7

356 46 13
                                    

mana yang lebih melelahkan? hati yang terus berharap, atau kaki yang terus melangkah.

--------------------

"Riry, kamu hari ini ekskul ya?" tanya Ryana pada Riry selagi menghampirinya yang sedang akan berjalan menuju ruang ekskul.

"ha, iya, emang napa, mau ikut juga lu?" kata Riry. "banyak cogannya tauu" lanjutnya menggoda.

"apaansi, gua mau nanya tentang tugas yang kemarin" jawab Ryana.

"oh, ya udah, besok aja gua jelasin ya, buru - buru nihh" jawab Riry lalu melambaikan tangannya pada Ryana selagi berlari ke arah gymnasium sekolah.

"woi, jan ngelamun, keliatan kayak orang bodo" kata Bram yang entah sejak kapan sudah berada di samping Ryana. ( Bram di chap 1 )

"apaan si lu," kata Ryana sembari menyingkirkan tangan Bram dari bahunya.

"dihh, ngambek dia hahahaha" ucap Bram sambil meletakkan kembali tangannya di atas bahu Ryana.

"diem Bram, apaan si tangan lu" ucap Ryana sambil berjalan mundur.

"BUGG" suara itu terdengar di kuping semua orang. "aduhhh sakittt" ucap Ryana sambil membalikkan tubuhnya dan mencari orang yang baru saja melemparinya bola.

"makanya kalo jalan liat depan" ucap seorang lelaki bernama Nakamoto Mizu tersebut.

"eh, s-sorry" ucap Ryana yang tak jadi marah ketika melihat siapa yang melemparinya bola.

setelah itu Nakamoto langsung berjalan ke arah yang berbalik dengan Ryana, ya, menuju gymnasium.

"tu orang sapa si, dingin bet dingin" ucap Bram.

"Nakamoto Mizu, temen sekelas gua" jawab Ryana. "betewe, lu napa ngikutin gua mulu si kek anak ayam, gua mau ekskul" lanjut Ryana sambil melihat ke arah Bram.

"iya juga, ngapain gua ngikutin dia, DADAH STUPIDD" ucap Bram sambil melangkah pergi dan menekan kata stupid tersebut.

"setan" batin Ryana kesal.

-------------------

saat ini Ryana sedang berada di depan sekolah, menunggu kehadiran sosok yang sedari tadi dia tunggu - tunggu.
Ya, Ran Takahashi

namun entah sedang kerasukan apa, disamping Ryana saat ini, ada Nakamoto yang juga sedang menunggu jemputan

"aduhh, gua seneng sih seneng, tapi napa samping gua dia sih" batin Ryana.

suasana saat ini sangat canggung, terlebih yang tersisa di depan sekolag saat ini hanya mereka berdua.

"emm, N-nakamoto-san, kamu lagi nunggu di jemput?" tanya Ryana berusaha mencairkan suasanya, yang sebenarnya tak perlu dia cairkan

"hem," jawab Nakamoto singkat.

"ck, singkat banget" bisik Ryana pada dirinya sendiri. yang secara tidak sadar, sebenarnya bisikkannya tersebut dapat terdengar oleh Nakamoto.

"kalau gamau dijawab singkat, ga usah sksd" jawab Nakamoto galak.

"eh, sorry" jawab Ryana sambil melakukkan kembali kebiasaannya yaitu memutar-mutarkan badan dan kepala.

"diem bisa ga sih, pusing gua liat lu" ucap Nakamoto yang sudah tak tahan atas tingkah Ryana yang tak bisa diam.

"s-sorry, sorry" jawab Ryana terkejut sambil berusaha membenarkan posisi tubuhnya agar tidak terus bergerak.

"dasar kampung" ucap Nakamoto.

"dih kayak sendirinya ga lebay" ucap Ryana dengan niat ingin berbicara pada diri sendiri, namun lagi - lagi malah berbicara dengan suara besar.

Adore you | RAN TAKAHASHI Onde histórias criam vida. Descubra agora