"Berhenti denial tentang perasaan lo, semakin lo denial semakin luka lo melebar."
"Apa gue harus larut dengan masa lalu? Yang gue butuhkan cuma bertahan untuk saat ini dan seterusnya. Sekarang gue gak hidup sebagai seorang Eunbelle yang harus egois tentang dia dan masa lalunya, tapi gue hidup sebagai ibu dari anak anak gue, dan istri dari Lee Taeyong. I feel sorry jeno, go eunbelle yang sekarang bukan eunbelle yang dulu kamu kenal,"
Eunbelle menarik jeno di sebuah lorong lalu menangkup kedua pipi saudaranya
"see? Eunbelle yang sekarang kamu lihat bukan Eunbelle yang lemah dan mengharuskan seorang Na Jaemin ada di sisinya untuk mendapat status bahagia, bukan juga Eunbelle yang menyakiti tubuhnya sendiri hanya karena semesta menolak permintaanya. Eunbelle yang kamu temui saat ini lebih kuat dari eunbelle yang sebelumnya kamu tahu meskipun hancurnya melebihi dari kehancuran dia yang dulu."
Go Eunbelle merapatkan pipi milik saudaranya dengan ceruk almond yang berkaca.
"meskipun sisi yang lo tunjukan saat ini adalah sisi terbuas yang pernah ada, gue tetap menganggap lo bisa hancur di genggaman tangan siapa saja."
"Jangan ikut campur urusan gue,"
"Lo tau?"
".."
"Lo yang gak bahagia, gue yang kecewa."
Eunbelle dibuat miris dengan sikap kepedulian Jeno yang melebihi batas.
"Makasih selalu datang tepat waktu." Hanya itu yang eunbelle bisa ucapkan, alih alih Jeno telah banyak membantunya.
Eunbelle melepaskan ceruk genggamnya di kedua pipi lelaki bermarga Jung disitu. Matanya tak lepas baik ia maupun lawan tatapnya masih saling memagut.
"Udah selesai kelas?" Pandangan diam mereka dibuyarkan oleh sosok laki laki dewasa yang menenteng tas ransel besar dan tas ransel kecil milik putranya, sedangkan satu tangan yang lain memegang lengan kecil buah hatinya.
"Kelas pertama dan terakhirku sama kamu pagi ini." Eunbelle meraih lengan milik suaminya memeluknya erat sembari menatap nyalang pada Jeno. Eunbelle menggenggam jari jemari milik laki-laki yang lebih besar dari jari seukuran ranting miliknya.
Lee Taeyong menatap Jeno saat itu juga bertanya tanya kenapa istrinya masih sempat menemui laki-laki ini di fakultas dengan gedung yang berbeda.
Tak menaruh curiga, Taeyong yakin tidak ada laki-laki yang perlu dia anggap sebagai ancaman kecuali mendiang Na Jaemin.
Jeno menatap cara Eunbelle memegang jemari Lee Taeyong, ia benci dengan perlakuan kecil yang diberikan gadis itu pada suaminya sendiri.
"Namatu bobo!" sapa eldebo dengan menyodorkan telapak tangan kecilnya pada bobo meminta tos
"Amu tepok ditini loh bia biwa tos namana!" teriak bobo namun Jeno diam tanpa memberi tanggapan.
"Jen," panggil eunbelle pada jeno yang berdiam diri memandang bocah kecil disitu.
"Gue gasuka anak kecil,"
Eunbelle mengernyit bagaimana dia mengatakan tidak menyukai anak kecil saat memberikan harta dan waktu pada putri bungsunya dan taeyong.
"U kidding me? Bluben juga anak kecil."
"Shes the only exception."
"Jauhin anak anak gue." Taeyong menggendong eldebo yang masih menunggu jeno menyambar tangan mungilnya.
"Gue gak bakal nyentuh anak-anak lo."
Jung Jeno memiliki alasan untuk membenci apa yang harusnya dianggap wajar, ia juga punya alasan tersendiri untuk memberi prioritas utama kebahagiaan Go Eunbelle. Di luar dari praduga sang gadis ataupun sisi pengamat yang lainnya apa yang dilakukan Jeno tentu salah dan tidak seharusnya ia berkecimpung dalam urusan rumah tangga milik saudari tirinya.
Sifat Jung Jeno bukan sebuah kesalahan, namun sebuah peran.
Berangsur langkah mahasiswa kedokteran menjauh dari tempat semula ia berdiri. Tanpa sadar tangan milik taeyong tengah digenggam lebih erat oleh eunbelle yang tak menyadarinya.
"Aku baru inget dulu dia juga begitu sama santang."
"Kenapa?"
"Gapapa."
Sementara Eunbelle dia juga memiliki alasan untuk bertahan dengan sosok yang saat ini ia genggam tangannya, meskipun semesta tak akan berdusta bahwa sosok inilah yang menghancurkan separuh hidupnya tak bersisa.
Separuh jalan ketika tapakku berada dalam terowongan akan aku tempuh terus meskipun bersama gelap.
Karena jika diam tubuhku menjadi mangsa makhluk yang lebih jahat dari sebuah gelap.
-Go Eunbelle
---0---
Terimakasih masih mengikuti salah naskah musim kedua ~^♡^~
Script Swift adalah pembebas teori dari sn tapi.. dengan kondisiku yang agak carut marut ini rupanya aku menahan teori teori script swift sampai keadaanku membaik kawan.. huhu emfully sorry
walaupun cerita ini sudah terploting sampai akhir rasanya be-rat, iya berat mau nunjukin kalian akhir dari cerita ini. Suatu saat aku bakal menyelesaikan ini dan kalian akan menyadari sesuatu dengan jalan yang kupilih dengan mengetik kalimat ini hehew >3
Caky mau menghibur kalian dulu lewat work ini karena work ini adalah yang paling cocok untuk slice of life dibanding work ku yang lain, apalagi sebentar lagi puasa kalau puasa-puasa bikin kalian emosi nanti caky bergelimang dosa. Jadi mari kita berbahagia dengan work ini sebelum kita tutup dimensi Salah Naskah.
Karena itu script swift next chapter berupa one shoot sama seperti special chapter yang rilis sebelumnya
(sejenis butterfliesfull pregnancy). Jadi sementara episode ss selanjutnya berupa chapter yang ringan-ringan 'agak' menghibur gitu kawan, macem episod upin ipin gitulah kurang lebihnya tanpa mengubah plot 🍦
Maaf harus mengecewakan dengan menunda akhir.
Sekian. Terimakasih banyak.
Aku juga bakal up Retelldress juga setelah ini
See u 🌈🖤💜💙💚❤🧡💛🌈
YOU ARE READING
Script Swift
General FictionKita memang terlihat bahagia, tapi... Hai naskah, aku sudah sampai rumah. Go Eunbelle From: Script Swift (2021) ????cover by: naa.graphic
2.13 Memudakan Diri
Start from the beginning
