CHAPTER 01

402 76 44
                                    

ASSALAMUALAIKUM SEMUANYA

GIMANA KABARNYA?

......

HAPPY READING

.
.
.
.
.

.....

Bumi sudah mengemas barangnya dikoper, hari ini mereka akan pindah rumah. Lelaki itu sedari tadi mengamati seseorang yang tengah mondar-mandir di depannya.

Tak ada niat untuk membantu, rasanya lucu sekali melihat Sabyna yang kesulitan membawa koper besarnya itu. Entah apa saja isinya, Bumi tidak tahu.

"Punya suami kok gak peka, harusnya istrinya kesulitan itu ditolongin bukan diliatin doang." Sindir Sabyna, dengan sesekali menatap Bumi yang kini menatapnya dengan alis yang mengernyit.

"Hm, andai suami gue Kiming gak usah susah-susah beresin ini dah." Gerutunya lagi.

Bumi berdecak, padahal ini salah gadis itu sendiri. Bumi sudah berusaha buat bangunin tapi malah dia yang kena tendang. Alhasil, Bumi membersekan bajunya sendiri, ia mau mengemas koper Sabyna juga ia tidak tau, apa saja yang bakalan gadis itu bawa.

Jadi serba salah.

Dengan cepat Bumi, membantu menutup koper yang sepertinya sudah tidak muat.

"Sebenarnya isinya apaan sih, banyak banget. Lo kek mau pulang kampung, padahal di hotel cuman dua hari."

Sabyna memutar bola matanya malas, mendengar penuturan lelaki di depannya itu.

"Gue cewek jadi wajar, kalo Lo mah tinggal pake kaos, sisirin rambut udah kan. Lah cewek? Jaman sekarang banyak tuh cowok yang mandang fisik, makanya sekarang banyak cewek yang suka dandan."

"Gue gak mandang fisik." Ucap Bumi lelaki itu sudah berhasil menutup koper milik Sabyna.

"Hilih."

"Buktinya gue mau sama Lo, yang bocil."

Reflek tangan Sabyna melemparkan sebuah bantal yang berada di sampingnya tepat pada wajah cowok itu, membuat Bumi meringis .

Menghela napasnya, tidak akan menang debat melawan Sabyna yang ada akan tambah stres. Gadis itu sangat keras kepala, maka dari itu Bumi harus sabar-sabar. Meski kesabarannya bagai tisu dibelah seratus.

"Lo udah bilang kan sama Mama kalo kita pindah sekarang." Tanya Sabyna.

"Hm."

Gadis itu berdecak, kenapa ia harus terjebak dengan manusia kutub ini.
Mereka sangat cocok, sifat Bumi yang cuek dan Sabyna yang cerewet.

Kalau bukan karena kesalahan pada malam itu, mungkin mereka sekarang gak akan bersama. Mereka berdua sama-sama dijebak, Bumi masih menyelidiki siapa orang yang berani menjebaknya. Sedangkan Sabyna ia sangat tahu, siapa yang telah menipunya.

Eliza, ia adalah sahabat dekat Sabyna, selain Shila. Entah mengapa, wanita itu tiba-tiba berubah. Dan dengan polosnya, Sabyna tidak sadar akan hal itu. Sampai akhirnya terjebak bersama Bumi, disebuah kamar club.

*****

"Bumi, biar gue aja yang bawa." Sabyna berniat mengambil kopernya, tetapi tangan Bumi terlebih dahulu mengambilnya.

"Jangan ngatur." Cowok itu tetap kekeuh untuk membawa kedua koper miliknya dan Sabyna.

"Berat Bumi."

SABUMIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora