08

5 0 0
                                    

"berhentilah menyebut ia istriku Vanna" ucapku ketika mendengat kalimat vanna, dan beralih memandang san yang menunduk sejak tadi.

"ayah, sebentar aku benar-benar tidak mengerti apapun" ucap vanna lagi, yang kali ini kupotong.

"jadi jelaskan saja tuan rom, apa kau sengaja membuatku mendapat pekerjaan ini?" tanyaku.

"ah kau salah kai" ucapnya.

"beberapa waktu yang lalu memang rumah sakit begitu membutuhkan seorang Psikiater. Dan aku meminta agrah untuk memasang lowongan pekerjaan. Sebelum pencarian itu berlangsung, aku, ayah dan bundamu memang sudah sempat berbincang untuk membuatmu mengambil alih GGE, mengingat kedua anakku adalah seorang perempuan, dan akupun sudah pernah menawarkan hal ini pada San, tapi ia menolak, sedangkan vannah, ia bahkan tak bisa berkelahi" ucapnya jujur.

"lalu tiba-tiba secara tidak sengaja aku mengenali namamu dari daftar pelamar yang diberikan agrah. saat itupun, aku langsung menelfon ayahmu, dan jujur saja tidak ada pembicaraan kau akan memegang GGE, karena ibumu terus meronta ketika kami membahas itu, tidak mengijinkan putra sematawayangnya untuk berada di perusahaan ini. tapi kemudian beberapa hal bisa meyakinkan ibumu, sampai ia memintamu untuk kesuatu tempat sebelum minggu ini berakhir, dan entah sadar atau tidak, penginapan yang kau singgahi adalah tempat yang ia maksud" jawabnya.

"seharusnya kau menyadari, bahwa ayah dan ibumu juga berada disana malam itu. Pasalnya, ayahmu ingin melihat seberapa besar kemampuanmu, sehingga mereka berdua benar-benar berencana melawanmu malam itu, lagi pula, bukankah mereka memang sudah melatihmu sejak kecil?" ucapnya yang aku angguki.

tuan rompun melanjutkan penjelasannya.

"rencana ibumu terhalang, karena tidak sengaja ia melihat feron, adikku berada dipenginapan itu, dan tak sengaja, ia mendengar pembicaraan mereka untuk menculik cucu kecilku miya" lanjutnya yang membuat kami semua menganga.

"oh Tuhan aku tidak mengerti" ucap vanna.

"akhirnya ia malah berusaha untuk menghentikan feron, hingga feronpun berhasil kabur selama beberapa hari, tapi akhirnya muncul kemarin hari" lanjutnya.

"percayalah, aku masih tidak mengerti" ucap vanna lagi.

"kurasa aku sudah menceritakan cukup panjang, dan selanjutnya mungkin kau tidak akan mendengar kabar dari ayah dan ibumu selama beberapa waktu, karena saat ini mereka diluar negri bersama kakekmu" jelasnya.

"heii ini gila!" ucapku.

"ouhh ayolah, aku sedang tidak dalam sebuah cerita, bagaimana mungkin hal bodoh ini bisa terjadi??"

"aku tau ini gila, tapi takdir memang segila itu kai, sekarang kau yang memilih. Percayalah, ini bukan cerita laga, aku dan orang tuamu akan mengurus feron, dan bisakah mengurus san dan miya untukku?" tanyanya.

"agrah dan vanna harus segera menyelesaikan beberapa hal karena peristiwa kemarin, dan jujur saja, putri kecil dan cucu mungilku ini sebenarnya bisa menjaga diri, tapi aku tetap memerlukanmu. bisakah?"

"maaf tuan rom, untuk hal yang lain aku bisa, tapi untuk GGE, aku tidak tertarik " jelasku yang membuat tuan rom tersenyum, kurasa ia mengerti.

"baiklah kalau begitu, waktuku sedikit,dan agrah, vanna, pesawat kalian akan berangkat pukul 3, jangan terlambat" ucapnya yang bergegas pergi, diikuti mereka yang berada dalam ruangan, dan seperti biasa menyisakan aku dan san yang asyik membaca buku.

hening beberapa saat, hingga akupun membuka suara.

"aku sudah terbiasa dengan situasi ini, ayah dan ibuku juga sudah sering mendapatkan teror tak jelas. karena itu dimanapun kami tinggal, ayahku selalu memberikan keamanan yang tinggi, termasuk rumah yang tidak tembus peluru dan lain semacamnya ini" san tidak menggubris, dan tetap membaca bukunya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 11, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ELYNSIEWhere stories live. Discover now