AlbianGel - 1

1.4K 120 14
                                    

1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1. Awal kisahnya.

Pagi ini, suara anak burung berserta induknya terdengar berkicau saling sahut menyahut satu sama lain dari sarang nya. Sinar matahari dari ufuk timur menerobos masuk melalui sela-sela jendela kamar Angel. Merasakan itu, Angel terbangun, gadis itu mengucek kedua matanya dan menguap beberapa kali . Ah, ternyata pagi telah tiba. Namun, pagi kali ini tidak jauh berbeda dari pagi sebelumnya, terasa sangat melelahkan.

Angel memejamkan kedua matanya dengan kedua tangan merentang supaya otot-otot tubuhnya mengendor. Rasa nyeri di kepalanya belum hilang sejak tadi malam. Mengingat bagaimana papa nya menendangnya, membuat Angel tersenyum miris. Tuhan, beri saya kekuatan selalu, ya? Batin nya.

Brak!

"BANGUN, TAU DIRI KAMU JADI ANAK." Suara mengkagetkan itu berasal dari bentakan Nita. Angel tahu mama nya baru saja menendang keras pintu kamar Angel yang terkunci. Wanita paruh baya itu memang sungguh keterlaluan, pagi-pagi buta seperti ini sudah marah-marah? Huh, mau marah pun Angel juga tidak ada hak, yang ada dirinya nanti kena hukuman.

"Selalu tersenyum walaupun itu menyakitkan."

Iya, itulah kalimat yang selalu Angel katakan di dalam batinnya. Meskipun selama ini Angel selalu mendapat perlakuan kasar dari keluarganya, itu sama sekali tidak membuat Angel putus asa.

Lihatlah, gadis itu justru mempunyai semangat untuk terus melanjutkan perjalanan hidup nya.
Angel keluar kamar mengerti apa yang mama nya kata kan. Tak lain, mamanya itu pasti menyuruh Angel bersih-bersih sebelum berangkat sekolah.  Kata itu sudah menjadi makanan setiap pagi untuk Angel. Angel dulu sering bingung mengapa mamanya selalu menyuruh Angel seperti layaknya pembantu, padahal kakaknya sama sekali tidak di perlakukan sepertinya? Ingat, itu pikiran Angel yang sudah lama, lambat tahun Angel sudah terbiasa dan mengerti apa yang sebenarnya terjadi di dalam keluarganya ini.

Angel menunduk lemah, gadis itu menatap iri kakak nya yang di bangunkan mama nya penuh dengan kasih sayang. Tuhan, kapan aku mendapatkan perlakuan itu dari mama? Batin nya, lagi. Tak ingin membuat hati nya semakin sakit, Angel melangkah menuruni anak tangga menuju lantai bawah, dapur adalah tujuan utamanya kali ini.

Setelah selesai menyelesaikan pekerjaan rumah, seperti memasak, menyiapkan sarapan untuk seluruh anggota keluarga, Angel kembali memasuki kamar nya guna membersihkan badan dan bergegas untuk berangkat sekolah.

Saat hendak berangkat, Angel mengoleskan sedikit lipglosh agar tidak terlihat pucat. Satu, dua, tiga, hingga empat detik. Angel menatap memar nya yang terlihat jelas di lengan, hal itu membuat Angel mengambil hodie dan memakainya. Angel tidak ingin luka memar di lengannya nya di ketahui oleh teman-temannya nanti di sekolah.

AlbianGel [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang