8

46 5 0
                                    

   "Mau ngapain?" Tanya Marsya.
" Aku nggak tahu, cuma bilang mau ketemu sama cewek yang udah bikin anak mami gak bisa tidur." Sahut Devan.
"Memangnya aku nyamuk!" Marsya terkekeh.
"Nanti ya, aku pasti kenalan." Sahut Marsya lagi.

Hubungan keduanya semakin lama semakin dekat dan saling terbuka. Devan sudah tak canggung lagi menggandeng tangan Marsya ketika mereka berada di luar kantor. Banyak pasang mata yang memandang iri pada kebersamaan mereka, jelas saja karena Devan termasuk salah seorang pengusaha yang terkenal dengan prestasi, ketampanan, kekayaan dan tentunya cerita tentang bagaimana ia di ranjang. Devan di kenal tak akan menyewa wanita dua kali secantik apapun wanita tersebut.
   Minggu depan akan di adakan pesta di sebuah hotel mewah di bilangan pusat kota, pesta ini di sangat tertutup dan tentunya yang hadir adalah pejabat-pejabat muda dan pengusaha dari berbagai daerah bahkan luar negeri. Pesta ini akan berlangsung selama dua hari dari mulai acara makan malam bersama, lelang untuk amal dan terakhir tentunya pesta bikini. Tak lupa juga, setiap yang hadir di wajibkan membawa pasangan, mau istri,kekasih bahkan wanita sewaan pun ada di sana. Devan terakhir menghadiri acara tersebut saat dirinya masih memiliki kekasih bernama Tania. Tania adalah mantan kekasih Devan yang meninggalkannya dan memilih menjadi selingkuhan partner bisnis Devan hanya karena saat itu Devan belum sekaya sekarang. Sejak saat itu Devan melampiaskan kekesalannya dengan bekerja dan membangun bisnisnya hingga menjadi kerjaan bisnis seperti sekarang. Sebagai pemilik DD group, Devan sudah berhasil menjadi salah satu pengusaha yang di perhitungkan sepak terjangnya di dunia bisnis.
"Mau ya Mars? Please!" Rayu Devan pada wanita yang sedang menikmati ramen pedasnya.
"Nggak ah, aku gak punya baju, gak pernah juga pake bikini." Sahut Marsya. Devan menghela nafasnya.
"Ya udah terpaksa aku sewa perempuan deh!" Devan menatap Marsya melihat reaksi wanita cantik itu. Marsya terdiam lalu mendongak.
"Ya udah." Sahutnya singkat.

   Sejak ia mendengar Devan akan menyewa perempuan di acara tersebut, Marsya merasa gelisah. Acara tersebut hanya tinggal 2 hari.
"Pak, gak datang ke acara---bikini itu?" Tanya Marsya pada Dante.
"Datang Sya, nanti saya ajak Lusi." Sahut Dante. Lusi adalah kekasih Dante yang baru ia pacari dua bulan lalu. Lusi seorang model cantik dan baik hati. Marsya dan Lusi memang dekat dan bagi Marsya Lusi tidak lah sombong seperti pacar-pacar Dante terdahulu.
"Devan juga mau sewa perempuan, kemarin bilang ke Lusi." Pancing Dante. Pria itu menatap Marsya yang sedang terlihat gelisah.
"Oh? Saya permisi dulu ya pak." Marsya bergegas pergi dari ruangan Dante. Pria itu tertawa pelan, ia sudah bisa menebak akan dengan siapa Devan pergi nantinya.

Di tempat lain di salah satu ruang meeting terbesar di tower DD group, Devan sedang memimpin rapat penting di dampingi beberapa asistennya.
Ponselnya bergetar beberapa kali pertanda seseorang menghubungi nya  berkali-kali.
Ia menatap layar ponselnya, jika bukan Marsya mungkin Devan sudah memaki siapapun yang menghubungi nya.
"Iya Mars? Aku lagi meetin---apa?" Suara Devan yang kencang menjadi pusat perhatian dari semua yang hadir termasuk asistennya yang merasa heran karena Devan baru kali ini mau menerima panggilan telpon saat sedang meeting. Devan menutup panggilannya dengan senyum yang mengembang.

Marsya menatap bikini berpola polkadot tersebut juga dress berwarna cokelat yang baru saja ia beli dengan uang tabungannya. Entah kenapa ia tak rela Devan pergi dengan wanita lain.
Hingga ia memberanikan diri untuk menghubungi Devan.
"Iya Mars? Aku lagi meetin--"
"Aku udah beli bikini sama dress, kamu harus ganti uang tabunganku!" Seru Marsya lalu menutup panggilannya begitu saja. Ia mengusap dadanya dan merasakan debaran kencang di sana.

Janji senjaWhere stories live. Discover now