50. CEYSIA ANGELYN

Start from the beginning
                                    

45 menit berkendara, Heaven akhirnya berhasil menemukan Vivian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

45 menit berkendara, Heaven akhirnya berhasil menemukan Vivian. Dengan perasaan was was cowok itu tak sabar menayakan keberadaan istrinya.

"Pake jaket gue, bogor dingin." Shaka melepas jaketnya dan memberikannya ke Vivian.Vivian mengangguk lalu memakainya. Dari tadi dia memang sudah kedinginan, sebab hanya berdiam dipinggir jalan menunggu Heaven dan pacarnya datang. Apa lagi udara malam dipuncak benar benar dingin menusuk tulang, ditambah lagi hanya mengenakan kaos yang tipis.

"Lo tau dimana Mutia sekarang?" tanya Heaven tanpa basa basi.

"Gue lihat ambulance yang ngebawa Mutia masuk kedalam rumah itu," Vivian menunjuk rumah yang dituju, tepatnya rumah yang melewati dua rumah lagi tepat mereka sekarang berhenti. Rumah atau bisa dikatakan vila yang cukup mewah namun terlihat sangat sepi.

Heaven mengepal tangannya erat. Bagaimana bisa cowok itu membiarkan istri yang tengah hamil di culik, sial siapa yang berani membuat masalah.

"Bangsat." Umpatnya menggebu.

Tak ingin berlama lama, cowok itu langsung ingin menghabisi siapapun yang menyandra istrinya. Melihat Heaven yang gegabah, ketiga temannya reflek mengadang. Tak akan membiarkan Heaven berjalan menuruti egonya. Bisa saja ini sebuah jebakan justeru bisa melukainya.

"Gak gini caranya, Heav." Ciko menyekal tangan sahabatnya. Begitupun Arnold dan Shaka yang berada disampinya,

"Maksud lo apa! Istri gue didalam sana." Heaven menunjuk vila itu,  lalu dengan sorot mata tajamnya cowok itu kembalu bersuara, "Gue mesti diem gitu! Hah!" dengan emosinya cowok itu meneriaki sahabatnya. Tumben tumbenan cowok itu bertindak sembrono, padahal biasanya ahli mengatur strategi. Kali ini pikirannya benar benar kalut, jangan kan memikirkan yang lain. Nyawanya sendiri saja tidak.

"Gak gitu bego!!" Shaka melirihkan suaranya, lalu mengintruksikan temannya agar diam.

"Setidaknya lo mesti tahu siapa yang ada didalam," giliran Arnold berbicara, dari tadi dia seakan tidak memperudilkan Heaven, itu karena dia sibuk menghubungi bodyguard-nya. Sekadar jaga jaga agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Anak sultan punya cara sendiri untuk melindungi diri.

"Gak peduli!"

"Gak peduli!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
HEAVENWhere stories live. Discover now