53. FOR MY LOVE

Mulai dari awal
                                    

"Gue minta satu hal boleh kan?" tanya Mutia.

"Iya."

"Jangan pernah lo ngusik hubungan gue sama Kak Heaven. Dan kalau itu terjadi, gue, Vivian, gak segan segan ngancurin hidup lo," ucapanya sangat serius.

"Gak akan, gue bersumpah. Lo udah bebasin gue dari hukuman penjara, lo udah biayain rumah sakit gue sekaligus nenek gue pun, gue udah sangat berterimakasih,"

"Bagus. Thanks buat semuanya. Lo juga yang bikin gue kuat kaya sekarang ini, next jangan sekali kalinya lo ngebully orang, bukan apa apa itu malah ngerugiin lo sendiri," pesannya lagi.

"Oke, thanks ya. By the way, gue cabut dulu. Sekalian  mau pamit, gue mau pindah ke bandung buat kuliah disana."

Mutia mengangguk, "Semoga hidup lo lebih baik lagi disana."

Setelah kepergian Scarlett, keduanya saling pandang sembari tersenyum simpul.

"Tetep jadi sahabat gue sampe kapan pun Vi," ucap Mutia begitu tulus.

"Pasti."

•Heaven•

"Bisiti!" Seru Heaven yang baru saja selesai mandi. Cowok itu kalau sore kan ritual renang bersama kucing kesayangannya, kadang Puspita sampai ngumpet saking muaknya.

"Jangan teriak teriak Kak," sahut Mutia berusaha tidak kesal.

"Pada kemana elah," Heaven menuruni tangga dengan raut yang tidak menyenangkan.

"Bibi tuh tadi ijin ke Mutia mau healing sebentar sambil bawa puspita muter muter taman komplek."

"Elah sok healing segala, kerja disini udah paling, bonus udah gue tambahin setiap bulan masih sok setres," Heaven dengan kesalnya menjatuhkan tubuhnnya ke sofa. Padahal cowok itu minta dibuatkan susu coklat manis, tapi malah Siti cs tamasya, mana membawa puspita. Kan jiwa ingin menjahili puspita tidak tersalurkan. Syalan.

Ya stres lah, orang kelakuan kamu gak ada bener benernya sama sekali.

"Kamu kenapa? Komuknya gak ngenakin banget," dengan sabar Mutia mengelus rambut suaminya.

"Pengen..."

"Susu?" tebak Mutia melihat gelagat cowok itu.

"Yang dari sumbernya,"

"Ih, ya udah gak jadi ku bikinin."Mutia langsung bad mood seketika.

"Sial, punya istri kerjaanya ngambek! Kurang kurangin ngapa sih Ya' mau lo baby kita juga ikut judes,"

"Makanya gak usah bikin aku kesel, aku udah berusaha banget ini sabar sabarin kamu."

"Ck, sama."

"Harusnya kamu ngeluluhin hati aku tahu, pas ngambek bukanya dibaik baikin malah dibikin tambah kesel,"

Heaven mendekat, meminta di suapi jajanan yang dimakan Mutia.

"Emang beneran gak bisa apa Yang?" tanya cowok itu dengan nada yang menginginkan sesuatu.

Heaven sebenarnya sudah kelabakan dari tadi, tapi Mutianya malah santai santai sambil memakan springless, mana rebahan.

"Gak denger tante Mey menjelasin apa  memangnya?" Mutia balik bertanya, sambil menyodorkan botol minum bermerk kan Smiggle favoritnya.

"Bukain, keras banget tutupnya."

Berdecak Heaven langsung menyahut botol itu, dengan mudahnya ia memutar tutup sampai terbuka lalu dikembalikan ke pemiliknya.

HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang