jangan di pikirkan. Masih banyak pria yang lebih baik selain Mark. Kau pantas mendapatkan pria yang lebih baik, serta pria yang lebih bisa menghargai-mu." Ujar Hendery yang tentunya juga sedih melihat Haechan yang sedih seperti ini.

Ya Haechannya juga susah sih kalau Hendery bilangin. Padahal Hendery sudah sering beri tau Haechan, kalau sebaiknya Haechan jangan mendekati Mark, karena Mark sudah mempunyai kekasih.

Tapi Haechan tetap bersikeras untuk mendapatkan Mark. Haechan yakin kalau Mark akan menjadi miliknya. Tapi apa yang Haechan dapatkan sampai saat ini? Keaskitan yang Mark berikan untuk Haechan.

Hendery juga tidak sepenuhnya menyalahkan Mark juga sih. Karena memang sebelumnya Mark sudah mengasih ketegasan, serta kejelasan kepada Haechan. Bahwasanya Mark tidak menyukai Haechan, dan Mark sudah memiliki kekasih.

"Aku tau lelaki di dunia ini selain Mark banyak. Tapi aku hanya ingin Mark Lee. Mark cuma ada satu di dunia ini sih! Coba kalau punya kembaran!" Sunggut Haechan kesal.

Apakah Haechan harus meminta kepada Taeyong, agar Taeyong mau melahirkan anak yang wajahnya mirip dengan Mark.

"Haechan cuma sayang sama Mark! Mark Lee anaknya Lee Jaehyun serta Lee Taeyong!" Sambung Haechan.

Sementara Hendery yang mendengar itu hanya bergidik ngeri. "Tch! Budak cinta ya budak cinta aja! Jangan pake nambah tolol-nya juga!" Ujar Hendery, yang langsung masuk ke dalam mobil.

Haechan yang mendengar itu pun mendecak kasar, dan langsung ikut masuk ke dalam mobilnya Hendery.

"Ck! Kayak kau tidak bulol saja!" Oceh Haechan, begitu mereka sedang berada di perjalanan menuju sekolah.

"Ya aku masih wajar bulol tapi ada balasannya. Berbeda dengan dirimu. Udah bulol, di campakkan, di buang, dan di hempaskan. Ck! Menyedihkan sekali adikku ini!" Ledek Hendery yang sukses membuat Haechan tambah merengut kesal.

"Apa aku operasi plastik aja kali ya?" Usul Haechan, yang langsung mendapatkan toyoran kepala dari Hendery.

"Jangan ngaco deh! Buat apaan coba operasi plastik?!" Sunggut Hendery kesal.

"Aish! Kenapa menoyor kepala-ku sih?!" Rutuk Haechan kesal, menatap Hendery nyalang.

"Ya supaya otak-mu kembali semua! Ke setelan pabrik!" Balas Haechan.

"Jawab pertanyaan aku ish! Kenapa tiba-tiba meminta operasi plastik?!" Tanya Hendery yang sangat kesal, ketika Haechan berkata seperti itu.

"Ingin saja merubah seluruh tubuh-ku menjadi apa yang Mark Oppa inginkan. Kali saja dengan merubah semuanya, Mark Oppa melirikku." Ujar Haechan, di iringi senyuman lirih.

"Kalau dia berubah? Kalau tidak bagaimana?" Tanya Hendery di iringi helaan nafas panjang.

"Chan, dengerin Oppa-mu kali ini saja. Oppa tau kau sangat mencintai Mark. Tapi apakah dengan cara merubah semua yang ada di tubuh-mu, Mark akan tertarik? Cinta itu tidak bisa di paksakan Haechan. Kalau kau sudah berusaha sekeras mungkin untuk mendapatkan Mark, tapi Mark hanya mencintai Mina? Kau tidak bisa berbuat apapun Chan." Sambung Hendery.

"Jangan jadi orang lain hanya untuk orang yang tidak mencintai diri-mu. Cobalah untuk membuka lembaran baru." Tambah Hendery.

"Udah Der. Dari dulu juga aku sudah coba membuka lembaran baru itu. Tapi susah. Kau gampang berbicara seperti ini, karena kau tidak pernah merasakan atau berada di posisi-ku." Balas Haechan di iringi helaan nafas pasrah.

"Kalau begitu menunggu." Usul Hendery.

"Menunggu?" Tanya Haechan, menatap Hendery dari samping.

Hendery menganggukkan kepalanya. "Heum. Kalau kau sangat sulit membuka lembaran baru? Lebih baik kau menunggu dari jauh. Jangan mendekati atau berhubungan dengan Mark lagi. Biarkan kau menunggu-nya dari jauh. Biarkan Mark merasakan akan ketidak hadiran dirimu." Jelas Hendery.

"biasanya dia akan merasakan kehilangan, kalau dirinya benar-benar mencintai dirimu. Dan biasanya setelah kehilangan, dia baru bisa menyadari perasaan yang sesungguhnya." Sambung Hendery.

"Tapi sih aku sarankan kau mencoba untuk menerima lelaki lain selain Mark. Aku tau kau sedang berusaha. Tapi kau belum mencobanya Haechan. Setiap ada seseorang yang mencoba dekat dengan-mu, kau selalu menarik diri." Tambah Hendery.

Haechan terdiam memikirkan ucapan Hendery. "Jadi, aku harus menunggu-nya dari jauh, untuk melihat apakah dia mencintai-ku atau tidak?" Tanya Haechan.

Hendery memutarkan kedua bola matanya malas. Ia kira Haechan akan memilih option kedua. Yaitu mencari lelaki lain selain Mark. Tapi ternyata Haechan masih memilih option pertama. Mark selalu menjadi prioritas Haechan.

"Tidak ingin mencoba mencari pengganti yang baru?" Tanya Hendery, meyakinkan adiknya.

Haechan menggelengkan kepalanya. "Mark saja cukup. Aku tidak ingin yang lain." Ujar Haechan.

"Kau benar-benar mencintai Mark?" Tanya Hendery yang sudah berapa ribu kali bertanya seperti ini.

"Kau pikir aku main-main? Sudah 2 tahun aku mencintai dirinya Der!" Sunggut Haechan kesal.

"Aku ada cara agar Mark cepat mengetahui isi hatinya." Ujar Hendery.

"Jangan aneh-aneh deh Der! Semua cara lo pasti aneh. Gue gak mau!" Tolak Haechan.

"Serius. Kau mau tidak? Kalau tidak mau sih tidak apa-apa." Acuh Hendery.

"Yaudah apa?!"

REGRET NOT REGISTATION - MARKHYUCKDonde viven las historias. Descúbrelo ahora