02

9 0 0
                                    

"Maaf" ucapku langsung melepas tangannya. Takut disangka kurang sopan karena menyentuhnya dengan tidak sengaja.

"tengkyu" jawabnya singkat , langsung meraih payung dan melanjutkan tujuannya untuk mengambil barang tadi.

senyum kek. batinku kesal ketika melihat sikapnya.

"BUTUH BANTUAN GAK?" teriakku melihat dirinya yang kesusahan memegang payung dan mengeluarkan sebuah koper ukuran besar dengan tas gendong dari dalam bagasi. tidak mendapati jawaban aku akhirnya memutuskan berlari dan menghampirinya.

"KA--" ucapnya yang belum sempat selesai tapi sudah kupotong.

"Pegang payungnya saja, biar saya yang bawah" ucapku sopan, dan seperti beberapa waktu yang lalu, wajahnya tetap datar.

"pak, tolong.." ucapku pada seorang petugas yang ada di depan penginapan.

seolah mengerti maksudku, ia langsung meraih koper dan tas ditanganku.

"Kalian boleh naik duluan ke atas, saya mau ambil barang saya dulu" ucapku pada perempuan tersebut, dan hendak bergegas ke aarah mobil, tapi tanpa di duga, ia meraih lenganku sambil berkata "biar kubantu" .tanpa ekspresi lagi, hingg akahirnya aku mengiyakan, dia membantu memayungiku dan kami kembali kedalam penginapan.

"mami..." lirih gadis kecil yang berlari kearah pintu menyambut seorang yang ia sapa mami itu. tapi sayangnya gadis ini seperti benar benar kehilangan keseimbangan sehingga..

brruukkk

"Miyaaaa!" teriak perempuan itu dan melempar asal payung ditangannya.

aku yang melihat hal itu langsung ikut berlari menghampiri.

"Diangkat saja dulu, dibawa kekamar, mba tolong buatkan air hangat dan sedikit air gula.." jawabku yang langsung menggendong anak tersebut menaiki tangga, mengingat disini tidak tersedia lift. gadis itu mengikuti dari belakang sambil membawa tas miliknya, serta seorang penjaga yang mengikuti sambil membawa koper kami berdua.

"Tolong buka pintunya" ucapku mengingat aku sedang menggendong anak ini. iapun langsung merengkuh kunci di tanganku dan membuka pintu tersebut.

"buka dulu pakaiannya" ucapku yang langsung berlari ke kamar mandi mengambil air panas.iapun menurut saja dengan wajah khawatirnya.

"keringkan rambutnya" ucapku melempar handuk pada perempuan yang dipanggil mami oleh miya itu.

"apa kalian punya minyak kayu putih atau semacamnya?" tanyaku pada petugas dan seorang resepsionis yang ternyata mengikuti kami.

"ini, minyak kayu putih" ucap penjaga tersebut sambil memberi minyak kayu putih padaku. tapi perempuan itu langsung menepis tanganku, dengan tatapan khawatirnya.

seolah mengerti dengan ekspresiku, iapun akhirnya menjawab. "miya alergi minyak kayu putih". aku yang mengertipun langsung membasuh tanganku yang semakin perih.

"kemarikan" ucapku padanya yang ditanggapi heran.

"siram kepalanya dengan air panas, dan basuh tubuhnya juga," ucapku mengingat air hujan memang dapat meyebabkan demam,jadi setidaknya harus membasuh tubuhnya dulu.

"jangan mandikan dia terlalu lama, segera keringkan tubuh dan rambutnya" ucapku gelapan yang langsung berlari mengambil air hangat dengan sedikit gula.

"pakaikan bajunya dulu" ucapku kemudian membantu perempuan tadi memakaikan baju anak ini.

"atur bantalnya" ucapku padanya.

"apa kau membawa kaos kaki?" ucapku padanya yang dibalas gelengan.

"apa kalian menyediakan kaos kaki untuk anak anak?" tanyaku pada kedua orang penginapan tersebut yang dijawab dengan gelengan pula.

ELYNSIEWhere stories live. Discover now