29

120 21 1
                                    

HAPPY 3K READERS !! makasih semuaaa 💗💗💗

hai ! balik lagi manteman 👋🏻👋🏻 btw fiance aku unpublish dulu ada orang deket yg plagiatin 😭capek² mikir plot tapi dicontek rasanya pengen nangis 😭

jangan lupa bsk tanggal 5 jam 10 pagi ada Mino di acara 88rising !

Irene diantar oleh Mino sekitar jam 7 malam, karena ibu Irene tidak dirumah Mino menolak untuk mampir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene diantar oleh Mino sekitar jam 7 malam, karena ibu Irene tidak dirumah Mino menolak untuk mampir.Jadi ia langsung pulang.Namun sebelum ia pergi ia mengatakan bahwa ia siap mendengar cerita Irene kapan saja.

Setelah membersihkan make up dan mandi, Irene merebahkan tubuhnya di atas kasur.Tiba-tiba ia teringat soal surat Jaehyun.Ia pergi ke gantungan tas-tas miliknya, ia mengambil tas yang waktu itu ia pakai.

Irene membongkar isi tas itu dan benar saja surat itu ada disitu.Irene membuka surat itu setelah duduk di atas kasurnya.Ia menghela nafas dalam-dalam sebelum akhirnya ia keluarkan perlahan.

To : Irene

Aku tahu mungkin aku tidak pantas untuk mengatakan ini Ren, aku tahu aku sangat keterlaluan kepadamu.Maafkan aku karena obsesiku terhadapmu malah membuatmu menjadi trauma dan terluka.Kau boleh membenciku Ren, karna itu pantas untukku.Tapi ijinkan aku tetap mencintaimu.

Dan jagalah dirimu Ren..

Maaf aku tidak bisa melindungimu darinya, berhati-hatilah dengan Suho dan sebisa mungkin menjauhlah darinya, Kim Suho dia adalah manusia yang kejam bahkan ia tidak bisa disamakan dengan manusia..ia lah yang menculikmu dan membunuh Jung Chanwoo..

Segeralah katakan pada kekasih polisimu itu tentang hal ini..sekali lagi jaga dirimu Ren..

Jaehyun

Tangan Irene bergetar setelah selesai membaca surat dari Jaehyun.Memang harusnya Irene bilang saja pada Mino tadi.Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi, Irene merasa was-was.Ia meletakan suratnya dikasur lalu pergi ke dapur untuk mengambil pisau.

"Tenang Irene tenang" Irene mencoba memberi instruksi pada dirinya untuk tetap tenang.

Ia berjalan mendekati pintu rumahnya, bel kembali berbunyi."Siapa disana?"

"Irene ini aku" Suara yang tidak asing untuk Irene.

Irene menghembuskan nafas gusar, ia menyembunyikan pisau di balik punggungnya dan membuka pintu perlahan.Ia hanya membuka sedikit.

"Kau meninggalkan sapu tanganmu di mobilku"

Suho mengeluarkan sapu tangan pink pastel milik Irene dari kantong celananya.Ia mengacungkan sapu tangan itu di depan Irene yang masih ketakutan.

"Hah tapi aku sedang tidak mood, jadi aku pergi dulu ya"

Suho meletakkan sapu tangan itu ke tangan Irene.Lalu pergi meninggalkan Irene tapi sebelum itu ia tersenyum kearah Irene yang sangat sulit diartikan.

Setelah Suho pergi Irene langsung mengunci pintunya dan pergi ke kamar dengan membawa pisau ditangannya.Ia takut kalau nanti Suho kembali.

Irene meremas sapu tangannya tadi, tapi ada yang aneh seperti ada yang basah di sapu tangan itu.Pelan namun pasti Irene membuka sapu tangan itu.Ternyata ada tulisan didalamnya, yang lebih mengejutkan tulisan itu berasal dari darah.

mulut adalah gerbang yang membawa bencana dan lidah adalah pedang yang dapat membunuh.Tutup mulutmu, lidahmu dan kamu akan aman

(dikutip dari surat perintah Raja Yeongsan)

Irene mengambil ponselnya di atas nakas dan menekan nomor Mino.Butuh waktu lama sampai akhirnya Mino mengangkatnya."Mino-ya ?" Suara Irene bergetar.

"Ada apa? Kau kenapa??" Merasa ada yang aneh dengan suara Irene.

"Aku takut, ibu akan pulang besok.Bisakah kau menginap disini?"

Mino tertawa kecil disana."Baiklah aku akan tiba secepatnya"

"Emm"

🔥🔥🔥

Tanpa Mino ketahui selama perjalanan menuju rumah Irene, ia diikuti oleh mobil hitam yang dikendarai oleh Suho.Dikursi penumpang sudah ada pisau tajam yang sudah ia siapkan.

Mobil Mino berhenti di depan rumah Irene, ia sudah menghubungi Irene untuk membukakan pintu.Saat Irene membuka pintu ia terkejut ada Suho yang berdiri tidak jauh dari situ.

"Hey? kenapa kau menatapku seperti melihat hantu?" Tanya Mino menyadarkan Irene.

"Ah tidak apa-apa"

"Apa ada yang salah?" Mino berniat menoleh kebelakang tapi Irene mencegahnya.

Irene memeluk Mino erat, ia masih bisa melihat Suho tersenyum dengan tangan telunjuk di bibirnya.Tangan kirinya menggenggam pisau.Seperti mengisyaratkan Irene tetap diam atau ia akan mati.

"Apa kau akan memelukku sepanjang malam seperti ini? disini?"

Irene melepas pelukannya lalu membawa Mino masuk dan mengunci pintu.Ia menyuruh Mino untuk duduk di ruang tv sebentar selagi Irene membuatkan minum.

"Kau yakin hanya ketakutan karena dirumah sendiri? atau ada yang lain?" Tanya Mino.

"Aku tidak apa-apa hanya takut dirumah sendiri, minumlah selagi hangat" Irene berusaha tersenyum.

"Aku tidak apa-apa hanya takut dirumah sendiri, minumlah selagi hangat" Irene berusaha tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4 Februari 2022

 𝙙𝙚𝙨𝙩𝙞𝙣𝙮 ; 𝙢𝙞𝙣𝙧𝙚𝙣𝙚✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang