Pertandingan dimulai. Ini adalah pertandingan 8 besar. Jika SMA kami menang, maka akan masuk ke 4 besar atau biasa disebut Fantastic Four. Rasanya sama seperti 2 tahun lalu, hanya saja kami duduk di bangku penonton bukannya suporter. Tim basket tahun ini terlihat lebih hebat dengan kerja sama yang baik, dan Hansel pun masih terlihat mencolok di antara yang lain. Baru 25 detik berjalan, SMAKTA berhasil mencetak 3 angka berkat lemparan Hansel dari garis setengah lingkaran. Hal tersebut mengundang semangat teman-temannya, juga para suporter yang kini berteriak dan bertepuk tangan kagum. Hansel kembali berlari lincah men-dribble dan menghindari lawan, kemudian lagi-lagi dengan mudahnya Hansel mencetak 2 angka melalui shoot under ring. Dengan tingginya, tentu mudah untuk mencetak skor.

"Nomer tiga puluh siapa sih?! Keren banget!" Wina sedikit berteriak agar suaranya terdengar diantara seruan suporter.

Aku menggeleng, lalu mengarahkan dagu ke Somi, gadis yang mirip dengan Wina, yang mengetahui semua nama orang dan gosip yang beredar. "Tanya aja dia,"

"Justin ituu. Baru masuk basket taun lalu. Emang keren diaa," jawab Somi, seorang gadis yang tahu segalanya.  Bahkan setelah ia lulus, ia masih tahu apa yang terjadi di SMA.

"Ohh, pantes pas dulu gak pernah liat. Anjayyy, keren banget,"

Benar, pemuda bernomer punggung 30 juga mengalihkan perhatianku. Walau tidak selincah Hansel, tetapi dengan tinggi dan kerja sama yang baik, ia sangat penting di tim tersebut.

Babak pertama dimenangkan oleh SMA Bakti Bangsa, dengan selisih 4 angka. Tim basket tampak senang, tetapi menahan diri agar tidak terlalu antusias. Masih babak pertama, tidak ada yang tahu hasilnya nanti.

Dari cara Hansel menyemangati teman setimnya dan memberi pengarahan, aku semakin yakin bahwa ia adalah ketua tim dari pertandingan ini. Sama seperti Marcel tahun lalu, walau ia bukan ketua tim basket SMAKTA, tetapi ia menjabat ketua tim basket yang pertanding di danceandbasketleague. Ketua tim basket SMAKTA dijabat oleh siswa kelas 11, sedangkan ketua tim basket yang pertanding di danceandbasketleague dijabat oleh siswa kelas 12. Bisa dibilang, akan ada 2 ketua tim.

Tahun ini, Hansel bernomor punggung 21. Dibanding tahun lalu, tubuhnya terlihat lebih berisi karena otot lengannya yang menjadikan tubuhnya tampak kokoh. Potongan rambutnya juga berbeda, kali ini dipotong sedikit lebih pendek. Selain itu, ritme permainnya lebih santai, tampaknya mereka yakin akan menjadi pemenang.

2 tahun telah berlalu. Banyak yang telah berubah, banyak juga yang masih sama. Dalam jangka waktu tersebut, aku memberanikan diri ke psikiater setelah merasa keanehan dalam perubahan emosiku, dan aku didiagnosis mengidap bipolar, yaitu gangguan perubahan emosi atau suasana hati yang drastis. Awalnya, aku kira ini hanyalah mood swing biasa. Tetapi, suatu yang aneh pun terjadi ketika aku memasuki dunia perkuliahan. Ada bulan-bulan ketika aku merasa terpuruk, sedih yang terus-menerus, merasa bahwa tidak ada gunanya aku di dunia ini, hingga mempengaruhi kegiatan sehari-hariku dan menjadi tidak produktif. Lalu ada bulan-bulan ketika tiba-tiba aku menjadi sangat senang seakan aku adalah manusia paling bahagia di bumi, aku bertindak sesukaku, impulsif, dan produktif.

Psikiaterku mengatakan, ketika aku dalam episode mania atau masa-masa ketika aku merasa bersemangat, hal tersebut ditandai dengan aku yang berkata sesuka hati tanpa berpikir terlebih dahulu sehingga cenderung menyakiti perasaan lawan bicara, dan tindakan menghabiskan uang tanpa pikir panjang. Contoh sederhana yang sudah terlihat sejak SMA adalah ketika dulu aku menghabiskan uang untuk tiket pertandingan dan untuk mengapresiasi Marcel dalam bentuk traktiran, padahal masih ada hal yang lebih kubutuhkan. Hingga akhirnya, saat itu aku perlu membuka tabunganku untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

Berbanding terbalik dengan episode mania, maka ketika aku dalam episode depresi, maka aku akan merasa sedih yang dipicu stress, merasa kosong, hampa, dan merasa tidak berharga. Ketika aku dalam episode ini, biasanya aku tidak seceria biasanya, dan lebih banyak tersenyum palsu apalagi dalam membalas candaan yang dilontarkan teman-temanku. Aku pun juga cenderung menarik diri dari kehidupan sosial dan menangis sendirian di kamar.

Better Better; harutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang