34. Penolakan Callum.

11 7 2
                                    

🦇🦇🦇

Callum pergi menuju Bukit Aase untuk bertemu dengan Sean. Dia akan memberitahu semua ini pada sahabatnya. Hanya Sean lah yang bisa di percaya sekarang.

Memberitahu keenam saudara atau orang tua Callum tidak akan berguna apa-apa. Mereka semua dalam kendali kegelapan. Pasti tidak ada yang percaya dengan penjelasannya.

Sean mungkin layaknya orang asing, tapi keberadaannya sangat diperlukan. Babeldoab sendiri yang mengutusnya. Sehingga tidak perlu diragukan kesetiaan dari Sean.

Aroma dari Sean tercium di hidung Callum. Jarak keduanya hanya tinggal beberapa meter saja. Ia mempercepat gerakan kedua sayap yang dimiliki dengan penuh semangat.

Benar saja. Sean berada di perbatasan dengan tiga perempuan. Tenang saja. Sean bukan playboy. Dia adalah vampire setia. Callum yakin dengan hal itu.

Callum mengerakkan sayapnya untuk turun. Pandangan tertuju pada vampire perempuan yang ada di Duibhshith. Entah kenapa vampire tampan ini merasakan sesuatu yang berbeda.

Callum sudah berada dibawah. Dia kembali menjadi tubuh seorang manusia, manusia penghisap darah. Bukan lagi seorang kelelawar yang mengerikan.

"Callum, lihatlah! Mereka berdua dan si Helena sengaja melakukan ini," adu Sean.

"Tidak. Itu tidak benar. Tolong dengarlah, kami dulu!" pinta Thea.

"Kalian pasti melakukan sesuatu yang buruk kepada Callum," simpul Sean.

"Jangan terburu melakukan sesuatu Sean! Semua ada penjelasannya." Dengan bijaknya Callum berkata. Ia tidak merasakan kekuatan jahat atau buruk yang ada pada ketiga vampire dihadapannya.

"Kami memang sengaja melakukan ini karena butuh bantuan," ucap Helena.

"Bantuan yang bisa kami lakukan untuk kalian?" tanya Callum.

"Kami ingin kau membebaskan tanah Duibhshith dari belenggu kejahatan Bhramar," jawab Helena.

"Bhramar? Dia bukannya raja dari Duibhshith?"

"Dia bukan raja. Tapi penjahat, penjahat yang abadi," sahut Gaia.

"Bagaimana kami bisa yakin tentang penjelasan kalian? Bisa jadi kalian berbohong," cetus Sean.

"Memori. Aku bisa menjelaskan itu semua dengan memori ingatanku."

Kemampuan supranatural untuk memperlihatkan memori ingatan jarang dimiliki oleh para vampire. Kemampuan tersebut juga tidak diajarkan dalam pembelajaran. Tanpa ada yang tahu, Callum juga memiliki bakat tersebut. Kemampuan ini biasanya juga dapat menembus pertahanan mental musuh.

Callum menatap Sean. Terlihat dari wajah sang sahabat yang tidak percaya dengan penjelasan ketiga vampire perempuan yang ada ditempat tersebut. Callum meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja.

Sean masih tidak percaya dengan ketiga vampire asing yang ada didekatnya. Akan tetapi, dia mempercayai Callum lebih dari apapun. Ia hanya takut bila ketiga vampire asing memanfaatkan kepolosan Callum.

Detik kemudian, Callum berjalan perlahan menuju wilayah Ramvelden. Dia sudah memiliki ijin untuk memasuki wilayah tersebut.

Callum menghadap ke Helena. Selangkah demi selangkah tubuh mereka makin mendekat. Ia mengulurkan tangan agar Helena bisa berbagi memori ingatannya.

Di tempat yang saja, Helena memandangi muka Callum. Sekilas tujuannya tidak terpusat. Aroma wangi dari tubuh Callum membuat Helena makin teralihkan.

Ingatan tentang kedua orangtuanya yang masih berada di penjara Duibhsith membuat Helena kembali fokus dengan tujuan. Helena bukan harus membebaskan kedua orangtuanya, melainkan seluruh jiwa yang tidak bersalah dari kejahatan Bhramar.

Helena menatap tangan Callum yang sudah diulurkan. Ia hanya bisa berbagi bila memegang pipi. Bukan tangan. Tangan Helena sudah berada di pipi Callum.

Callum sedikit tersentak kaget. Namun, dia merasakan kekuatan yang luar biasa oleh Helena. Vampire perempuan yang ada dihadapannya bukan penjahat, tapi korban dari kejahatan.

Memori ingatan Helena menuntun Callum untuk melihat apa yang dirasakan oleh Helena dari masa kecil. Terlihat banyak kekacauan, teror, dan pembunuhan yang terjadi di tanah Duibhshith. Pasukan bertopeng menyerang warga yang tidak mau berpihak kepada mereka. Tidak ada belas kasihan sama sekali.

Di memori tersebut terlihat ada dua orang pasangan suami-istri yang sedang bersembunyi. Sang suami mengatakan agar istrinya kabur ke Remington atau Ramvelden untuk bersembunyi sementara waktu istrinya tengah hamil. Anak yang ada dalam kandungan tersebut harus aman karena nantinya yang akan membebaskan Duibhshith dari cengkraman Bhramar.

Memori itu terhenti. Helena menjauhkan tangannya dari pipi Callum. "Kedua suami istri itu adalah orangtuaku. Sekarang mereka ditahan dalam penjara."

"Bagaimana kau bisa selamat?" tanya Callum.

"Semua berkat bantuan dari Karaine."

"Lalu mengapa kau bisa bersama Raja Dustin?" Giliran Sean yang bertanya.

"Karaine juga menitipkan ku kepada Raja Dustin," ujar Helena. Pandangannya tertuju pada Callum, vampire yang menjadi harapan untuk membebaskan jiwa yang tak bersalah di Duibhsith. "Bagaimana Callum? Apa kau dan temanmu itu akan  membantu kami?"

Sorot mata Callum terarah kepada Helena. "Maaf, kami tidak bisa."

Empat kata yang membuat ketiga vampire perempuan yang ada di perbatasan Remington dan Ramvelden syok berat. Hanya bisa menggelengkan kepala kala mendengat penuturan Callum yang menolak membantu.

Callum terkenal akan kebaikan dan kebijaksanaan. Namun, dimana semua itu sekarang? Bagaimana bisa Callum menolak menolong makhluk yang membutuhkan pertolongannya? Ada apa dengan Callum?

Eternity Bond's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang