20. Ada Apa Dengan Pak Kelvin?

Mulai dari awal
                                    

"Lah, mana gue tahu, buruan deh balik ke kantor sekarang."

"Iya, Mbak."

Rea langsung menutup panggilan telponya itu. Ditatapnya jas yang sudah rapi itu, hanya tinggal di masukan ke dalam plastik saja.

"Mbak, jadi bayar, kan?" tanya pegawai tersebut.

"Ya jadi, Mbak, tolong masukin ke plastiknya." Rea menyingkir, dia mengambil uang dari saku celananya itu.

"Nih, kalau semua pelanggan laundy mandiri kayak Mbaknya saya senang." Pegawai itu memberikan jas yang sudah rapi di dalam plastik.

Rea segera menyelesaikan pembayaran dan berjalan kembali ke kantor. Masih banyak pekerja yang menumpuk.

***

Rea malah mondar-mandir di dekat ruangan Kelvin, karena dia bingung harus mengembalikan jasnya sekarang atau nanti.

"Rea? Kamu ngapain mondar-mandir di situ?"

Rea menatap ke arah sumber suara, dia malah kepergok oleh Mbak Dea.

"Eh, Mbak Dea, Pak Kelvin ada gak, ya? Soalnya saya mau ngembaliin jasnya, tadi dia yang nyuruh saya buat bawa ke laudry." Rea hanya bisa tersenyum malu.

"Ada, kok, masuk aja. Lagian kamu aneh, mau ketemu sama Pak Kelvin aja sampai mondar-mandir kayak seklikaan," ujar Mbak Dea heran.

"Iya, Mbak, saya masuk dulu kalau gitu." Rea berjalan perlahan dan mengetuk pintu ruangan Pak Kelvin.

Setelah diijinkan untuk masuk, Rea segera membuka pintu. Dilihatnya Pak Kelvin yang masih berkutat dengan laptopnya itu. Seolah-olah tidak menyadari keberadaan Rea di sini.

"Hm." Rea berdeham, memancing Reaksi Pak Kelvin.

Karena suara Rea barusan, Kelvin menghentikan ketikannya pada keyboard dan menatap ke depan. Dimana sekarang Rea sedang berdiri dengan senyum mengembang. Kelvin hanya menaikan satu aslinya seolah tanda bertanya ada apa.

"Hm, saya mau ngembaliin jasnya, Pak Kelvin. Kebetulan tadi sudah di cuci sama istrinya sampai wangi." Rea berjalan ke arah Kelvin dan memberikan jas itu.

"Istri saya memang siapa?" tanyanya setelah menerima jas itu.

Rea menatap mata Pak Kelvin, untuk apa juga bertanya seperti itu. Padahal kan dia sudah tahu kalau istrinya ya dia.

"Saya gak tahu, yaudah deh kalau gitu saya balik ke ruangan. Permisi ya, Pak." Rea sudah mengembalikan badannya dan hendak berjalan keluar.

"Rea, tunggu sebentar."

Karena suara itu membuat Rea mengembalikan badanya lagi dan menatap ke arah Pak Kelvin.

"Ada yang perlu saya bantu atau bagaimana, Pak?"

Bukannya menjawab, Pak Kelvin malah berjalan mendekat ke arahnya setelah dia menaruh jasnya di meja. Bahkan sekarang jarak di antara mereka hanya beberapa centi saja, membuat Rea dad did duk ser. Mana jika dalam posisi sedekat ini Pak Kelvin tampak sangat tampan lagi.

"B–bapak ma–mau apa?" Rea bertanya dengan gugub, Pak Kelvin tampak sangat mencurigakan.

"Pak, ini di kantor, jangan macam-macam." Rea berbicara sangat pelan.

"Saya hanya ingin melakukan satu macam saja kepadamu, Rea," balas Pak Kelvin pelan pula.

Malahan mereka seperti sedang saling membisiki. Rea meneguk salivanya takkala tangan Pak Kelvin terulur ke wajahnya.

"Keringatan," ujarnya sembari menghapus keringat yang berada di pelipis Rea.

"Gimana gak keringetan kalau habis jalan kaki tadi," batin Rea.

"Boleh kembali ke ruangan sekarang."  Pak Kelvin menjauhkan tubuhnya dari Rea.

Rea membuang napasnya kasar, sangat berdekatan dengan Pak Kelvin seperti tadi seolah memacu adrenalin. Pasalnya kan jika di rumah Pak Kelvin hanya menggunakan kaos biasa dan celana pendek. Tapi sekarang mengunakan kemeja dan penampilannya sangat maskulin.

***

Hari sudah menjelang sore, jam sudah menunjuk pukul 15.00, menandakan sebentar lagi jam pulang kantor. Sepertinya biasanya, Rea sedang fokus dengan perkerjaan miliknya. Namun tiba-tiba saja.

Brakk!!

Ada yang mendobrak pintu ruangan, membuat mereka yang berada di ruangan ini menatap ke arah sumber suara. Rea melihat Mbak Cindy yang ngos-ngosan.

"Lo kenapa, Cin? Habis di kerja setan?" tanya Mas Dito.

"Bukan, itu Pak Kelvin," jawab Mbak Cindy masih ngos-ngosan.

Rea penasaran, Pak Kelvin ada apa? Apakah barusan Mbak Cindy dimarahi oleh Pak Kelvin? Atau jangan-jangan Mbak Cindy melihat Pak Kelvin dengan perempuan lain lagi?

"Pak Kelvin kenapa?" tanya Mbak Lia yang juga penasaran.

"Iya, Pak Kelvin memangnya kenapa, Mbak?" Rea ikut bertanya.

"Tadi waktu di lorong, Pak Kelvin itu." Mbak Cindy bukannya langsung menjelaskan secara detail malah langsung mengatur nafasnya.

Rea sudah gelisah, apa yang terjadi dengan suaminya? Kenapa Mbak Cindy terlihat sangat heboh seperti ini? Jangan-jangan benar jika Pak Kelvin membawa perempuan lain ke kantor dan membuat mereka semua heboh.

Kan dari apa yang Rea dengar, Pak Kelvin tidak pernah memperkenalkan orang spesial atau kekasihnya ke kantor selama ini. Jadi mereka semua juga tidak tahu apakah Pak Kelvin itu sudah pernah pacaran atau belum.

"Atur nafas lo baik-baik baru cerita," ujar Mas Dito memerintah.

Wah, apa ya yang terjadi sama Pak Kelvin? Kok Cindy sampai heboh gitu ya.

Next gak nih?

Jangan lupa komen, vote dan share cerita ini ya.

Oh iya, kalau kalian ada nemuin nama Elina atau Axcel di novel ini komen aja ya. Soalnya Elina sama Axcel itu nama tokoh utama di novel aku yang aku publish di aplikasi Novelme dan sekarang masih On going. Kadang aku suka ketukar-tuker kalau nulis nama tokoh tuh 😅

My Boss Is My Secret Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang