14

332 23 3
                                    

JANGAN LUPA VOMENT YAAA

---------------------

Saat ini Ryana sedang dalam perjalanan ke rumah, namun sedari tadi dia merasa kalau ada orang lain yang mengikutinya dari belakang

perasaan Ryana saat itu sangat tidak enak, jalananpun terbilang sangat sepi padahal waktu masih menunjukkan pukul setengah 6 sore.

entah sejak kapan Ryana merasa bahwa orang itu semakin mendekatinya, Ryana cukup panik dan mengeluarkan botol minumnya dari tas, berharap kalau botol minum itu dapat membantunya.

dan setelah beberapa saat seseorang menepuk bahu Ryana. Dirinya yang panik itupun langsung memukul orang tersbeut menggunakan botol minumnya.

"AWWW SANTAI RY, INI GUAAA, WOII," ucap orang tersebut sambil berteriak kesakitan. 

Namun Ryana tidak merespon sama sekali terakan orang tersebut dan masih terus memukulnya menggunakan botol minum.

"INI GUAA," Ucap orang tersebut sambil menahan lengan Ryana yang masih mengamuk.

Ryana cukup terkejut ketika melihat siapa orang yang ada di hadapannya. Iya itu adalah RIno, dialah orang yang mengejutkan Ryana sekitar 3 menit yang lalu.

"EHH SORRY, LU GAPAPA, MAAP BANGET GUA PIKIR SIAPAA," ucap Ryana panik.

"Sialan lo, gapapa dari hongkong, bada gua sakit semua nihh," ucap Rino kesal.

"Y-ya udah lo mau apa, gua beliin dehh, atau lu perlu obat?" tanya Ryana panik.

"Gua ga butuh obat," jawab Rino

"lah terus butuhnya apa?"

"traktir gua es krim," 

"Hah? Es krim?"

"Iya,"

"Bisa - bisanya ni manusia tanpa senyum minta beliin es krim," batin Ryana.

"JADI GA?" Rino berteriak.

"JADII AYOO," Balas Ryana sambil tetap berteriak. sambil menarik lengan Rino untuk menuju sebuah supermarket yang terletak tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

---------------

Saat ini Ran dan Sayaka sedang memakan Ramen yang kata orang - orang sekitar situ sih rasanya enak.

namun sedari tadi Sayaka menyadari kalau Ran sama sekali tidak fokus pada makanannya maupun dirinya. Padahal Sayaka baru saja menceritakan tentang keluh kesahnya kepada Ran, namun Ran tidak membalas apapun dan justru hanya menjawab Iya - iya saja.

"Ran, kamu kenapa?" tanya Sayaka.

"iya," jawab Ran dengan Tatapan kosong.

"RAN!" Seru Sayaka cukup kencang, untungnya saat itu hanya ada mereka berdua yang sedang makan.

"Hah? Iya? Kenapa?" Ucap Ran seakan tersadar dari lamunannya.

"Kamu kenapa sih?" tanya Sayaka.

"ngga kenapa - napa" jawab Ran.

"Kalau ga kenapa - napa, sekarang aku tanya sama kamu tadi aku cerita apa sama kamu?" Ucap Sayaka.

Ran terdiam cukup lama. Kalau boleh jujur, sedari tadi Ran memang tidak mendengar apapun yang keluar dari mulut Sayaka ataupun menikmati Ramennya, karena yang ada di otaknya saat itu hanya Ryana dan RIno.

"Maaf ya, aku kurang fokus daritadi," Ran akhirnya jujur kepada Sayaka.

"Gapapa, tapi emang kamu pikirin apa?" tanya Sayaka penasaran.

"Mikirin kerjaan," Jawab Ran.

"Ooo, kamu tuh jangan terlalu fokus sama kerjaan, nanti cepet tua," jawab Sayaka sambil mengusap Keringat yang entah sejak kapan terus mengucur dari tubuh Ran.

"Hehehehe, makasih ya," Balas Ran sambil menyingkirkan tangan Sayaka.

Sayaka sedikit terkejut atas perlakuan Ran, karena pada dasarnya Ran bukanlah sosok yang akan semudah itu menolak perlakuan baik seseorang, terlebih itu adalah dirinya seorang Sayaka.

Sayaka mendadak teringan akan 2 tahun lalu dimana dia, Ran, Yuji, dan Nami adalah seorang anak baru yang masuk timnas.

singkat cerita yang tersisa di timnas hanya para lelaki saja, sedangkan dia keluar karena masuk di klub luar negri sedangkan Nami.... entah kemana dirinya sekarang.

"Makan yang banyak Ran, biar mainnya lebih afdol," ucap Sayaka sambil kembali fokus pada makanannya 

---------------

Sedangkan disisi lain terdapat Vinka dan Yuji yang lagi - lagi sedang bersama. waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, tapi mereka masih tetap betah berduaan padahal di mobil doang.

"Vin, kamu pernah punya pacar ga selama di Indo?" tanya Yuji.

"Ngga" jawab Vinka singkat.

"Kalau cowok yang di suka?" tanya Yuji lagi.

"Hah? n-ngga," jawab Vinka sedikit terbata - bata.

"oo gitu," balas Yuji.

Jawaban Vinka barusan dapat membuat seorang Yuji sulit untuk memantapkan hatinya untuk berlabuh. 2 Hari yang lalu, saat mereka sedang makan bersama di rumah orangtua Yuji, Yuji melihat siapa yang menelepon Vinka.

Sebuah nama yang berakhiran emoji hati. Yuji sedikit heran mengapa kakak Ryana justru yang menelponnya jika benar mereka tidak memiliki hubungan apapun. 

sebenarnya masuk akal jika Kakak dari seornag Ryana menelepon Vinka karena alasan khawatir, namun tidak mungkin jika Vinka menyimpannya dengan emoji hati. Bukankah itu adalah ahl yang biasanya di lakukan oleh seorang pasangan?

-----------------

HALO SEMUANYAAA

Chapter ini singkat banget ya sayy wkwkwkwkw. maap banget baru sempet up lagi setelah sekian lamaa, semoga berkenan yaaa

jangan lupa vomenttt

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 26, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Adore you | RAN TAKAHASHI Where stories live. Discover now