23. Malam Mingguan

Start from the beginning
                                    

Rea mengaga, padahal kan kakinya yang kecil dan kaki Pak Kelvin yang panjang. Langkahnya juga pasti beda bukan. Ingatlah, Pak Kelvin lebih tinggi darinya. Bahkan tingginya saja hanya sebatas pundak Pak Kelvin saja.

"Re, mau beli bakso tusuk gak?" tanya Kelvin sembari melihat penjual bakso tusuk di pinggir jalan.

"Ya terserah Mas aja."

Karena mendapatkan jawaban seperti itu, Kelvin langsung berjalan ke penjual bakso tusuk itu dan membeli dua. Untuk dia sendiri dan untuk Rea pastinya.

"Re, pedes gak?"

"Dikit aja, Mas."

"Pakai kuah apa enggak?"

"Gak usah, Mas."

Rea hanya menunggu sembari berdiri, tak lama suaminya memberikan satu bungkus bakso tusuk itu untukknya.

"Duduk di sana saja," ujar Kelvin sembari menunjuk kursi-kursi yang berada di titik nol kilometer, Rea hanya mengangguki sebagai jawaban.

"Duduk di sana saja," ujar Kelvin sembari menunjuk kursi-kursi yang berada di titik nol kilometer, Rea hanya mengangguki sebagai jawaban

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di perjalanan, Rea melihat banyak pasangan yang bergandengan tangan. Sedangkan dia dan Pak Kelvin hanya berjalan beriringan saja.

"Mas, banyak muda mudi yang gandengan, ya," ujar Rea mengkode suaminya.

"Kita gak usah gandengan, ya, kayak ABG saja," balas Pak Kelvin, membuat Rea melotot.

"La situ emang dah tua, la sini masih ABG. Sabar Rea, suami kamu memang beda," batin Rea sembari mengelus dadanya.

Pak Kelvin duduk lebih dulu di kursi yang tersedia, lalu Rea pun menyusulnya. Mereka melihat pemandangan nol kilometer pada malam hari ini yang terlihat sangat menakjubkan. Yang paling Rea suka itu adalah lampu-lampunya pada malam hari.

"Kayaknya dulu pas kita ke pantai malam-malam juga beli bakso deh, sekarang beli bakso lagi," cletuk Rea.

"Ya saya kan memang suka bakso, ibarat pengemar bakso. Keterlaluan kamu tidak tahu makanan kesukaan suami sendiri."

Rea terdiam, kenapa jadi dia yang di salahkan? Padahal selama ini saja Pak Kelvin tidak pernah mengatakan makanan kesukaannya apa.

"Memangnya Mas tahu makanan kesukaan saya apa?" Rea ingin menguji, jika Pak Kelvin berkata tidak tahu maka dia akan memukul pria itu.

"Soto." Satu kata yang mampu membuat Rea terdiam, masalahnya benar jika makanan kesukaannya adalah soto.

"Pasti kamu kaget kan saya tahu darimana? Apa yang tidak saya tahu dari kamu," ujar Pak Kelvin sombong.

"Iya lah, saya mah apa atuh." Rea kembali menyantap bakso tusuknya itu.

Rea melihat, ada pasangan yang duduk agak jauh darinya. Dimana si cowok sedang duduk dan merangkul si cewek. Entah pasangan itu sudah menikah atau masih pacaran. Rea menatap suaminya, tapi suaminya itu malah fokus memakan bakso tusuknya yang hampir habis.

My Boss Is My Secret Husband [END]Where stories live. Discover now