AlbianGel - 10

812 70 8
                                    

Malam ini hujan turun dengan derasnya membasahi bumi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam ini hujan turun dengan derasnya membasahi bumi. Angel, gadis itu berulang kali menghembuskan nafasnya pelan sembari mengusap kedua telapak tangannya. Lorong rumah sakit terlihat tidak begitu ramai, terhitung hanya beberapa orang yang duduk di kursi penunggu.

Angel melirik jam tangannya yang ternyata sudah menunjukkan pukul sembilan lebih tiga puluh satu menit. Kalian harus tau, jika jam tangan itu pemberian dari Albian Agaspati Danuar. "Lo harus pakai jam tangan pemberian gue. Karena gue mau, lo selalu ingat sama gue setiap waktu, setiap menit, bahkan setiap detik yang berjalan." Angel masih ingat jelas kata-kata Albian tempo lalu.

Saat berjalan menelusuri koridor rumah sakit, Angel mengingat akan suatu hal yang membuat dirinya menghentikan langkah kaki nya.

"Gue jadi ingat sama Ela, gimana kabar dia, ya?" Guman Angel lirih

"Temuin aja deh, siapa tau dia udah ada perkembangan." Imbuh nya.

Setelah itu, perempuan yang masih memakai baju seragam sekolahnya berjalan menuju ruangan Ela. Namun, lagi dan lagi langkahnya kembali berhenti, pandangannya beralih memperhatikan perawat rumah sakit yang berbondong-bondong membawa brankar seseorang di ikuti dengan dokter yang memasuki ruang operasi.

"Suster, pasien itu kenapa ya?" Tanya Angel kepada salah satu perawat yang bertugas.

"Pasien dalam keadaan kritis mbak, dan harus segera di tangani karena keadaan pasien sekarang dalam di ambang nyawa." Jelas suster itu.

Angel menggaguk singkat. "Oh gitu, Terimakasih sus."

Gadis itu kembali menatap pintu operasi yang tertutup.

"Semoga dia selamat." Rapal gadis itu, kemudian ia melanjutkan langkahnya ke ruangan Ela.

Ceklek.

Angel menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, terlihat ruangan VIP itu kosong, yang artinya tidak ada satu orangpun di sana. Angel menggerinyit bingung, padahal kursi roda Ela masih ada di sana. Namun kenapa brankar untuk Ela berbaring tak ada di sana?

Pikiran Angel tidak karuan di buatnya, ia kembali berfikir jika orang yang di bawah ke dalam ruang operasi tadi adalah Ela, anak kecil yang ia temuin beberapa hari lalu.

"Nggak, nggak mungkin itu Ela." Angel menggeleng tegas dengan jantung yang berdebar, berusaha menolak tegas pikiran negatifnya.

Angel berlari kencang menemui perawat yang sedang bertugas, gadis itu dengan nafas tersengal bertanya. "Sus, pasien yang ada di ruang VIP kenanga di mana ya? Kenapa brankar di sana nggak ada juga?" Tanya Angel.

"Pasien yang ada dalam ruangan VIP kenanga sedang menjalani operasi mbak, pasien mengalami kejang-kejang yang hebat sedari tadi. Dan dokter langsung bertindak cepat untuk melakukan operasi dari beberapa menit yang lalu."

Deg.

Mulut Angel rasanya keluh untuk mengeluarkan sepatah katapun, perasaan antara takut dan cemas menjadi satu di dalam diri Angel, ia kembali berlari menuju ruang operasi. Di sana terlihat jelas bahwa pintu masih tertutup rapat.

AlbianGel [Terbit]Where stories live. Discover now