Bab 9 : Kina Birthday Party

Start from the beginning
                                    

"Yaudah lah gas yuk ke TKP!" ajak Caca.

"Bentar gue cek dulu di Kina, mana kali dia pingsan di kamar mandi." Kana mengetuk pintu kamar mandi memanggil nama adinya itu. Sambil misuh-misuh, kedua kakak adik itu naik ke dalam mobil bersama Caca dan Olla.

Tempat acaranya ada di sebuah kafe yang sudah di booking sejak beberapa hari lalu oleh Kana. Memang apapun urusan Kina pasti Kana selalu terlibat, namanya juga kakak sulung, wajar lah direpotkan sang adik.

Dekorasi bernuansa rose gold merupakan permintaan dari Kina langsung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dekorasi bernuansa rose gold merupakan permintaan dari Kina langsung. Gadis yang baru saja menyentuh umur 17 tahun itu sangat menyukai warna soft itu, tak lupa beberapa hiasan disana bernuansa KPop grupband kesukaannya.

"Rame bener, banyak juga temen lu, Kin. Gue kira Lo nggak punya temen," ujar Olla.

"Dih Kak Olla kalau ngomong suka ngeremehin! Kalau Lo lupa, gue personil Renjun Bar anjir!"

"Renjun saha?"

"Renjun member grupband KPop NCT unit NCT Dream, kewarganegaraannya China tapi fasih bahasa Korea. Kalau nggak tau NCT seharusnya Lo tau SM entertainment lah ya," ujar Caca.

"Wahh, kak Caca paham dunia KPop? Jangan-jangan kakak-,"

"Gue NCTZEN."

"ANJING KOK NGGAK BILANG!"

"Kin language!" tegur Kana.

"Sorry-sorry gue kaget banget soalnya!"

Caca terkekeh, "Nggak fanatik sih, sekedar suka lagu-lagunya aja."

"Ot23 nggak?"

"Ot23 tapi lebih ke 127."

"Bias?"

"Taeyong."

"HUAAA SENENG BANGET!"

"Bias Lo?"

"Kalau di 127 gue suka Jaehyun, kalau di dream gue suka Renjun, tapi kalau di WayV gue suka Lucas."

"Banyak amat bias Lo, cil!" kaget Kana.

Kina mengibaskan rambutnya dengan sombong, "Biasalah, lagian jadi nctzen itu dilarang punya satu bias tau!"

"Peraturan darimana anjir begitu?"

"Dari gue."

"Najis."

"Kana Kina buruan acaranya udah mau mulai!" panggil Mama Dinda alias mama Kana dan Kina.

Kana menyanyikan lagu ulangtahun bersama para tamu undangan, Caca tak berdiri di samping Kana karena memang hanya diperuntukkan kelurga saja. Caca berdiri bersama jajaran teman-teman Kana.

"Bismillahirrahmanirrahim, doanya semoga Kina semakin pinter, semakin cantik, semakin rajin ibadahnya, semakin di sayang Mama dan Kak Kana, dan semoga tahun besok bisa fansign sama NCT Dream!" Make wish Kina sebelum meniup lilin. Tepuk tangan riuh terdengar, dilanjutkan dengan pemotongan kue.

Setelah itu, acara berlanjut dengan bebas. Caca sendiri mencoba beberapa makanan disana, salah satunya cupcake yang sudah menggoda iman Caca untuk memakannya dan meninggalkan rencana dietnya.

Caca mengambil dua cupcake coklat dan stroberi. Dia hendak berbalik mencari tempat duduk, namun saat berbalik Caca malah dikejutkan dengan munculnya seorang laki-laki yang berdiri di depan Caca. Alhasil saking dekatnya Caca dengan laki-laki itu, krim cupcake stroberi itu mengotori kemeja putih laki-laki itu.

"Ya ampun, sorry-sorry!" ujar Caca yang spontan mengambil tisu dan mengusap-usapkannya ke kemeja laki-laki itu. Saat hendak membersihkan, tangan Caca di tahan oleh laki-laki itu. Jelas Caca mendongakkan kepalanya melihat laki-laki yang tingginya beberapa centi diatasnya itu.

"Biar saya sendiri saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Biar saya sendiri saja."

Caca tak berkedip, dia bahkan mematung di depan laki-laki yang sudah mengambil alih tisu dari tangan Caca. Membersihkan sendiri bekas krim yang menempel di kemejanya didepan Caca.

"Bentar kok kayak nggak asing?" batin Caca.

Laki-laki menatap Caca dengan heran, begitupun dengan Caca.

"Lain kali hati-hati," tukasnya yang hendak pergi.

"Dia kan orang yang kemarin?! Harus gue kejar nih!" Caca berlari menghampiri laki-laki itu. Lagi-lagi Caca bertindak ceroboh, high heels yang dia pakai tidak memudahkannya untuk mengejar laki-laki itu. Alhasil Caca malah terjatuh tepat saat laki-laki itu berbalik menghadap Caca. Gadis ceroboh ini malah menarik kerah baju laki-laki itu hingga kancing atasnya terlepas dan laki-laki itu ikut terjatuh bersama Caca.

Memang benar-benar ceroboh dan bodoh. Begitu definisi Caca pada dirinya sendiri. Jatuh dengan orang asing di hadapan umum membuat harga diri Caca sangat jatuh, malunya sudah tidak terdefinisikan lagi.

Lengan laki-laki itu menjadi penahan kepala Caca agar tak terbentur dengan lantai kafe, dengan posisi Caca yang dibawah laki-laki itu, membuat dirinya aman tanpa luka apapun. Berbeda dengan laki-laki itu yang kepalanya sempat terbentur dengan lantai.

"Dasar cewek ceroboh," ujarnya.

Caca membuka matanya, tepat di depan matanya di melihat dengan jelas rahang tegas dan alis tebal tak lupa tatapan tajam laki-laki yang beberapa hari ini selalu bertemu dengannya.

"S-sorry!"

Dia tersenyum miring, "Udah tiga kali saya nolongin kamu."

"Hah?"

Alih-alih menjawab laki-laki itu malah berdiri tiba-tiba membuat Caca terkejut karena jelas kepalanya langsung terbentur kecil dengan lantai karena sang empunya lengan tidak lagi bersedia dijadikan bantal untuk kepala Caca.

Laki-laki itu mengusap baju dan celananya yang kotor. Dia menatap Caca sebelum akhirnya pergi meninggalkan Caca yang masih duduk di lantai memahami apa yang terjadi.

"Ya ampun, Ca. Lo tuh hobi banget jatuh sih?" omel Olla yang baru datang setelah mengantri Zuppa sup.

"Anjir lupa nanya namanya!"


Bersambung...

***

Gak bisa double up hari ini:(

Ketemu besok lagi ya

Three Little WordsWhere stories live. Discover now