"kok echan di fisipol mork?"

"ada MKU yang belum lulus, dia ngambil kelasnya bang tiway, katanya biar enak ngurus karena punya channel, gatau aja dia, seprofesional apa suami lo by,"

"emang kalau di kampus dia masih kaku macem kanebo?"

"lebih killer, cobain aja."

"killer ke gue, gue cubitin anaknya sampe biru-biru!"

"Anak lo juga by,"

"Bukan!"

"LoL Ya terus anak siapa?!" bentak laki-laki disana sudah tak heran lagi, bagaimana bisa sahabatnya berakhir dengan orang yang dia benci mati-matian.

"mau gue kasih tau rahasia besar?" bisik Eunbelle mendekat menyingkap hoodie abu-abu milik Mark Lee yang baru saja ia tangkupkan di kepala.

"whats that?"

"sebenernya gue bukan ibunya,"

"wait.. whatt??!"

"sst!!"

"haha buna aja kelakuannya lo banget!"

"bluena bukan buna! lo pikir anak gue ibunya xabiru, terus xabiru jadi cucu gue dong berarti ya."

"bluena? blue? xabiru... look like a half of life,"

"wah! kenapa gue gak kepikiran ya... jangan-jangan bluben sama biru ditakdirkan bersama mark!"

"i don't think so," balasnya sambil bergidik ngeri, batin hati moengilnya kasian shabiru dan shava dapet anggota macem bluena.

Go Eunbelle mengikat rambutnya setelah menyampirkan helmet pada spion sebelah milik Mark Lee.

"Mark, lo jalan duluan, ntar gue ikutin,"

"this time apa alasannya?"

"aku mau benar-benar start darisini, memulai lembar baru." Balasnya yakin, kemudian berkaca di jendela kampus yang memantulkan dirinya.

"oke, gue anter ke kelas pertama lo,"

"tapi jaga jarak!"

"haha its ok."

"Mark gue masih layak jadi maba kan?"

"Dikit,"

"Perut gue kendor ga?"

"Coba liat,"

Eunbelle menyingkap kemeja nya memperlihatkan bekas tempat tinggal jimmy dan kawan kawan.

"Fak, ga dikasih tau jugaa!"

"Katanya mau liat!"

"Lo udah anak 3 jangan naif! rentan kriminalitas kalau lo nurut-nurut aja eunbelle!"

"Iya iya jangan marah-marah gue kaget,"

Mark memijit pelipisnya yang berdenyut-denyut mencoba menetralkan diri sehabis diberi asupan konten dewasa secara life.

"ck, yaudah anter gue."

Sesuai permintaan, si sulung Johny berjalan lebih dulu, sesekali dia menoleh melihat gadis pemilik sepatu putih disana benar-benar menjaga jarak lalu mengibaskan tangan memberi kode pada sahabatnya untuk terus berjalan.

Mark tersenyum, menenteng ransel di sebelah bahunya lalu mengarahkan dagu pada kelas di sisi kiri, melihat itu si gadis menyatukan ujung ibu jari dan telunjuk membuat keduanya melingkar.

perempuan lo masih sama Jaem

masih harus dilindungi, macem satwa liar yang hampir punah!

Script SwiftWhere stories live. Discover now