7. What's Going On to Me?!

460 35 3
                                    

Pelajaran olahraga. Pelajaran terakhir yang akan di jalankan Mark, sebelum Mark fokus dalam ujian yang akan di alaminya.

Aish, sebenarnya Mark sudah melewati berbagai macam ujian di sekolah. Ujian praktek juga sudah Mark lewati , tapi entah mengapa pelajaran olahraga masih di lanjutkan.

Dan sepertinya Mark memang tidak di izinkan untuk menjauh dari Haechan. Terbukti ketika saat ini, pelajaran olahraga kelas Mark, di gabung oleh kelas Haechan.

Ah sebenarnya tidak seperti itu. Memang setiap harinya kelas Mark dan Haechan itu selalu bersama, hari dan jam-nya.

"Karena kita sudah sering sparing antar kelas, saat ini saya tidak ingin mengadakan sparing. Saya akan mengadakan pengelompokkan antar Sunbae, dan Dongsaeng. Bentuk kelompok terdiri dari 2 orang, laki-laki dan perempuan. Satu dari kelas 12, yang satu lagi dari pihak kelas 11. Kalian akan bermain basket, dan menyerang kelompok lain." Ujar sang guru.

"Ah, tapi karena jumlah perempuan dan laki-laki tidak sama, maka pembagian kelompok akan di bagi sesuai absen. Untuk absen yang sama, mereka akan satu kelompok. Misal, absen nomor satu dari kelas 12, akan satu kelompok dengan absen nomor satu kelas 11." Sambung sang guru.

Haechan meringis kesal, begitu mendengar penjelasan sang guru.

Absen dia nomor 20, dan absen Mark juga nomor 20. Otomatis dia dan Mark akan satu kelompok.

Bukannya Haechan tidak senang. Haechan senang, sangat malah. Tapi situasi saat ini, tidak mendukung Haechan.

"Seonsaengnim. Bisa tidak sih kalau kita tukeran partner?" Tanya Haechan, yang sukses membuat atensi Mark menatap Haechan.

"Memang siapa partner-mu?" Tanya Seonsaengnim, melihat nama Haechan di absensi kelas 11. Serta melihat partner Haechan.

"Lee Haechan dengan Lee Markeu. Kau bercanda Haechan? Ini pasangan sudah pas, laki-laki dan perempuan. Jangan membuat adanya perpecahan kelompok yang sudah di buat." Peringat sang guru kepada Lee Haechan.

Mark yang mendengar itu pun menahan rasa kesalnya. Kenapa tiba-tiba Haechan ingin menukar partner? Biasanya Haechan sangat suka apabila berkelompok dengan dirinya. Atau bahkan melakukan berbagai cara, agar bisa berkelompok dengan dirinya. Tapi kenapa malah di tukar, ketika Haechan sudah bisa berkelompok dengan dia dengan mudah.

Sebelum Haechan mengeluarkan protes, Sang Guru sudah lebih dulu mengintrupsi Haechan.

"Cha. Saatnya pemanasan sesama kelompok yang sudah di bentuk. Pertandingan akan di mulai setelah pemanasan. Kelompok 1 dan 2 akan bertanding, dengan saya sebagai jurinya. Serta kelompok 3 dan 4 akan bertanding, dengan Pak Chanyeol sebagai jurinya." Ujar sang Guru yang bernama Choi Minho.

Haechan menghembuskan nafasnya kasar, dan mulai berjalan ke arah Mark. Dia menjaga jarak dengan Mark, dan tentu saja membuat Mark heran bukan main.

Biasanya, Haechan langsung menempel kepada Mark. Atau malah sudah tersenyum kesenangan. Tapi apa yang Mark lihat saat ini?

"Mau siapa duluan yang pemanasan? Aku atau Oppa?" Tanya Haechan, membuat lamunan Mark buyar.

"Kau saja. Leadis first." Ujar Mark, yang mulai membantu Haechan pemanasan.

Setelah membantu Haechan pemanasan, sekarang gantian. Hachan akan membantu Mark pemanasan saat ini.

"Kau tau cara bermain basket?" Tanya Mark, di sela-sela pemanasannya.

"Kalau cara main basket sih tau. Tapi kalau cara bermain basket yang baik dan benar, sesuai dengan tekniknya? Aku tidak tau." Jawab Haechan.

"Aku akan mengajarkan-mu." Ujar Mark.

"Ck! Untuk apa? Toh ini hanya sparing biasa Oppa. Aku sudah tau cara mendrible basket, dan itu cukup untukku." Ujar Haechan.

"Ini bukan sparing biasa Haechan. Ada penilaian di dalamnya. Aku tidak suka nilai-ku jelek karena ini. Selain itu, bukankah kau tidak pernah mau kalah dalam berbagai permainan?" Ujar Mark, lalu menggandeng tangan Haechan, untuk mengambil bola basket yang sudah ada di pinggir lapangan.

"Karena kau sudah bisa menddrible bola. Aku akan mengajarkan-mu Lay up." Ujar Mark, memulai kursus singkat tentang basket, bersama dengan Haechan.

Haechan mulai mengikuti semua arahan Mark dengan sungguh-sungguh, dan tentunya menjaga jaran dengan Mark. Serta mencoba untuk fokus, karena ketampanan Mark.

"Ish. Bukan seperti itu." Ujar Mark, yang mulai mendekati Haechan. Mengambil tangan Haechan, dan meletakkan bola basket ke atas tangan Haechan.

'Ini terlalu dekat. Aku tidak kuat." Gumam Haechan, meringis karena kedekatan mereka saat ini.

Tubuh Mark yang mengungkung tubu kecil Haechan dari belakang. Membuat detak jantung Haechan berdetak tidak karuan.

"Awas!" Teriakan siswi, membuat Mark langsung mengubah posisinya.

Ia segera melindungi Haechan, dari bola basket yang akan mengenai Haechan.

*dugh* bola basket mendarat di tubuh belakang Mark. Membuat Mark meringis sejenak, merasakan sakit di tubuhnya.

Haechan yang mendengar itu pun langsung melepaskan kungkungan Mark.

"Yak! Kenapa Oppa malah melindungi-ku! Sakit bukan?!" Protes Haechan, yang langsung melihat punggung belakang Mark.

"Apakah sakit?" Tanya Haechan.

Mark langsung meringis, begitu tangan Haechan memegang punggungnya. "Sangat sakit. Tanggung jawab kau!" Ujar Mark.

Haechan memutarkan kedua bola matanya malas, dan segera memanggil Mina; kekasih Mark.

"Mina." Panggil Haechan, yang sukses membuat Mark memandangnya heran.

Kang Mina yang berasa namanya di panggil pun menoleh. Netranya menatap Haechan penuh tanda tanya.

Mina pun memghampiri Haechan, begitu melihat gesture tangan Haechan, yang menyuruhnya untuk mendekat.

"Kenapa?" Tanya Mina, begitu ada di hadapan Haechan dan Mark.

"Ini, kekasih-mu sakit. Bawa dia ke UKS." Titah Haechan, seraya mendorong Mark ke Mina.

"Sakit apa? Perasaan tadi baik-baik saja?" Tanya Mina heran.

"Dia habis berlagak seperti super hero. Menyelamatkan aku dari serangan bola basket." Jelas Haechan.

"Ya sudah ya aku tinggal. Oppa, terima kasih karena telah menyelamatkan aku." Ujar Haechan, lalu pergi dari hadapan Mark dan Mina.

"Ayo Mark." Ujar Mina, begitu Haechan pergi.

"Aku tidak apa-apa. Aku ke toilet sejenak." Ujar Mark ketus, lalu pergi meninggalkan Mina.

Sungguh, Mark sangat kesal dengan tingkah Haechan.

Ia meminta pertanggung jawaban Haechan. Eh Haechannya malah melemparkan tanggung jawab itu ke Mina.

Biasanya, kalau Mark kenapa-napa, Haechan selalu menjadi garda ke depan untuk membawa Mark ke UKS. Tidak memberikan Mina kesempatan sedikit pun.

Bukan hanya itu. Biasanya setelah dirinya selesai main basket, Haechan selalu memberikan Mark sebuah botol minum, serta handuk kecil.

Tapi apa sekarang? Haechan tidak melakukan hal itu lagi. Terlebih tadi Haechan terlihat sangat canggung, begitu dekat dengannya.

Mark tidak suka itu! Entah kenapa Mark tidak suka melihat perubahan Haechan.

Bukannya seharusnya Mark senang? Dirinya tidak lagi harus merasakan kerisihan begitu Haechan dekat dengannya.

Ya, karena biasanya Mark selalu merasakan risih ketika Haechan dekat dengannya.

Mark ingin sekali Haechan jauh dari dirinya. Tapi Mark tidak tau harus berkata seperti apa. Ia tidak enak karena Haechan adalah adiknya Hendery; temannya sendiri.

Dan ketika Haechan sudah berhasil menjauh, menjaga jarak, serta menjaga sikap? Mark malah seperti ini?!

"Arggh. Ada apa dengan diriku?!" Teriakan frustasi dari mulut Mark.

REGRET NOT REGISTATION - MARKHYUCKWhere stories live. Discover now