duapuluh

1.9K 290 50
                                    

Sakura berjalan menyusuri lorong perpustakaan sembari jari-jari kecilnya mengusap setiap buku yang terpajang diatas rak. Mata gadis itu tengah memindai buku mana yang sekiranya hendak ia cari.

Tak lama, Ujung jarinya mengetuk pelan sambil bersorak dalam hati ketika mendapat buku yang ia cari. Buku tersebut mengulas mengenai ilmu seni lukis yang ditulis oleh seorang seniman bernama Senju Hasirama, yang sangat terkenal dimasanya hingga saat ini bahkan ketika eksistensi beliau sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Gadis itu memilih sebuah tempat duduk dekat jendela agar mendapat cahaya lebih banyak sekaligus dapat sesekali melihat pemandangan ketika matanya cukup lelah membaca.

Hari ini merupakan hari minggu, otomatis ia libur kuliah. Walaupun sore nanti masih harus disibukkan dengan pekerjaannya di art cafe, namun ia tetap ingin merasakan hari libur meski hanya beberapa jam.

Setelah tadi pagi gadis itu mengantar susu, ia memutuskan untuk berjalan-jalan, yang kemudian pada akhirnya pergi ke perpustakaan. Belakangan ini hanya mengantar susulah pekerjaan yang gadis itu bisa ambil sebagai pekerjaan sampingan. Sebab selain Ino yang terus-terusan memarahinya akibat ia yang terlalu bekerja kesana-kesini, art cafe juga sudah cukup memberinya pemasukan yang ia butuhkan selama ini. Sasuke yang berjanji memberi gaji yang lumayan besar, juga kadang pemuda itu memberi bonus ketika sangat puas dengan pekerjaannya. Ditambah gadis itu selalu menyumbang karyanya untuk dijual di cafe tersebut, dan selalu ada orang yang menyukainya hingga laris terjual setiap kali ia membuat karya.

Tiba-tiba ponsel keluaran lama yang Sakura letakkan dimeja bergetar, membuat Sakura menoleh. Nampak nama Yui dalam layar yang sudah retak tersebut. Gadis itu segera mengangkat nya.

"Sakura, dimana kamu?"

"Aku di perpustakaan, ada apa?"

"Hari ini aku libur, dan aku bosan. Bisakah aku menyusulmu?"

Yui tahu, bahwa selama mengenal Sakura, gadis itu lebih suka menghabiskan waktunya sendiri. Maka dari itu, alangkah baiknya ia bertanya terlebih dahulu.

"Hem, datanglah." Sahut gadis itu sambil tetap berusaha fokus pada kalimat terakhir yang tengah ia cerna sebelum terintrupsi panggilan partner kerjanya itu.

"Baiklah, tetap disana aku akan segara berangkat."

Panggilan terputus setelah Sakura memberitahukan lokasi dirinya. Ia menaruh ponsel kembali diatas meja. Gadis itu kembali membaca dan mulai terhanyut pada setiap makna dari kata yang tercetak diatas media kertas tersebut. Berusaha menyerap setiap ilmu, teori dan pengalaman sang penulis tentang bagaimana beliau menggoreskan setiap imajinasinya keatas kanvas.

Gadis itu begitu mengagumi Senju Hasirama. Ia ingat ketika dirinya masihlah seorang gadis kecil dengan ingus mengalir dari hidungnya, neneknya berkata bahwa beliau begitu menggemari seorang seniman bernama Senju Hasirama. Neneknya yang memiliki darah seni tentu akan menjadikan seniman jenius seperti Senju Hashirama sebagai idola. Sakura yang juga sangat suka ketika melihat neneknya itu berkarya, tak ayal membuat gadis itu juga senang ketika sang nenek menceritakan kisah dan karya seorang seniman luar biasa. Dan siapa sangka darah seni juga mengalir dalam diri gadis itu.

Kemudian pada saat ia masuk sekolah menengah pertama, salah seorang guru bernama Hatake Kakashi memberikannya sebuah buku yang diterbitkan Senju Hashirama, ketika gurunya itu melihat ada bakat seni dari dalam diri Sakura. Buku itu tentu saja untuk memotivasi gadis itu agar bisa menemukan mimpinya ketika pada saat itu ia tak memiliki cita-cita. Meskipun sekrang ia tak memilih melukis sebagai jalan profesinya, ia tetap mengodolakan seniman tersebut. Karena buku tersebut membuat Sakura semakin jatuh cinta ketika sang jenius itu menjabarkan seperti apa seni dalam sebuah buku tersebut. Dan sampai kini, ia masihlah mencari buku yang ditulis Senju Hashirama ketika berkesempatan datang ke gudang ilmu tersebut.

FAILED DATING (Sasusaku Version) TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang