ꗃ. two

6.9K 1K 45
                                    

"Jeki! Balik sama siapa lo?"

Jake yang tengah berjalan sambil bersenandung riang itu terkejut, "Asu lo, Jay! Ngagetin anjing,"

"Yaelah, padahal cuman gue tepuk doang."

"Lo kan tau gue orangnya kagetan," Ucap Jake sambil menampol kepala Jay.

"Oh iya, gak usah nanya gue balik sama siapa. Gak ngasih tebengan aja sok-sokan nanyain," Lanjutnya.

"Pms ya lo? Gitu aja marah," Balas Jay.

"Pms pms, pala lo pms! Gue laki, rossa!"

"Sialan, malah ngendors kukub*ima."

"Biarin, dah ah. Gue duluan ya, bye goblok!" Jake berlari meninggalkan Jay yang tengah menatap nya heran.

Seperti janjinya kemarin, Jake berlari menuju toko tempat kemarin Ia berteduh.

Saat sampai, sorot matanya langsung mencari ke setiap sudut bagian depan toko. Dan, dia menemukannya.

Kucing itu ada dipojok toko, sedang tertidur lelap dengan beralaskan kardus bekas. Jake langsung menghampiri kucing tersebut.

"Halo, mbul! Bangun yuk, aku ada makanan nih." Jake mengusap kepala kucing itu perlahan, lama-kelamaan usapan itu membuatnya terbangun.

"Miaw!"

Kucing hitam-putih itu langsung berdiri begitu melihat Jake, terlihat sangat antusias. Buktinya, kucing itu langsung menduselkan kepala nya pada kaki Jake.

"Sebentar yaa," Jake membuka tas nya lalu merogoh untuk mencari sesuatu.

"Tadaaa! Mau ini?"

Jake menggoyang-goyangkan sekaleng tuna didepan wajah kucing tersebut, matanya nampak berbinar.

"Hihi, mau ya?" Jake mengambil salah satu buku, lalu menyobek beberapa kertas pada bagian tengah buku tersebut.

Kemudian, Jake membuka kaleng tuna itu dan menuangkan isi nya keatas kertas yang lumayan tebal itu. Untuk dijadikan wadah.

"Ayo dimam! Mam yang banyaakk,"

Jake menarik kertas yang terdapat tuna, mendekatkan nya kepada kucing didepan nya.

Lantas, kucing itu langsung memakan Tuna tersebut dengan sangat lahap. Terlihat sangat lapar.

"Woah, lahap banget makan nyaa. Besok aku bawain kamu tuna lagi deh,"

"Miaw!"

"Ahaha, okee!"

Jake terus-menerus mengusap dan mengajak ngobrol kucing itu sampai makanan nya habis. Lalu, dia membuang kertas bekas wadah tuna tadi.

"Yey, habis! Pinter banget makan nya,"




Ting!

Jake mengalihkan pandangan nya pada handphone miliknya, tadi itu adalah bunyi penanda jika Ia harus segera pulang ke rumah. Sudah waktunya makan.

"Yah, udah jam segini. Aku harus pulang nih, dadah mbul! Baik-baik disini yaa!"

Jake melambaikan tangan nya, sementara kucing itu hanya memiringkan kepala nya sambil menggerakan ekor miliknya.

Kebetulan, bus nya sudah datang. Jadi tanpa harus menunggu lagi, Jake langsung bergegas masuk kedalam bus.






































Dirumah,

Cklek..

"Hula-hula, Jake hensem pulang!"

Jake membuka pintu rumahnya, indra penciuman nya langsung mengendus sesuatu yang sangat nikmat.

"Woah, bibi! Masak apaa?" Tanya nya saat sudah sampai dimeja makan.

"Paha ayam sama telur ceplok mata sapi, den. Kesukaan den Jake nih," Jawab si bibi.

"Menggiurkan banget kayaknya, Jake makan yaa! Bibi udah makan?"

Si bibi tersenyum, "Bibi mah gampang, nanti juga bisa."

Jake mengangguk, "Oke deh, nanti jangan lupa makan ya bi. Atau mau makan bareng Jake?"

"Gak usah, den. Nanti bibi makan sendiri aja dikamar, mau sekalian nonton." si bibi hanya menggeleng sambil mempersilahkan Jake untuk makan.

"Dimakan ayo, nanti keburu dingin gak enak loh. Kayak dia," Lanjut si bibi.

"Bibi kok bucin, sih? Efek nonton aldebaran terus ya," Celetuk Jake sambil duduk dan mengambil sendok, tak lupa sepaket dengan garpu.

"Enak aja, bibi mah nonton nya drakor. Selera nya bisa dibilang sedikit lebih tinggi lah."

"Ahaha, bisa aja! Awas nanti dikroyok massal."

Si bibi hanya tertawa menanggapi nya, lalu pamit darisana karna masih ada pekerjaan yang harus dilakukan.

Jake mulai memakan makanan nya dengan lahap, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

Dia memegang paha ayam itu menggunakan tangan kanan nya, lalu digigit dengan wajah yang berdecak kagum.

"Ayam goreng bibi emang the best! Tiada lawan,"



"Miaw!"

Indra pendengaran Jake menangkap sesuatu, seperti suara Kucing yang sedang mengeong.

"Hah? Ini kuping gue yang salah denger apa gimana? Suara kucing kok gede banget,"

"Miaw!"

Jake reflek berdiri, sambil menaruh paha ayam yang belum sepenuhnya habis itu. Lalu dia berjalan ke arah pintu depan, tempat suara kucing itu berasal.


Cklek..

Jake kembali membuka pintu depan, lalu mengedarkan pandangan nya kesana dan kemari. Kemudian pandangan nya berhenti tepat pada kaki nya,

"Loh?! Kok kamu bisa disini?! Jangan-jangan kamu nguntit aku ya,"

Jake berjongkok didepan kucing tersebut, yang kita ketahui berinisial 'mbul'.

"Tunggu, kenapa kamu bisa sampe kesini? Ada yang nganterin, ya?"




































































don't be a silent readers.
dan tolong bijak dalam memilih bacaan.

ꗃ. bitjay,
September, 2021.

(✓) vestigial, sungjake. Where stories live. Discover now