Happy reading♡
Jangan lupa vote dan komen♡
_________________________________________"Jangan terlalu serius menanggapi suatu hal yang dikatakan tentangmu. karena itu adalah cerminan diri mereka, bukan kamu"
•—Maikel Zavaraiza—•
"Aku tau ini kebiasaan yang buruk, tapi ini juga yang membuatku tenang. Walau aku tau resiko apa yang akan ku terima nantinya"
Brak
Terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan bantuan tabung oksigen.
"Aku memang anak yang sulit diatur"
"Maikel!" Seru nenek yang menantiku bangun dari pingsan.
Dokter datang dengan mulai memeriksa kesadaranku. Mulai nadi, mata dan juga detak jantung.
"Nenek...Maikel gak papa kan?" Tanyaku dengan nafas sedikit berat.
Nenek tersenyum sembari menepuk telapak tanganku pelan. "Gak papa, Maikel bisa sembuh"
"Saat itu aku mengira bahwa ini adalah penyakit biasa. Namun, pada akhirnya aku mengetahui bahwa nenek berbohong jika aku baik baik saja"
Setelah beberapa minggu di rumah sakit, akhirnya aku kembali ke rumah nenek. Berpura pura tak terjadi apapun adalah caraku melupakan penyakit ini.
Brak
Terulang berulang kali, hingga Maikel mulai terbiasa.
"Maik, lu beneran gak papa?" Tanya Hendra di hari akhir SMP.
"Hm, gue gak papa kok. Gue pasti bisa jaga diri" jawab Maikel yang tersenyum di depan Hendra.
"Dan saat itu, aku mengira akan kehilangan teman berhargaku. Tapi saat duduk di bangku SMA, aku melihat senyumnya lagi"
"Maik, duduk sama gue!" Panggil Hendra yang berteriak di dalam kelas.
Maikel menghela nafas pelan "dia tak berubah" bisik Maikel yang melihat ke arah Hendra.
•—.—•
Maikel tersenyum sambil menatap langit malam yang terlihat sepi. Dan untuk beberapa saat, dia mulai menarik nafas leganya kembali.
"Udah waktunya turun" ujar Maikel yang menepuk celananya dan berbalik. Membuka pintu atap sambil menatap seseorang yang begitu dekat dengannya.
"AAAAGGGHHH" Teriak Maikel yang melihat sosok menggunakan setengah bagian mukenahnya berwarna putih.
"AAAGHHHH" sosok yang ikut terkejut sontak membuat kakinya mundur dan terpeleset di anak tangga.
"Woy!" Tangan Maikel yang spontan menarik tangan sosok itu membuatnya tak seimbang dan terjatuh hingga ke lantai dasar.
YOU ARE READING
Miracle | Mark lee
Fan Fiktionaku hanya gadis lemah yang tak memiliki keberuntungan apapun. tapi dengan keberadaannya, memberiku sebagian keberuntungannya untuk terus hidup, hingga aku bisa merasakan hangatnya dunia dan berhasil melihat dunia yang selalu ku mimpikan. "seperti ap...