ꗃ. twenty

3K 585 51
                                    

makasih buat yang udah komen, kalian jadi ngebantu aku buat nentuin endingnyaa. thank you so so much! hehe :3














.


























Setengah jam sudah berlalu. Jake masih dalam perjalanan pulang menuju rumahnya sekarang, dengan Sunghoon kucing yang tengah tertidur lelap di dalam dekapannya.

Jalanan lumayan padat, membuat Jake harus menunggu lama di dalam mobil taksi. Suntuk sih, tapi rasa suntuknya langsung hilang begitu saja saat netranya menatap Sunghoon.

Kata dokter, lehernya nyaris patah. Itulah sebabnya kepalanya selalu mendongak ke atas saat Jake menemukannya. Ditambah dengan beberapa luka di tubuhnya, ntah bagaimana caranya orang sialan itu memperlakukan Sunghoon tadi.

"Sakit, ya? Maafin aku.." Bisiknya menyesal.

Sudah kebiasaan bagi Jake untuk memakai Aku-Kamu saat berbicara dengan Kucing, termasuk Sunghoon. Tapi hanya jika pemuda itu tidak dalam wujud manusia.

Jake paling tidak tega jika menyangkut pada kekerasan apapun terhadap hewan, apalagi Kucing. Dan saat ini, kucing miliknya lah yang mengalaminya. Jake jadi merasa tak becus menjalankan amanat tuk menjaga hewan peliharaan.

Apalagi setelah di pikir-pikir, Sunghoon juga bisa berubah menjadi manusia. Bukankah sakitnya akan bertambah dua kali lipat?

"Mas, disini kan alamatnya?"

Seakan menghentikan kesedihan Jake sementara, suara sang supir taksi mengintrupsinya. Ternyata benar, Jake sudah sampai di rumahnya.

Jake mengangguk, lalu mengeluarkan uang dari sakunya yang langsung diberikan kepada supir taksinya. "Kembaliannya buat bapak aja, makasih atas tumpangannya, pak."

"Ah, iya mas. Cepet sembuh ya buat kucingnya, terima kasih juga atas kebaikannya." Balas sang supir.

Jake tersenyum sembari mengangguk sekali lagi, lalu keluar dari mobil dan membungkuk hormat. Barulah setelahnya ia berjalan masuk saat taksi itu sudah melaju pergi.

Sedari tadi Sunghoon kucing masih terlelap dengan damai, bahkan Jake bisa mendengar dengkuran halus darinya. Sebuah senyum teduh terbit di bibirnya, melihat Sunghoon yang tertidur dengan sangat pulas tanpa terganggu sedikitpun.

Jake cepat-cepat berjalan masuk, hendak menuju kamarnya dan menaruh Sunghoon di kasurnya. Agar kucing itu bisa tidur dan beristirahat dengan lebih nyaman lagi.

Setelah sampai di kamar, Jake langsung menidurkan Sunghoon dengan sangat amat pelan dan berhati-hati. Supaya tak menganggu kucing itu dan berakhir malah membangunkannya.

"Kamu bobo yang nyenyak ya, semoga cepet sembuh." Ucapnya sambil mengecup wajah kucing itu sekilas.

Jake berjalan menuju lemari, mengambil pakaian dan juga handuk miliknya. Lalu berjalan menuju kamar mandi di kamarnya, untuk menghilangkan rasa lengket di tubuhnya akibat keringat.

Sekarang sudah malam, yang artinya Jake belum mandi sejak pulang dari sekolah tadi sehabis memberikan proposal. "Mandi malem-malem gak dosa kan ya," Gumamnya sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi.























































*****

Setelah 15 menit, Jake akhirnya selesai mandi. Pemuda itu keluar dari kamar mandi rapih dengan piyama berwarna navy blue polos berbahan licin. Terlihat sedikit kebesaran, tapi gpp. Katanya biar adem.

"Make your heart believe but i'm a bad liar──"

Nyanyian singkat Jake barusan terpotong saat netranya melihat Sunghoon── dalam wujud manusia. Tengah terduduk di atas kasur dengan tubuh dan leher yang bersandar pada headboard kasur, menatap langit-langit kamar Jake dalam diam.

Jake berjalan perlahan menghampiri Sunghoon, "Sunghoon?"

Pemuda yang dipanggil hanya melirik menatap Jake, tanpa berniat menyaut ataupun menengok sama sekali. Jake yang melihatnya lantas melengkungkan bibirnya kebawah.

Dia melangkah kembali masuk ke dalam kamar mandi, berniat hendak mengambil air hangat dari keran dan menampungnya di sebuah baskom kecil yang kebetulan ada disana.

Setelah dirasa cukup, Jake membawa baskom berisi air hangat itu keluar kamar mandi. Menaruhnya di nakas samping Sunghoon, lalu mengambil handuk kecil dari dalam lemarinya.

"Eum, gue kompres dulu ya?" Tanyanya sambil naik ke atas kasur. Duduk di samping Sunghoon dengan kaki yang menyilang.

Sunghoon tak menjawab, hanya matanya yang berkedip-kedip dan telinga kucingnya yang ikut bergerak. Jake anggap itu sebagai setuju.

"Ini.. Gue turunin dulu ya,"

Jake menurunkan selimut yang membalut Sunghoon sampai memperlihatkan seluruh perutnya. Disana terlihat bahwa perutnya sedikit lebam.

Handuk itu ia celupkan, kemudian dia peras dengan pelan lalu menempelkannya pada perut Sunghoon. "Mulai sekarang tidurnya tukeran, lo yang disini dan gue yang di sofa. Sampe lo beneran sembuh," Celetuknya.

Sunghoon tak menjawab, membuat Jake menghela nafas. "Kenapa berubah? Bukannya malah lebih sakit waktu jadi manusia?" Tanyanya.

Hening beberapa saat, tak ada sautan atau jawaban dari Sunghoon. Jake hendak membuka mulutnya dan kembali berbicara, namun suara Sunghoon lebih dulu mengintrupsinya.

"Nanti kamunya kesepian,"

Jake terdiam. Matanya mengerjap beberapa kali, kemudian sebuah senyuman terpatri di wajah manisnya. Dia paham akan maksud Sunghoon.

"Gapapa, walaupun lo dalam wujud kucing, gue gak akan ngerasa kesepian. Makanya, cepet sembuh ya! Besok gue bawa check-up lagi ke dokter yang tadi."

"Udah selesai kompresnya, sekarang tinggal bobo." Lanjutnya.

Dia membereskan handuk bekas kompresnya, lalu menaruh baskom kecil tadi beserta handuk di dalamnya pada nakas di samping Sunghoon.

Setelahnya dia kembali menaikkan selimut Sunghoon sampai sebatas dada. Ingat, Sunghoon tidak memakai pakaian apapun.

Dirinya hendak turun dari kasur dan berpindah menuju sofa, namun tangannya lebih dulu di cekal oleh Sunghoon. Membuatnya tak jadi turun dari atas kasur.

"Tidur di kasur juga, berdua."



























































──────

enggaa kerasa satu hari lagi 2022 bakal menyambut, udah siapin rencana apa buat tahun baru?

ꗃ. kinderjay,
December, 2021.

(✓) vestigial, sungjake. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang