duapuluh lima

1.6K 269 128
                                    

"Mirai-chan!" Rin berseru pada gadis yang kini tengah bergelayut manja pada Sasuke.

"Bibi Rin!" Mirai segera bergantian memeluk Rin.

"Kapan kamu datang?" Rin bertanya setelah acara pelukan usai.

"Tadi pagi. Aku mendapat kabar kak Izu akan menikah, jadi aku langsung berangkat kesini."

"Bukannya kamu sedang meniti karir disana?"

"Aku berencana pindah kembali ke jepang. Aku akan mulai membuat brand ku sendiri." Gadis itu sebelumnya tengah berkarir di salah satu perusahaan brand fashion ternama di Korea.

"Wah ... ini kabar baik." Rin menatap sumringah pada gadis itu.

"Aku keatas dulu." Sementara Sasuke pamit dan pergi ke arah tangga setelah mengusap kepala Mirai.

Sakura menyimak interaksi itu dalam diam. Dapat menyimpulkan seberapa dekat hubungan mereka, mengingat Sasuke adalah pemuda yang paling anti dengan afeksi.

Jika Uchiha Izumi menyadari tatapan gadis itu, ia memilih berpura-pura tak menyadarinya.

"Aku berencana pulang seminggu lagi, tapi mendengar kabar pernikahan kak Izu yang akan diselenggarakan satu bulan lagi, membuatku memutuskan untuk segera pulang untuk membantu persiapan pernikahan." Mirai masih meneruskan obrolan dengan Rin.

"Ya, tentu saja. Kau harus cepat pulang karena di acara pertunanganku kau tidak menyempatkan hadir." Izumi ikut menimbrung.

Mirai memutar mata. "Aku harus mengurus banyak hal sebelum resign, Kak Izu."

Mirai kemudian melirik kearah Sakura yang sedari tadi hanya menyimak dengan pose kaku. Rin yang menyadari tatapan Mirai, segera saja menarik Sakura kedepan.

"Mirai-chan, kenalkan ini Sakura-chan."

Mirai langsung menyambut Sakura dengan senyum hangat. "Halo, Sakura-chan. Perkenalkan namaku Sarutobi Mirai."

Layaknya di beritahu kenyataan paling mengerikan didunia, Sakura memberi gestur kaku pada Mirai yang kini memberi senyum sambil menyodorkan tangan.

"Sakura." Gadis itu memperkenalkan namanya dengan singkat.

"Oh. Sakura-chan sudah datang?" Mikoto tiba-tiba muncul dari arah dapur.

"Selamat siang, bibi." Sakura membungkuk pada Mikoto

"Siang..." Mikoto tersenyum. "Ayo kemari sayang, bibi hendak memanen tomat-tomat segar."

"Woah... bibi sudah mau panen?" Tanya Mirai antusias.

Mikoto mengangguk. "Benar, sayang. Ayo kita memanen bersama-sama."

Serempak para perempuan itu pergi menuju kebun kecil Mikoto. Disana, nampaklah sebuah kebun kecil dengan pohon tomat yang hampir matang seluruhnya.

"Wah ... kalo begini mending bibi membeli perkebunan saja untuk berbisnis." Mirai memberi usul.

Mikoto terkekeh. "Kalau begitu, bukan lagi hobi namanya. Sebab jika tanahnya luas akan menggunakan jasa pekerja. Aku hanya menanam ini untuk kebutuhan dapur saja."

Mirai mengangguk-angguk. Lalu menoleh pada Sakura. "Jadi Sakura-chan, apa kau sangat berprestasi di kampus? Mengingat bibi Rin tampak sangat suka padamu."

"Ya. Dia sangat pintar." Rin yang menjawab. "Tapi aku menyukainya karena Sakura adalah gadis baik."

Mirai kembali mengangguk. "Apa kalian tadi bertiga satu mobil?"

"Hem, Sasuke menjemputku ke kampus." Rin memetik satu tomat.

"Apa Sakura-chan juga kenal dengan Sasuke-kun?"

FAILED DATING (Sasusaku Version) TamatWo Geschichten leben. Entdecke jetzt