04

4 0 0
                                    

Aku terbangun di ruangan bernuansa putih dengan selang melingkar ditanganku. Bisa kutebak melalui monitor disampingku bahwa kini aku berada di Rumah sakit.

"ELYNSIE Hospital" tulisan besar yang terpampang jelas di depan mataku. Hingga suara seseorang mengealihkan pandanganku.

"Sudah Bangun?" ucap gadis itu dengan wajah datarnya. Yah, dia, gadis yang kutemui kemarin hari.

"San??" kejutku ketika melihat ia yang tengah asyik membaca buku disamping jendela besar yang memiliki lebar dan tinggi sesuai ruangan ini.

"Bag---"

"Haiii ommmm" sambut suara dari pintu, dan yah, itu Miya.

"hei sayang,," ucapku yang ingin memeluknya tapi terhalang dengan infus ini.

"jangan berdiri dulu" ucap seorang pria dengan baju perawat yang datang bersama miya. dari name tag yang ada di bajunya, aku bisa menebak namanya Sky Villen.

"Panggil langit saja" ucapnya.

Iapun memeriksaku, mataku, menyuruhkan membuka mulut, memutar kepalaku, dan semua gerakan yang bisa digunakan untuk memeriksa fungsi tubuhku. Tapi sepertinya..

"Aw,,," ringisku ketika hendak mengangkat kakiku.

"kakimu patah" ucap langit.

"HAA!!" kejutku yang akhirnya membeku ditempat, hingga lagi lagi suara seseorang mengalihkan fokusku.

"kau datang dengan cara yang berbeda Arkana" sambutnya.

Aku yang menyadari sesuatu membelakkan mataku.

"Selamat datang Dr. Caisar Arkana Mossa" Ucap pria tersebut yang tidak lain adalah Anugrah Pratama. Kawan lama, sekaligus rekan kerja yang menawarkan pekerjaan padaku beberapa waktu yang lalu.

Aku yang masih terkejut dengan keadaan kakiku, kini juga terkejut dengan keberadaan Agrah disini, dan yah, ini adalah rumah sakit tempat tujuanku sejak kemarin hari. Tapi, aku lebih bingung dengan seorang gadis dan anak kecil yang kemarin bersamaku kini berjumpa ditempat ini.

"Kukira kau akan datang dengan tampang gagahmu, tak disangka kau tiba dengan modelan seperti ini" ucap agrah sambil mengambilkanku air putih.

"Ini ,, Yisan" lanjutnya menunjuk gadis yang sejak tadi berdiri disamping brankar tempatku berbaring.

"Kalian bertemu beberapa hari lalu di penginapan bukan?" ucapnya.

"beberapa hari katamu?" tanyaku.

"ya, apa kau sadar sudah terbaring selama hampir 3 hari tuan Mossa?" jelasnya dengan nada yang sangat meremehkan.

"ya Tuhan, mobilku, koper, baju, handphone, oh tidak! file kuu! dokumen dokumen di dalamnya" ucapku khawatir, tapi tiba tiba saja san membawakanku file file yang baru saja kusebutkan, kemudian beralih ke lemari menunjukkan pakaianku yang tertata rapi disana, dan,,,,

"Mobilmu sudah kuamankan, handphonemu rusak, tapi tenang saja, aku sudah menghubungi ibumu dan mengatakan kau memiliki pekerjaan yang tak bisa diganggu selama beberapa hari". jelasnya yang tetap saja masih membuatku bingung.

Seolah mengerti kebingunganku, san akhirnya angkat bicara.

"Aku dan miya pergi dari penginapan sekitar setengah jam setelah kau pergi, dan akhirnya kami mendapati kerumunan orang yang sedang berusaha menarik sebuah mobil dari jurang. dan sebenarnya aku tidak begitu memperhatikan, tapi miya langsung meneriakkan namamu ketika melihat tubuhmu yang sudah lebih dulu diangkat tergeletak di jalanan. Aku memutuskan menelfon langit, dan untung saja agrah ada disana bersamanya saat itu." jelas san yang membuat langit dan agrah saling bertatapan. Yah aku paham, sekalipun baru mengenalnya dalam hitungan jam, tapi aku tau dia adalah gadis yang tidak begitu suka berbicara panjang lebar, yah sebut saja cuek.

ELYNSIEWhere stories live. Discover now