46. Surat Rahasia

Mulai dari awal
                                    

"Ara adalah gadis baik, lemah lembut, penyayang, dan lugu. Untuk lebih jelasnya, Mbak Rea bisa bertanya langsung dengan Mas Kelvin."

Rea menghela nafas, padahal dia berharap Bi Lastri tahu siapa perempuan bernama Ara itu. Tapi, bagaimana caranya dia bertanya pada Kelvin? Apakah Ara itu mantan Kelvin? Jika iya, rasanya begitu menyesakkan dada apabila mengingat semalam Kelvin seperti sangat sedih.

"Ara mantannya Mas Kelvin ya, Bi?" Sakit rasanya saat bertanya seperti ini.

"Bibi balik ke dapur dulu ya, Mbak. Masih banyak yang harus di kerjakan." Bi Lastri tiba-tiba saja pergi dari hadapannya, membuat Rea menghela nafas berat.

Kenapa Rea merasa Bi Lastri seperti menghindari pertanyaan? Apakah benar Ara itu mantannya Kelvin? Semua membuat Rea jadi pusing saja.

"Apa nanti aku tanya Mas Kelvin aja ya," gumam Rea.

Sedangkan di sisi lain, Bi Lastri tampak tidak enak hati dengan Rea. Karena dia tidak bisa menyatakan hal yang sebenarnya siapa itu Ara. Karena jika dia mengatakannya, pasti Rea akan membahasnya dengan Kelvin, atau menyalahkan Kelvin karena tidak pernah berbicara kepadanya. Bi Lastri hanya takut nantinya akan berakibat buruk kepada kondisi Kelvin saja. Memang lebih baik jika Kelvin yang menjelaskannya saja.

Lagian dia juga orang luar, bukan bagian dari keluarga ini. Walaupun memang sudah bekerja lama untuk keluarga Kelvin. Bi Lastri merasa tidak mau ikut campur dalam urusan keluarga mereka.

"Maafin Bibi ya, Mbak. Tapi percayalah, Mbak Rea itu perempuan yang beruntung karena Mas Kelvin sangat menyayangi Mbak Rea," gumam Bi Lastri sembari menatap Rea dari kejauhan.

***

"Bagaimana, Pak Kelvin?" tanya seorang karyawan di ruang rapat.

Sekarang rapat dengan devisi pemasaran sedang berlangsung. Tetapi, sedari tadi Dea menatap bosnya itu seperti tidak fokus. Bisa dikatakan tidak memperhatikan rapat. Terlihat sekarang Kelvin tidak menyahuti perkataan karyawan tadi, dia hanya diam dengan pandangan lurus ke depan.

"Sut." Salah satu karyawan menyenggol lengan Dea, lalu pandangannya ke arah Kelvin, seolah bertanya ada apa dengan Kelvin hari ini.

Dea mengelengkan kepalanya sebagai jawaban. Dia sendiri saja juga tak paham apa yang sedang terjadi.

"Apa Pak Kelvin lagi bertengkar sama Rea, ya," batin Dea.

"Maaf, Pak Kelvin." Karyawan yang menjelaskan presentasi itu tampak mengeraskan suaranya.

Kelvin sadar, tatapannya seperti orang bingung. Membuat seluruh karyawan semakin keheranan saat melihatnya.

"Sepertinya rapat hari ini di tunda saja, saya sedang tidak enak badan."

Kelvin langsung bangkit dari duduknya dan keluar dari ruang meeting. Membuat semua orang semakin terheran.

"Pak bos kenapa tuh, De?"

"Ya mana gue tahu, dari tadi berangkat juga kayak gitu sikapnya."

"Lagi marahan sama bininya kali ya."

"Udah deh, mungkin emang lagi gak enak badan. Yaudah gue duluan kalau gitu." Dea keluar dari ruang rapat dan menuju ke dapur.

Di perjalanan Dea masih berpikir, tidak mungkin juga dia bertanya kepada Kelvin apa masalahnya. Tidak mungkin juga bertanya pada Rea mereka kenapa. Namun jika begini, jadwal Kelvin untuk hari ini di kantor bisa berantakan. Apalagi hari ini Kelvin banyak rapat dengan klien di luar kantor nanti.

Dea membawakan segelas teh hangat ke ruangan Kelvin. Sekaligus melihat bagaimana keadaan Kelvin, karena kan tadi mengatakan sedang tidak enak badan. Setelah mengetuk pintu dan mendapatkan persetujuan masuk, Dea langsung masuk ke ruangan itu.

My Boss Is My Secret Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang