Happy reading♡
Jangan lupa vote dan komen♡
_________________________________________"Kepahitan yang paling besar adalah berharap kepada manusia"
•—Maikel Zavaraiza—•
Siang menuju petang. Dan disitulah kami baru akan keluar dari rumah menuju cafe. Tapi,
10 menit yang lalu....
"Maikel, kamu mau kemana nak?" Tanya nenek yang sedang duduk di ruang tamu.
"Jawab" bisik Maikel yang menyenggol bahu Adrien.
"A-anu, mau keluar nek"
"Kok pakek anu sih, sejak kapan gue pernah ngomong anu" bisik Maikel yang kembali menyenggol bahu Adrien.
"A-a-"
"Oh yaudah, hati hati"
"I-iya nek"
Mereka berhasil lolos dari ruang tamu, dan sampai di parkiran.
"Udah ayo, lu keluarin motor gue" ujar Maikel yang melepaskan genggaman tangan itu.
"S-saya belom pernah belajar motor" jawab Adrien ragu.
Maikel menceletuk kesal " yaudah naik" ucapnya sambil melangkah lebar.
"Tapi, mas-nya buta..."
Maikel terdiam dengan kembali menurunkan kakinya. "Fix, gue gilaa! AAAGHHH" dengan meremas rambutnya sambil berulang kali menendang angin. Kini Maikel benar benar sial.
"Yaudah! Panggil sopir!" Ujar Maikel yang sedikit menyentak Adrien.
"Sopir..." dengan nada halus.
"Lu kira sopir gue limbad? Bisa denger suara lu yang kecil kayak gitu?"
"SOPIR!" Pekik Adrien di parkiran
"GOBLOK GAK USAH KE KERASAN JUGA SUARA LU! NIH PARKIRAN JADI GEMA BEGOO!"
"Masnya maunya gimana sih? Kecil salah besar salah. Ini saya juga bingung pakek suara masnya yang stabil itu gimana?!" Sentak Adrien yang menjadi kesal.
"Lha kenapa lu yang jadi marah?!"
"Masnya yang gak jelas kalo ngomong! Sukanya marah marah! Saya juga bisa kesel!"
"Aduh aduh ada apa ini ribut ribut sampek di intip tetangga" ujar nenek yang menjadi penengah.
Maikel mulai memberikan kode pada Adrien.
"A-anu nek, ien- enggak. Maksudku Maikel gak bisa naik motor dulu untuk sementara. Jadi pak sopir bisa nganterin kan nek?"
"Oh...bisa bisa. Yaudah bentar, nenek panggilin dulu"
YOU ARE READING
Miracle | Mark lee
Fanfictionaku hanya gadis lemah yang tak memiliki keberuntungan apapun. tapi dengan keberadaannya, memberiku sebagian keberuntungannya untuk terus hidup, hingga aku bisa merasakan hangatnya dunia dan berhasil melihat dunia yang selalu ku mimpikan. "seperti ap...