48. Her choice

93 12 6
                                    

"bertemu denganmu adalah takdir, menyukaimu itu pilihanku, berpisah denganmu, aku enggan."

"perpisahan terlalu buruk untuk kita berdua, kan?"

...

Setelah menuruti kemauan Lyana tempo hari dan melaksanakan tes, Lyana sudah tidak membahas hal tersebut di rumah, aku juga mulai menghabiskan waktu dan mengurangi porsi belajarku, semacam self reward.

"eumm resto yakitori memang top" kata Lidya mengacungi jempol setelah menyantap setusuk sukune ditangannya.

Jovita, Maddi, Lidya dan aku sedang berada di food court, mereka bersikeras untuk mengajakku healing katanya, padahal jelas aku baik-baik saja, kecuali menunggu kabar Ell.

Jovita melotot melihat 7 tusuk sudah kosong dihadapan Maddi, "Mad?"

"kwenapa?" tanyanya dengan mulut penuh.

Maddi menaruh satu tusuk lagi setelah melahap semuanya, Jovita menggeleng lalu memberikan tusuk tambahan untuk Maddi.

"makan-makan.."

"thankss."

Aku tersenyum, Jovita seperti baru mengenal Maddi kemarin sore saja pikirku.

"btw, The anu photobooth tadi sama lu kan?" tanya Jovita.

"anu anu apanya?"

"itulohh.."

"oh ini?" tanyaku mengeluarkan dua lembaran lumayan panjang, Jovita mengangguk, kuberikan satu pada Jovita satunya pada Maddi dan Lidya.

"tadi katanya gamau pegangin."

"hehee tadi kan lagi makan eskrim, kotor."

Aku mengangguk-ngangguk membuka ponsel, melihat foto itu lalu meng-upload insta story.

Aku beralih pada chat yang baru saja masuk, tertera dengan jelas disana link yang dikirim oleh Lyana, aku tidak tau apa isinya, tidak ada kata apapun setelahnya.

Kubuka link itu dengan santai, mataku melotot tak santai saat tau bahwa itu adalah surat pengumuman dari universitas di sidney, tertulis di sana nama serta nomor ujianku, sangat jelas.

"guys, gue.."

"Lulus." kataku pelan.

Lidya menjatuhkan setusuk sate ayam dari tangannya, merebut ponselku begitu saja.

"what??"

"selamatttttt!!!"

"ah ldr nya makin jauh ihh."

Jovita diikuti Maddi bertepuk tangan sambil memelukku, air mataku jatuh, bukan karena dinyatakan lulus disana, aku bersyukur lulus tes itu, sangat, namun juga tidak.

Aku sudah berjanji pada diriku sendiri saat itu, jika aku benar-benar lulus, maka banyak hal yang harus ku lepas, karena aku akan bertanggung jawab pada keputusanku.

Sama hal nya dengan Ell.

"Ell, aku harus terus diam nunggu kamu atau gimana?"

...

Aku masuk ke perkarangan rumah dengan langkah gontai setelah mobil Maddi pergi dari sana, kubuka pintu rumah.

"Thea pul.."

"congratulation!!!"

Confetti kecil itu berhamburan jatuh diatas kepalaku ke kaki memenuhi lantai, Licia sudah heboh memberikanku selamat, Lyana memelukku, Sagara memberikan tos, dan Candra yang tersenyum.

[✓] Teruntuk, Ell BaresUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum