Mimpi Buruk Alvin (Part 2 - End)

1.2K 16 0
                                    

Setelah kami mandi dan bersih-bersih, Alvin pun membersihkan tubuhnya.

Jika di tanya apakah aku sudah puas bermain-main dengan Alvin, tentu saja jawabannya 'BELUM'. Baron sudah mengeluarkan kocek yang fantastis untuk mendatangkan Alvin kesini, aku pun pasti berharap permainan bisa lebih dari ini. Setelah Alvin selesai membersihkan tubuhnya, Alvin pun bergabung dengan kami.

Rasanya aku ingin mempermalukan di depan orang banyak. Oleh karena itu, aku pun mengajak-nya untuk berjalan keluar.

"Pake kolor lu. Kita jalan ke depan." Kata-ku.

"Pake kolor doang Bang?" Tanya Alvin.

"Iya lah. Tete lu biarin aja keliatan, biar orang-orang ngeliatin lu." Kata-ku sambil menarik dan memlintir-mlintir pentil Alvin.

Alvin pun memakai kolor-nya dan ikut bersama-ku keluar. Aku berjalan menuju tempat Paijo, tukang kelapa yang berjualan tak jauh dari rumah Baron.

Sepanjang perjalanan, banyak mata yang melihat ke arah Alvin. Jelas saja, Alvin berjalan kaki di pinggir jalan hanya mengenakan kolor saja. Setelah beberapa lama kami berjalan, akhirnya kami pun sampai di tempat Paijo berdagang.

"Jo..." Sapa-ku ketika melihat Paijo sedang duduk santai di lapak-nya itu.

"Oii Rott.." Teriak Paijo.

Paijo terus saja melihat ke arah-ku, sepertinya dia bingung melihat Alvin yang berjalan hanya memakai kolor saja.

"Siapa tuh?" Tanya Paijo saat aku dan Alvin sampai di lapak-nya.

"Cowo bookingan. Lagi di booking si Baron, gua bawa aja kesini." Jawab-ku.

"Mau dibantuin jualan ga lu?" Tanya-ku.

"Ya mau lah kalo dibantuin mah." Jawab Paijo.

Aku pun duduk di lapak Paijo. Lapak Paijo masih sangat sederhana. Tempat duduknya terbuat dari anyaman bambu yang luas. Jadi beberapa orang bisa langsung naik dan duduk di atas-nya.

"Eh. Lo jualin tuh kelapa-nya. Lu berdiri kek di pinggir jalan situ tawar-tawarin orang yang lewat." Kata-ku ke Alvin.

Alvin pun berdiri di belakang meja tempat kelapa-kelapa itu diletakan.

"Jangan berdiri aja lo, jualin di pinggir jalan." Kata-ku.

Alvin pun nampak malu-malu, dia tetap saja berdiri di dalam lapak. Aku akhirnya datang menghampiri Alvin dan kemudian menyeretnya agar ia berdiri di pinggir jalan. Aku pun memberinya kelapa agar ia bisa menawarkannya ke orang-orang.

--------------
Cerita lengkapnya sudah bisa dibaca di Karya Karsa dengan judul yang sama.

https://karyakarsa.com/Boyaretoys/mimpi-buruk-alvin-part-2-end

Selamat membaca :)

Mainan PribumiWhere stories live. Discover now