"Bawa kesini" Jaehyun menoleh kala mendengar suara lirih dari istrinya. Dengan sebelah tangan yang masih bebas, ia membantu Celine untuk merubah posisinya menjadi duduk.

Setelah menemukan posisi yang pas, Jaehyun memindahkan si bungsu dari tangannya menuju gendongan Celine agar segera diberi asi. Sedangkan dirinya duduk pada bangku di sebelah ranjang sang istri dan memandangi satu lagi bayinya yang masih lelap tertidur.

Celine mengusap lembut pucuk kepala sang anak. Buah hati yang selama sembilan bulan ia kandung sekarang telah lahir ke dunia.

"Chenle dimana?" tanyanya pada Jaehyun.

"Dibawa papamu pulang, dia menangis" tubuhnya ia sandarkan pada sandaran kursi. "Yak bayi! Lama sekali menyusumu!"

"Jae" peringat Celine lembut yang membuat Jaehyun merenggut tak terima. Semua juga mengetahui jika apapun yang berada dalam diri Celine adalah hak mutlak miliknya.

Cukup lama memang si bungsu menyusu hingga akhirnya Celine memberikan kembali pada Jaehyun untuk kembali ditidurkan pada box bayi. Setelahnya ia berusaha turun dari ranjang untuk melihat kedua anaknya.

"Curang!"

"Huh?" pekik Jaehyun tak paham.

"Tidak ada yang mirip denganku! Semua mirip dirimu" jelas Celine. Si kembar yang lahir pertama memiliki pahatan wajah yang mirip dengan Jaehyun namun gen rambutnya menurun padanya dengan memiliki warna pirang. Sedangkan si bungsu juga demikian namun gen rambut berbeda dengan saudara kembarnya. Hal ini memudahkan mereka membedakan keduanya.

"Jung Varan dan Jung Varel. Jadilah anak baik, tumbuh dengan sehat dan hormati ibumu"

Jaehyun memandang wajah Celine lamat-lamat. Tersenyum hingga menampilkan cacat pada pipinya yang begitu dalam. Meraih tangan yang salah satunya masih tertancam selang infus, mengecupnya dengan lembut.

"Entah aku sudah berapa kali mengucapkan kata terima kasih padamu, tapi aku yakin, mau berucap terima kasih sampai mulutku berbusahpun masih tidak senilai dengan semua pengorbananmu, Jung Celine"

Tatapan memuja yang selalu Celine dapatkan setiap harinya dari sang suami.

"Terima kasih telah melahirkan tiga jagoan kita. Terima kasih karena sudi untuk bersanding denganku yang brengsek ini. Maaf selalu membuatmu sakit hati dari dulu dengan kelakuanku yang kurang ajar. Menelantarkanmu dan juga Chenle hingga bertahun-tahun. Dengan tidak tau dirinya aku masih nekat untuk mendapatkanmu. Terima kasih, terima kasih Jung Celine"

"Berhenti menangis" ucapnya lembut dengan mengusap air mata yang mengalir di pipi Jaehyun. "Kemana perginya Jung Jaehyun yang ditakuti banyak orang?"

Jaehyun sedikit terkekeh, tangannya merengkuh pinggang sang istri dan menumpuhkan kepalanya pada bahu sempit itu.

Bertemu Celine dalam hidupnya adalah sebuah anugrah yang didapat oleh Jaehyun. Entah apa jadinya dirinya sekarang jika tidak bertemu dengan gadis kecilnya dulu. Mungkin saja hidupnya masih tidak beraturan. Tidak ada tujuan yang dituju. Semua hanya berputar pada uang dan kekuasaan.

Terjerumus dalam lingkaran yang dimainkan oleh Jaehyun sedari awal tidak pernah Celine sesali dalam hidupnya. Cinta mereka sedari awal memang salah, namun keseriusan dan tanggung jawab yang dibuktikan oleh pria Jung itu saja sudah cukup baginya.

Nyatanya, dewa dewi saja tau mana yang harus tetap dijaga dan diberi perlindungan dan mana yang seharusnya dimusnahkan.

Celine dan Jaehyun ibarat bintang dan bulan. Menyinari dan memperindah langit saat malam hari. Sama-sama tidak menampakkan diri saat awan gelap siap mengguyur bumi dengan airnya.

✔ Celine | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang