Chapter 11

2.8K 268 58
                                    

JenSoo ♥️

Happy reading all.....

_________________________

Jisoo merasa aneh dengan Jane hari ini. Pria muda nan polos yang sudah resmi menjadi suaminya itu sejak tadi menciumi pipi, kening dan juga bibirnya. Bahkan dengan wajah polos, pria itu terus melakukannya. Dan Jisoo yang tak berkomentar, malah membuat Jane semakin ingin melakukannya terus menerus. 

Bahkan saat keduanya berada di kamar, dengan Jisoo yang merapikan pakaian Jane, sesekali juga pria polos itu tetap menciumi wajah istrinya. 

"Kau suka sekali menciumku sejak tadi?" Jisoo akhirnya berbicara tentang kelakuan aneh Jane.
"Lim bilang, jika aku mencium Sooya dengan lembut dan sesering mungkin, Sooya akan jatuh cinta denganku. Dan Sooya tak akan meninggalkanku. Jadi aku melakukannya sesering yang aku bisa." Ucapnya dengan polos penuh kejujuran.
"Dia bilang seperti itu?" Jane mengangguk.

Jisoo menyelesaikan kegiatannya merapikan pakaian Jane. Dia menatap ke arah Jane, lantas sedikit berjinjit untuk mencium bibir suaminya. Tangannya mengalung indah pada leher suaminya. 

"Kau tak perlu melakukannya sesering mungkin. Kau sudah melakukannya setiap pagi siang dan juga malam. Jadi tak perlu melakukan hal itu lebih sering. Toh, aku tetap akan menjadi milikmu dan itu tak akan merubah apa pun. Aku tidak akan pergi kemana pun, aku tetap di sini, menjadi istri dan juga Ibu dari anak-anak kita nanti." Ucap Jisoo begitu manis.

Jane hanya tersenyum, ia merasa panas pada bagian pipi. Sebut saja ia tengah merona, saat Jisoo mengatakan hal yang begitu manis untuknya. 

Jisoo yang teramat gemas dengan tingkahnya, lantas kemudian memberi kecupan di bibir tebal suaminya. 

"Nanti setelah lulus sekolah, aku akan bekerja di perusahaan Appa. Katanya seorang suami harus bekerja, bukan? Jadi aku akan bekerja di kantor Appa, dan kamu tidak perlu lagi bekerja."
"Bagaimana dengan kuliahmu?"
"Aku kan kuliah sambil bekerja. Aku juga sudah bilang pada Lim, agar dia saja yang menggantikan kamu. Dia setuju kok."
"Kamu yakin tak akan lelah?" Jane menggeleng.
"Aku kan kuat, jadi tak perlu khawatir."

Jisoo mengangguk, pertanda menyetujui keputusan yang di ambil Jane. Ia memeluk tubuh tegap suaminya. Sejujurnya, semakin hari Jane semakin menjadi. Ototnya telah terbentuk sempurna, entah di bagian lengan atau pun perut. Jane benar-benar berubah.

Hanya saja, sifat polos pria itu saja yang belum berubah sama sekali. Entah apa yang terjadi, bila mana Jane sudah berubah total. Bisa saja, lelaki itu yang akan berbalik mendominasi semuanya. 

"Kita mau kemana, Sooya?"
"Ke pesta pernikahan Irene dan Seulgi. Jadi, kau harus ikut denganku, karena kau pasanganku." Jane mengangguk.
"Irene Nuna sudah akan menikah?"
"Iya. Dia sudah hamil sekarang."
"Lantas kapan Sooya juga akan hamil?" Tanya Jane penuh kepolosan.
"Belum waktunya. Tapi nanti malam, aku akan memberikanmu hadiah."
"Hadiah apa?" Jane bertanya antusias. Ia suka hadiah.
"Hadiah yang pasti tidak akan kau lupakan. Dan jika Tuhan berkehendak, hadiah itu akan terjadi di perutku." Bisik Jisoo tepat di telinga Jane, setelah itu mengecup kecil telinga suaminya.
"Engh…. Perut?" Jane merasa geli dengan kelakuan Jisoo. Dan Jisoo hanya terkekeh menatap tingkahnya. Tanpa menjawab kebingungan pria itu, Jisoo menarik tangan suaminya.

.*.*.*.

Tampak sangat ramai dan penuh dengan lautan manusia, pesta pernikahan Irene dan Seulgi membuat Jane begitu mengagumi dekorasi yang di buat seindah mungkin. Ia sangat suka.

Sedari tadi, ia berjalan di samping Jisoo. Serta mengagumi dekorasi pernikahan itu. Matanya juga sesekali mengitari manusia yang datang ke pesta pernikahan Irene dan Seulgi. 

My Little Husband || JenSooWhere stories live. Discover now