***

Setelah acara lomba-lomba yang diselenggarakan pada pagi dan siang hari, malam harinya di selenggarakan pesta. Tempat di selenggarakan pesta tentunya di hotel milik perusahaan. Banyak karyawan yang memutuskan untuk tidak pulang ke rumah, mereka tetap berada di perusahaan dan bersiap-siap dari sini.

Sedangkan tadi Pak Kelvin sudah mengatakan kepadanya jika dia akan pulang lebih dulu ke rumah. Sedangkan dia nanti berangkat ke pesta bersama dengan Lia dan Dea saja. 

"Re, bawa ganti, kan?" tanya Lia kepadanya.

"Em, enggak tuh, Mbak. Saya pulang aja kali ya ambil ganti, nanti ke sini lagi."

"Pulangnya gue anterin aja ya, entar otw-nya langsung dari rumah lo aja. Gak apa kan kalau gue main ke rumah sebentar?"

Rea berpikir sejenak, sebenarnya tidak masalah juga. Karena kan Mbak Lia juga sudah mengetahui tentang pernikahannya.

"Terus Mbak Dea gimana? Kan tadi juga udah janjian buat berangkat bareng, Mbak." Rea tidak enak hati, jika meninggalkan Mbak Dea sendirian.

"Ada apa nih nama gue kok di bawa-bawa."

Mendengar suara itu, Rea dan Lia langsung menatap ke arah sumber suara. Ternyata Mbak Dea sudah berganti baju sekarang. Memang sekarang mereka berada di ruang keuangan, sedangkan Cindy dan Dito entah berada di mana.

"Dea, gue mau mampir ke rumahnya Rea dulu. Nganterin dia pulang, soalnya gak bawa baju ganti."

"Gue ikut! Lagian gue juga tahu kok dimana rumahnya Pak Kelvin!"

Rea mengerutkan keningnya, kenapa Mbak Dea bisa tahu?

"Em, kan gue udah jadi sekertarisnya Pak Kelvin lama. Bahkan sebelum dia sama lo, Re. Jadi gue udah beberapa kali ke sana dulu buat nganterin dokumen," jelas Dea, karena dia merasa Rea sedang membutuhkan jawabannya itu.

"Ya sudah, Mbak Dea ikut ke rumah juga gak papa. Lagian kan hotel tempat di selenggarakan pestanya kata Mas eh Pak Kelvin deket dari rumah saya."

Karena perkataan Rea barusan membuat Lia dan Dea langsung tertawa.

"Kalau Mas ya Mas aja, Re, kalau Pak ya Pak aja," goda Mbak Dea.

Rea jadi malu sendiri, biasanya memang dia memanggil Pak Kelvin dengan sebutan Mas jika di luar kantor.

"Udah-udah, ayo buruan berangkat. Nanti keburu malem lagi," ujar Lia menengahi.

Akhirnya mereka bertiga pun berangkat ke rumah Rea dengan mengunakan mobil Dea. Karena Lia memang hanya menggunakan motor ketika berangkat tadi pagi.

Tak lama, mereka sudah sampai di rumah Rea. Rumah yang lumayan besar dan mewah. Sebanding dengan kekayaan yang dimiliki oleh Pak Kelvin.

"Ayo masuk, Mbak," ajak Rea dengan ramah.

Lia dan Dea mengikuti kemana Rea membawanya, mereka di minta untuk duduk ruang tamu oleh Rea lebih dulu.

"Kalian mau minum apa? Biar saya buatkan," tanya Rea pada mereka berdua.

"Udah lah, Re, santai aja. Mendingan lo buruan gih ganti baju, sama pakai make up biar cantik," pinta Dea.

Rea mengaruk tengkuknya yang tidak gatal, pasalnya dia tidak memiliki make up.

"Cuman punya beda sama lipstik doang," adu Rea jujur.

Tentu Lia dan Dea langsung menganga, tidak menyangka Rea tidak memiliki make up.

"Ya sudah, ganti baju lebih dulu aja. Nanti balik sini lagi, kebetulan gue bawa make up kok," ujar Dea sembari memamerkan kotak make up-nya.

"Gue juga, Re, tapi boleh gak kalau gue numpang ganti baju? Kamar mandi terdekat dimana, Rea?" Lia memang belum sempat berganti baju ketika berada di kantor tadi.

My Boss Is My Secret Husband [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें