sepuluh

2K 199 6
                                    

Seisi kantin dibuat diam dan terbengong bersamaan kala Chiel masuk ke area kantin bersama perempuan yang menggandeng tangan kirinya dengan manja.

Mereka terkejut karena bukan Glara yang bergelayut manja di lengan pria itu. Melainkan ratu drama dan pembully di SMA Bimasakti Husada.

Tak terkecuali dua orang gadis yang duduk dipojok meja kantin. Salah satu diantara mereka tersenyum miring kala melihat Chiel yang masuk ke kantin bergandengan tangan dengan Leonar.

Dan salah satunya hanya menatap biasa saja dan acuh sembari mengaduk es jeruk tawar miliknya. Tapi tatapan gadis itu tak pernah sedikitpun berpaling saat kedua anak adam dan hawa itu masuk.

Leonar Richard Abigail—Murid dari kelas XII IPA 3 yang selalu keluar masuk BK bersama ketiga sahabatnya. Selain itu Leonar sering sekali di sebut dengan rubah-nya SMA Bimasakti Husada karena sifatnya yang licik dan cenderung manipulatif.

"Duduk dimana, El?" Leonar semakin merapatkan tubuhnya pada lengan Chiel. Hingga dadanya yang berisi menempel sempurna pada lengan laki-laki itu.

Pemandangan itu membuat salah satu gadis dipojok kantin menelan jeruk asamnya dengan mentah-mentah. Entahlah mungkin hawanya saja yang panas hingga membuat gadis itu memakan jeruk yang berada di dalam es miliknya.

Chiel hanya diam, tidak menjawab. Otak laki-laki itu seolah tidak bekerja sedikitpun. Seperti seorang yang tengah terhipnotis. Seharusnya ia tepis dan lempar rubah yang didekatnya ini, bukan? Tapi kenapa ia tak bisa? Entahlah.

"El? Lo kok diem aja?" Leonar kembali melemparkan pertanyaan. Sedangkan Chiel sama. Hanya diam. Tidak tau harus bagaimana.

"Leonar! Chiel mau kita ajak ke ruang musik." Dari arah belakang, Kayana dan Varren datang. Laki-laki itu langsung menyahuti ucapan Leonar dengan lembut takut menyakiti perempuan di samping Chiel itu.

"Emang iya, El?"

"Eh...gak!" Chiel sontak menjawab pertanyaan Leonar. Padahal dirinya tidak tau apa yang sedang terjadi sekarang. Dua rius kalau sekarang pandangan Chiel kosong. Seolah terhipnotis dari tadi.

"Tuh! Gak kok. Lo tipu-tipu, Kay!" Sungut Leonar memandang sinis kearah Kayana. "Kalau gitu kita duduk sana aja!"

Leonar kembali menarik lengan Chiel menuju meja tengah. Biasanya meja itu sering digunakan Leonar dan teman-temannya untuk makan di kantin. Meja itu sudah di klaim menjadi hak miliknya sendiri.

Chiel hanya diam. Mengikuti setiap langkah Leonar membawanya.

"Woi, minggir lo! Kenapa lo makan dimeja gue?" Leonar membentak tak suka kepada ketiga siswi yang berani duduk dimeja yang biasanya digunakan bersama teman-temannya.

"Kita udah di sini duluan, kak. Lagian kan masih ada meja lain yang masih kosong," jawab siswi tersebut. Dilihat dari bad kelas, sepertinya itu siswi kelas X.

Leonar mendengus tak suka. Dirinya menatap tajam kearah tiga siswi itu. "Lo minggir atau gue seret?" Ucap Leonar tajam.

Tak ingin perkelahian terjadi, Kayana langsung mendekati tiga siswi tersebut. Berbicara kepada mereka agar pindah dengan cara baik-baik.

Tiga siswi itu hanya tersenyum lalu mengangguk. Lalu pergi setelah mengucapkan kata pamit dan maaf.

Leonar menatap tiga siswi tadi dengan tatapan sinis. Gadis itu sedikit kesal lantaran siswi tadi tak mau mendengarkan perkataannya. Tapi justru Kayana. Sepertinya Leonar akan memberi sedikit pelajaran pada ketiga siswi tadi.

CHIELANANTA (ON-GOING)Where stories live. Discover now