22. Merajuk dan Nasihat

Start from the beginning
                                    

"Beneran bukan yang lain?" Rea masih tidak percaya.

"Iya, untuk apa saya berbohong. Kamu tidak suka kalau sekertaris saya Dea?" tanyanya sembari menaikan satu alisnya.

"Memangnya kalau saya bilang gak suka, Mas mau langsung ganti sekertaris gitu?"

"Ya enggak juga."

Rea melotot, dia pikir Pak Kelvin langsung berkata iya saat dia bertanya tadi. Memang semua itu tidak sesuai dengan ekspektasi.

"Mbak Dea cantik ya, Mas."

"Cantikan kamu kalau menurut saya."

"Body-nya juga bagus ya, tinggi, langsing lagi, kayaknya idaman banyak pria."

"Iya memang idaman."

Rea melotot, suaminya kenapa berkata seperti itu?

"Tapi bagi saya yang lebih idaman itu kamu."

Sekarang pipi Rea jadi merona karena perkataan suaminya. Tidak apa serasa di jatuhkan di awal tapi ternyata di terbangkan di akhir.

"Mbak Dea udah punya pacar belum?"

"Ya mana saya tahu, untuk apa saya ngurusin orang lain. Ngurusin kamu saja terkadang saya pusing."

Rea mengerutkan bibirnya, jadi itu kejujuran yang dikatakan oleh sang suami.

"Ya sudah gak usah ngurusin saya lagi aja," ujar Rea ketus.

"Saya bercanda, Sayang." Kevin tampak tersenyum tipis karena melihat istrinya merajuk.

"Gak usah ketawa, entar giginya copot," cletuk Rea kesal.

"Mana ada, jangan mengada-ada."

Rea tidak membalas, jika dia berbicara dengan suaminya itu, pasti ada saja yang akan di jawab oleh suaminya. Seolah-olah Pak Kelvin tidak mau kalah dengannya.

"Mas, tadi itu para cewek-cewek pada iri sama Mbak Dea tahu, karena dia sendiri yang boleh masuk ke unit kesehatan buat nemuin Mas Kelvin, sedangkan cewek-cewek yang lain gak boleh," adu Rea.

"Termasuk kamu kan yang iri," cletuk Kelvin.

"Eh, gak gitu ya."

Kenapa jadi Rea yang di tuduh juga, tapi sebenarnya dia tidak iri. Hanya kesal saja, karena kan dia isterinya tapi tidak boleh menjenguk suaminya sendiri. Sedangkan Mbak Dea yang hanya sekertarisnya saja boleh menjenguk Pak Kelvin.

"Gak mau ngaku, kan, ya sudahlah. Ayo pulang, saya sudah kangen sama rumah."

Kelvin bangkit dari ranjang dan memakai kembali sepatunya. Sedangkan Rea terdiam, ternyata yang di kangeni hanya rumah saja.

"Oh iya, yang tadi saya katakan itu gak bercanda sebenarnya," ujarnya ketika dia sudah berjalan.

"Yang mana, Mas?"

"Yang ngurusin kamu juga sudah membuat saya pusing." Kelvin dengan santainya langsung keluar dari ruangan ini.

Rea melotot, jadi yang dikatakan suami itu memang benar adanya? Dia selalu membuat suaminya pusing begitu?

***

Malam ini Kelvin sedang menatap istrinya yang sedang asik memainkan ponselnya sembari duduk di kasur dan bersandar. Tapi bukan itu masalahnya, Rea sedang merajuk padanya karena perkataan dia tadi sore. Sedari tadi Rea bahkan tidak mau berbicara padanya.

"Hm." Kelvin berdehem, tapi tidak mendapatkan jawaban dari Rea.

"Rea, lagi apa?" tanyanya dan di balas lirikan dari Rea.

My Boss Is My Secret Husband [END]Where stories live. Discover now