13

1.8K 129 12
                                    







Jika kemarin dirinya berangkat disaat sore hari, maka sekarang tepat sore hari juga gadis itu menapakkan kaki pada tanah kelahirannya. Diluar bandara sudah ada sopir yang menunggu dirinya, Celine pulang ke Canada bersama semua staffnya, antisipasi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Dimana papa berada?" tanyanya pada sang sopir dengan nada dinginnya, sungguh Celine ingin marah sekarang.

"Tuan berada dirumah"

"Bawa saya pulang"

Mobil dengan interiror dan eksterior yang dipenuhi warna hitam ini mulai meninggalkan kawasan bandara. Semua kendaraan yang berada dijalanan dibuat menepikan kendaraan saat suara sirine dari mobil itu terdengar sangat kuat.

"Padahal tidak ada yang buru-buru" gumam gadis manis itu. "Matikan suara sirine sialan itu"

Sang sopir melirik dari kaca kecil lalu mengangguk, meraih sebuah tombol kecil disebelah kanannya lalu menekan dan membuat suara sirine itu menghilang. Kecepatan mobil juga perlahan menurun tidak segila tadi.

Jarak rumahnya dengan bandara terbilang dekat, terbukti hanya menghabiskan waktu setengah jam mereka telah sampai pada sebuah mansion besar milik keluarga Suh ini.

Para bodyguard yang berjaga diluar menunduk hormat saat kaki gadis itu baru mengijak tanah dirumahnya. Tanpa memperdulikan mereka Celine langsung berlari memasuki mansionnya, tujuannya hanya satu yaitu mencari keberadaan sang papa.

Batang hidung pria itu tidak terlihat pada lantai pertama mansion besar ini, ia beralih menaiki tangga dengan tergesa dan saat sampai langsung menuju pada pintu hitam besar disana dan membukanya.

Terlihat tuan Suh yang tengah duduk pada kursi kebanggannya dengan sebelah tangannya yang berbalut perban.

"Papa!"

Pria yang dipanggil dengan sebutan papa itu langsung mendongak saat mendengar suara putri kecilnya disana. Tuan Suh memundurkan kursinya lalu berdiri melebarkan tangannya siap menerima sang putri kedalam pelukannya.

Celine berjalan dengan terburu dan tatapan tajam yang ia layangkan pada papanya, sampai didepan pria berbadan tegap itu ia langsung memukuli dada sang papa meluapkan emosinya.

"Berhenti membuatku khawatir!"

Tuan Suh tersenyum lalu merengkuh tubuh kecil itu kedalam pelukannya, menciumi pucuk kepala Celine.

"Apa yang membuat putri kecilku sampai pulang hmm?"

"Kau!"

"Hey don't cry dear" Tuan Suh melepaskan pelukannya lalu mensejajarkan wajahnya dengan wajah Celine. Memegang pipi gadis kecil itu dengan telapak tangannya lalu menghapus air mata yang mengalir dari matanya.

"Tidak ada yang boleh membuat putriku menangis"

"Kau yang membuatku menangis dad" Celine masih sesenggukan, segala umpatan yang sudah ia siapkan seketika hilang dari otaknya dan digantikan oleh air mata.

Anak mana yang tidak panik ketika mendengar orang tuanya jatuh sakit dan lebih parahnya akibat tertembak.

"Berhentilah dari bisnismu itu pa" mohonnya, sang papa mulai menggeluti bisnis penjualan narkoba semenjak istrinya meninggal tiga tahun silam, bahkan sekarang dirinya sudah menjadi penguasa pasar narkoba terbesar di Canada.

✔ Celine | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now