ꗃ. twenty six

2.7K 520 144
                                    

"Heeseung freak banget, najis!"

"Heh, nggak sopan sama mbah."

"Dia sesepuh, kamu harus sopan."

Jake mendecih kala mendengar balasan Sunghoon, dia terus-terusan mengumpat pada Heeseung sedari tadi. Padahal ya Heeseung cuman liat-liat barang & kamar jake, ngobrol, dan ngejokes yang bagi Jake itu jokes bapak-bapak banget!

Sensi banget dia.

Dirinya dan Heeseung sudah selesai dengan urusan sebelumnya di balkon, dan kalian pasti tau apa keputusan Jake. Maka dari itu sekarang dia masih bersama Sunghoon. Mungkin saja ada opsi ketiga yang diberikan oleh Heeseung.

"Heeseung agak kesana dulu dong, jauhan dikit." Suruh Jake.

"Y."

Setelah Heeseung beranjak menjauh, lebih tepatnya menuju balkon, Jake langsung memepetkan duduknya dengan Sunghoon yang berada di ranjang. Dia merogoh saku celananya, untuk mengambil sesuatu.

"Nah! Diem yaa,"

Jake mengintrupsi Sunghoon untuk diam, lalu mengaitkan sebuah liontin silver bermotif dua huruf sebagai bandolan. Bertuliskan hurus S dan J disana yang membuat liontin itu terlihat lebih indah.

Sunghoon memasang wajah bingung, Jake yang melihatnya lantas tersenyum. "Kenang-kenangan dari mamah, buatmu aja." Celetuknya.

Pemuda yang dipasangkan liontin menggeleng, hendak melepaskan lionton itu untuk dikembalikan. Namun Jake dengan cekatan menahannya.

"Eh, jangan!"

Mungkin efek Sunghoon yang tidak ada persiapan dan terkejut, reflek dirinya terjatuh telentang di ranjang. Penyebabnya adalah Jake yang tiba-tiba memajukan badannya berniat hendak menahan tangan Sunghoon. Lalu tanpa sengaja beban tubuhnya itu menumpu pada Sunghoon, membuat pemuda itu tak bisa menahannya.

Berakhirlah dengan posisi Jake yang terjatuh di atas tubuh Sunghoon. Persis seperti posisi canggung pada awal mereka bertemu, ingat 'kan?

Mereka berdua kompak terkesiap, saling menatap manik indah satu sama lain. Ntah hanya perasaan Sunghoon saja atau bagaimana, tapi ia merasa wajah Jake semakin terasa mendekat perlahan.












Chuu~

Jake menempelkan bibirnya dengan bibir Sunghoon, merasakan benda kenyal yang saling menempel dan ditambah dengan rasa sedikit basah yang menyapa bibirnya itu.

Bibirnya mulai bergerak, melumat bibir Sunghoon yang masih terdiam dan terkatup rapat. Tangannya menumpu pada dada Sunghoon, tubuhnya menempel dengan tubuh pemuda itu.

Merasa tak mendapatkan balasan apapun, Jake lantas melepaskan ciuman itu. Lalu kembali menatap Sunghoon yang juga tengah menatapnya, "Maaf. Gue lancang." Ujarnya.

Ia hendak bangun, namun Sunghoon menahan dan menekan pinggangnya. Tengkuk si manis ia raih, kembali menyatukan bibirnya dengan ia yang melumat lebih dulu.

Jake sempat terkejut, hendak berontak namun lama-kelamaan mulai hanyut juga dalam ciuman itu. Ia tak heran jika kali Sunghoon benar-benar seperti good kisser, Heeseung sudah menceritakan semuanya tentang Sunghoon.

2 menit pagutan itu berlangsung, Jake menepuk pelan dada Sunghoon pertanda bahwa ia sudah kehabisan oksigen. Dirinya langsung meraup oksigen dengan rakus, netranya masih tetap beradu dengan netra Sunghoon.

Kemudian mereka berdua kembali dalam posisi duduk, duduk berhadapan. Saling tersenyum satu sama lain, hingga Sunghoon berujar sesuatu.

"Ini... Beneran buat saya?" Tanyanya sambil memegang liontin di lehernya.

Jake mengangguk, "Iya. Gue masih ada satu kok," Jawabnya.

Tangannya kembali merogoh saku, mengambil kotak yang berisikan liontin itu lagi. Membuka kotak itu, dan mengambil liontin satu lagi. Memperlihatkannya kepada Sunghoon.

"S dan H?" Celetuk Sunghoon.

Sekali lagi, Jake mengangguk. "Iya, Shim Haeyoon." Balasnya tersenyum.

"Kalo yang ini?" Dia menunjuk liontinnya sendiri.

Alis Jake menukik, "Ya Shim Jaeyun dong?! Emang apa lagi?" Jawabnya sebal.

"Eh, iya-iya! Tapi kan bisa juga..." Sunghoon menggantung kalimatnya.

"Apa?"

"S nya Sunghoon, dan J nya itu Jake, atau Jaeyun." Lanjutnya.

"Loh, iya juga.."

"Yang ini juga bisa!" Sunghoon menunjuk kalung yang di genggam Jake.

"Apa? Nama gue kan nggak ada huruf H nya," Balas Jake.

"Bukan dua nama. Tapi cuman satu, SH bisa buat Sunghoon." Sunghoon nyengir.

Jake terdiam, benar juga katanya. "Yaudah, gue simpen yang nama lo, dan lo simpen yang nama gue. Deal?" Finalnya.

"Deal!" Balas Sunghoon.

Mereka berdua terus mengobrol dan bercanda, sesaat disusul juga oleh tawa bahagia. Melupakan Heeseung di balkon yang tengah berusaha senyum tabah.






"Bener juga ya kata lo,"

"Apa?"

Sebelum menjawab, Jake lebih dulu mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Sunghoon. Lalu berujar, "Kayak gini tuh ternyata enak, hehe." Bibirnya membentuk cengiran.

Sunghoon tertawa, "Mau lagi nggak?" Tanyanya.

Jake berdiri, berjalan menuju tembok dekat lemari, lalu bersender disana. Raut wajahnya nampak tengah berpikir, telunjuknya ia taruh di dagu. "Hmm, mau nggak ya."

Sunghoon ikut berdiri, berjalan menghampiri Jake yang tengah bersender di tembok. Kemudian berhenti tepat di depannya, "Harus mau dong." Ujarnya terkekeh.

Jake sedikit berjinjit, mengecup bibir Sunghoon sedikit lama. Lalu melepasnya setelah dirasa cukup. Tangannya menarik tengkuk Sunghoon, menyatukan kedua kening mereka. Tak lupa ia juga mengalungkan kedua lengannya pada leher Sunghoon.

"Thank you,"

Sunghoon menaikkan satu alisnya, "For what?" Tanyanya.

"For everything." Jawabnya.

Sunghoon mengangguk sebagai balasan, ia kembali mencium dan melumat bibir Jake dengan lembut. Jake tak tinggal diam, dia membalas lumatan itu tak kalah lembut. Sambil berusaha melepaskan satu tangannya yang sekarang tengah di genggam oleh Sunghoon.

Heeseung diluar balkon menyaksikan kegiatan mereka berdua dalam diam, hingga ia melihat sesuatu yang membuatnya menelan saliva dengan susah payah.












































JLEB!


"AKKHH!!"



































ꗃ. kinderjay,
January, 2022.

(✓) vestigial, sungjake. Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin