enam

3.3K 374 25
                                    

Pulang sekolah Chiel tidak langsung pulang. Melainkan mampir terlebih dahulu di apartemen milik Kayana yang sudah diubah menjadi sebuah studio mini untuk tempat mereka berlatih maupun mengabiskan waktu bermain bersama.

Glara yang tadi terus membujuk untuk ikut akhirnya diperbolehkan oleh Chiel untuk ikut dirinya manggung. Sejujurnya Chiel tidak suka jika Glara ikut manggung bersamanya. Selain nanti ramai pengunjung pasti banyak pasang mata yang melihat Glara. Chiel tidak suka jika semua orang memerhatikan Glara.

Glara hanya miliknya. Kepunyaannya. Hanya ia yang boleh menatap Glara. Tidak dengan siapapun. Egois? Overprotektif? Memang! Karena Chiel tidak ingin semuanya jatuh dalam pesona gadisnya.

"Chiel nanti Glara ikut manggung ya? Kan udah janji tadi," celetuk gadis itu saat setelah mereka telah sampai di studio. Glara merengek dibelakang Chiel. Gadis itu tak bosan-bosannya untuk membujuk sang kekasih.

Chiel yang baru saja melepas jas sekolah dan menaruh tasnya di sofa hanya menghela nafas berat. Dirinya tak kuasa melihat Glara yang merengek seperti ini.

"Denger ya, loncil. Lo ikut manggung tapi di studio," jawab Chiel tanpa menatap Glara. Laki-laki itu sedang sibuk menata barang yang berserakan. Jika Chiel sudah memanggil dirinya loncil berarti laki-laki itu tidak ingin dibantah.

Glara cemberut. Ia memandang Chiel dengan kesal. "Kalau gitu sama aja Glara gak ikut!"

"Emang kalau lo ikut ada faedahnya ya?" Demi Uzui Tengen yang punya istri tiga! Glara ingin sekali menampol mulut Chiel. Emang kenapa si kalau dirinya ikut? Apa salahnya melihat kekasihnya bermain alat musik secara langsung. Sungguh Glara terkadang bosan yang selalu melihat penampilan Chiel dari handphone. Ingin sekali ia melihat secara langsung.

Glara mendengus. Ia melipat kedua tangannya di depan dada lalu duduk di sofa dengan menyentak kan tubuhnya.

"Gak usah marah. Ini juga demi kebaikan lo."

"Tapi, Chiel, Glara kan mau nonton langsung bukan dari handphone, huh!" Glara mendengus. Sedangkan Chiel hanya meraup wajahnya kesal.

"Dengerin gue ya a*j*ing! Kalau lo ikut gue manggung nanti bakal runyam urusannya. Nanti bokap lo bakal marah karena gue ngajak lo manggung sampai tengah malam." Chiel berteriak. Laki-laki itu menatap Glara tajam.

Glara menunduk. Takut ketika Chiel sudah berbicara kasar padanya seperti ini. "Jadi Chiel gak pernah ngajak Glara manggung itu gara-gara pipip?"

Chiel menarik nafas. Lalu ia hembuskan nafasnya perlahan lewat mulut. "Lo cewe, Ra, gue gak mau bawa anak orang pulang malam. Gue takut, takut bakal hal aneh terjadi sama lo."

Glara menggeleng cepat. "Gak akan, kok! Kan ada Chiel yang jaga Glara!"

Lelah menghadapi Glara yang keras kepala akhirnya Chiel mengalah. "Oke, fine! Lo ikut manggung gue hari ini! Tapi sekarang lo siap-siap gue anter pulang!"

"Loh kita kan baru sampai. Kenapa cepat-cepat pulang?"

"Gak usah banyak bacot. Cepetan!"

Glara tersentak. Dengan cepat ia langsung mengambil tas ranselnya dan menyusul Chiel yang sudah pergi duluan. Laki-laki itu lupa untuk mengunci studionya. Yang Chiel tau pintu apartemen akan terkunci secara otomatis jika telah tertutup. Dan siapapun yang ingin masuk harus mengetahui passwordnya.

Glara sedikit berlari untuk mengejar Chiel yang sudah berada didepannya. Untung kaki Glara yang panjang dapat bermanfaat saat keadaan seperti ini.

CHIELANANTA (ON-GOING)Where stories live. Discover now