42. Hidupmu pilihanmu

76 14 7
                                    

People don't get to control your life, because from the start, your life is your choice.

...

Semua kembali melihat ke arahku, ingatkan aku jika aku tidak pernah benar-benar bercerita apa alasanku menerima Ell, entah itu kepada Ell, Maddi dan Lidya bahkan Jovita.

"gue nerima Ell karena dia Ell."

Entah karena jawabanku yang tidak sesuai ekspetasi mereka, serempak wajah mereka memberikan ekspresi yang mengecewakan.

"gabisa begitu dong." protes Jovita.

Ell mengangguk setuju, "kaya aku suka sama kamu, karena.."

"stop stopp, udah muak gue dengernya, gue sumpahin juga lu berdua nikah ntar." potong Arsen

"AAMIIN."

"Bujubuset, kompak amat."

"ya karena untuk suka sama Ell gue ga perlu alasan, suka aja."

"kurang memuaskan" tambah Lidya.

"kalau gue suka sama Ell karena dia ganteng, ketampanan ga bertahan selamanya, kalau gue suka sama dia karena dia pintar, kalau dia kecelakaan amnesia, pintarnya bisa aja hilang, jadi gue ke Ell ga punya alasan, ga punya garis start karena dia datang tanpa aba-aba, ga perlu nunggu gue siap atau engga, karena jalan bareng Ell gue ga perlu terburu-buru, dia tau posisi dan porsinya."

"aaah co cwitt." Jovita dan Lidya serempak.

Ell tersenyum mendengar alasanku, ya mungkin alasan itu tidak seperti harapan nya tapi itulah alasanku yang sebenar nya, mencintai Ell terlalu sempit jika dibubuhi kata karena.

Refreshing kami malam ini untukku jelas mengesankan, siapa sangka komplotan Ell tidak seburuk yang kukira setelah mengenal mereka, Maddi yang sangat anti dengan circle Ell juga sudah beradaptasi kurasa dia sependapat denganku soal ini.

"aha, gue punya pertanyaan buat Maddi." kata Ell tersenyum miring.

"minggu lalu, di tempat kebab, lu lagi jalan bareng siapa? Pacar?" pancing Ell.

Maddi memutar matanya malas, Ell mencuri kesempatan, "gue mau dare." kata Maddi.

"ihh Maddi punya pacar ya?" tanya Lidya.

"kok ga cerita?"

"well, iyaa, kok malah bahas gue sih." kata Maddi mengalihkan pembicaraan.

"siapa?" tanya Ell.

"pertanyaannya cuma sampe iya atau engga ya Ell Bares."

Ell mengangguk-ngangguk sambil melirik ke Putra, lalu berbisik ke Juna saat Putra mulai menaruh baloknya hati-hati.

"giliran gue yang nanya." kata Juna membuat semua fokus padanya, akhirnya lelaki ini buka suara.

"lu punya hubungan special sama salah satu di circle ini?" tanya Juna sambil menatap Putra menunggu jawaban.

"gue harus jawab?"

[✓] Teruntuk, Ell BaresWhere stories live. Discover now