"miaw anan lawi ayah biang! ndabowe lawi miaw anti patah aki mu!" bobo dengan sekuat tenaga melepas genggaman tangan ayahnya lalu mengejar Bona dengan kaki mungilnya yang berdecit-decit dan menyala-nyala. Seperti biasa barang norak dan luar biasa ini dibeli ibunya saat kemarin flash sale scopee.
Ya, masih mending cuma berdecit-decit dan menyala dikit-dikit, lhah ini sudah berdecit, lampu di sisi kanan dan kiri sepatunya sudah seperti senter penerang hidayah, terangg banget! ditambah warna warni seperti lampu diskotik.
"ndabowe jauh jauh maina, ayah ngajal ludu amu unggu di ini ayah ngajal dulu," ucapnya pada Bona membahasakan dirinya sendiri dengan sebutan ayah.
"atu mambah atu adawa matemathic," ucap bobo pada mahasiswa yang ia tatap random duduk di ruang tunggu luar kelas. Tampak kaget saat ada balita dengan sepatu diskotik seterang surgawi.
"amu oba jawab beapa pekalian yang sawatus libu!" tunjuknya pada mahasiswa tak berdosa disana, membuat Taeyong yang masih tertinggal di belakang bersama Ten hanya mengamati putranya sambil menggelengkan kepala.
"aku gabisa perkalian, aku bisanya mencintai kamu, jiakkhh slebewww!!" teriak salah satu mahasiswi disana sambil mengunyah wafer untuk mengganjal perutnya yang belum sempat sarapan karena bangun kesiangan.
sorry to sorry di SBU tidak ada anak kos yang mengenal awal bulan dan akhir bulan, bagi mereka semua bulan sama saja. Sama-sama digunakan untuk berfoya-foya. Mungkin ada yang ekonominya memprihatinkan, tapi hanya beberapa.
Jadi apabila di pagi hari mereka belum sempat sarapan itu bukan dari faktor kehabisan uang, tapi kehabisan waktu.
Ya ya ya..
Berapapun uang yang kamu punya, tidak akan bisa membeli sepernano detik waktu.
ngiaw
Bona bersuara lirih, mulai mengenal bobo karena saat ini kucing kecil itu mendusel sepatu bobo, namun agak terkaget saat sepatu itu kembali menyala saat melakukan pergerakan.
"miaw anan e telas, ayah edang mangajal amu wiat ayah tan tedang ajalkan pakalian!"
"yong..."
Pemilik rahang paripurna yang dipanggil sahabatnya segera mendekat kemudian,
"maaf ya, bobo jangan ganggu kakaknya,"
"apih bobo edang ajakan pakalian ayah! bobo kan ingin jadi ayah!" murkanya kemudian membanting tasnya ke sembarang arah.
Menyadari suasana tidak kondusif akibat perbuatan putranya, Taeyong Lee segera merengkuh tubuh kecil Eldebo.
"nggak papa pak, lucu kok anaknya moodbooster,"
Tidak tahu saja dia betapa moodbosternya salinan dia dimata warga penkos. moodboster stadium hampir meletus.
Bagaimana tidak ketiganya selalu mendatangi warga penkos door to door kalau tidak dibukakan kabel bel nya digigit sampai putus. Tapi kalau dibuka, akan lebih bahaya lagi, mungkin urat nadi penghuni yang digigit sampai putus.
Kalau warga lantai 8, khususnya Haechan menyebut peranakan lantai 10 adalah hewan buas yang harus dihindari saat bertemu di radius 2 meter
"mau ikut ke kelas?"
"ya tw,"
"tapi gaboleh berisik, main sama Bona di sudut kelas di bawah meja ayah."
"ya tw,"
Taeyong lebih memilih bernegosiasi seperti ini dan membawanya ke dalam kelas, karena dikhawatirkan apabila dibiarkan diluar, putranya akan membuat kekacauan lebih besar tanpa pengawasan.
YOU ARE READING
Script Swift
General FictionKita memang terlihat bahagia, tapi... Hai naskah, aku sudah sampai rumah. Go Eunbelle From: Script Swift (2021) ????cover by: naa.graphic
2.12 First Scene
Start from the beginning
