15 tahun (prolog)

151 14 0
                                    

Lilin angka lima belas menyala di atas kue yang dilapisi coklat dan dihiasi oleh rasberi diatasnya. Semua orang disekelilingnya menatap tersenyum gadis dengan dress hijau dan olesan make up tipis yang juga tersenyum bahagia.

"Happy birthday Acil!!" Heboh salah satu perempuan di samping gadis dengan dress hijau itu. Yang lainnya pun ikut mengucapkan selamat ulang tahun pada gadis yang sekarang menjadi tokoh utama disekitarnya.

Gadis itu memejamkan matanya dan berdoa agar semua permintaannya terwujud di umurnya yang ke 15 ini. Sekarang ia meniup lilinnya tanda ia sudah officially 15 tahun. Serentak semuanya bertepuk tangan dan menyorakinya kembali dengan ucapan selamat ulang tahun.

"Thank you, guys!!"

Ini dia, yang akan menjadi tokoh utama di cerita ini. Bukan hanya menjadi tokoh utama di pesta ulangtahunnya sekarang. Ia tokoh utama yang akan menceritakan perasaan betapa sialnya karena dipertemukan oleh "dia" yang lama tidak ia jumpai.

Gea Putri Pratama, yang sekarang sudah resmi berumur 15 tahun. Jangan mengira dirinya masih SMP, sekarang ia duduk di bangku SMA kelas 11 IPA. Dan otaknya yang membuat ia berada disini. Puluhan piala ia dapatkan dari lomba olimpiade di seluruh Indonesia.

Karena umurnya yang termuda dari teman-teman lainnya, ia dipanggil dengan panggilan yang cukup unik. Yaitu Acil, singkatan dari Gea Bocil. Gea tidak terlalu masalah dengan hal itu, lagipula nama panggilan itu membuatnya merasa semakin imut.

"Gea, mommy mau ngomong dong." Lidya - mamah Gea memanggil Gea ditengah-tengah pestanya bersama teman-temannya. Gea mengalihkan perhatiannya untuk Lidya ketika mendengar namanya dipanggil dengan senyuman yang selalu ia berikan untuk mommy nya dan segera menghampirinya.

"Kenapa mih?"

"Mommy cuma mau bilang, kalau kamu udah mulai dewasa sekarang. Kamu 15 tahun, right? So i want the best thing for you. Bukan hanya di umur kamu yang 15 tahun ini, tapi forever. I want you to be happy and a good daughter, okay?"

"Awww, mommy. I love you so much." Gea memeluk Lidya dengan erat. Air matanya sudah menggenang karena terharu atas ucapan mommy nya itu.

Lidya mengusap pipi Gea dan menyeka air matanya. "Jangan nangis, oh my God. Kamu ini udah 15 tahun, tapi masih aja mommy ngerasa kamu masih baby. Kaya sekarang. Kamu hapus air mata kamu dan balik kumpul sama yang lainnya."

"Siap mommy!" Dengan sedikit kekehan diakhirnya Gea mengusap air matanya dengan sapu tangan yang sudah ia siapkan di kantong dress-nya. Gea sudah tau hal ini akan terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya, so sedia payung sebelum hujan.

Dilain tempat, seorang laki-laki baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk dan tak lepas matanya fokus pada ponsel yang ia genggam ditangan satunya.

Sedang asik memainkan instagramnya, ponselnya berbunyi dan tertera nama kontak Bundanya disana. Dengan segera laki-laki itu angkat.

"Halo kenapa Bun?"

"Kamu udah ketemu sama Gea belum di sekolah?" Terdengar suara wanita paruh baya di seberang sana.

"Udah kok Bun, cuma aku belum pernah nyapa dia."

"Kenapa? Hari ini dia ulang tahun kamu datang ya untuk kasih kado yang udah bunda kirim kemarin."

"Oke bunda."

Setelah menutup teleponnya, ia berjalan menuju meja belajarnya dan mengambil kotak berlapis kertas kado berwarna pink metalik dan dihiasi pita berwarna biru.

"Oke, berangkat sekarang."

Sesampainya di lokasi ia sedikit mengintip ke taman belakang rumah itu yang ramai dengan sorakan remaja yang masih berpesta. Ia berdecak kesal dan kembali ke halaman depan rumah itu.

"Gue titip satpam aja deh."

Tbc.

Hai guys! Semoga kalian suka ya sama cerita kali ini!

BocilWhere stories live. Discover now