9. Mundur

82 15 0
                                    

I Think I'm in Love 09

9. Mundur

.
.
.
.
.

[Pagi, 08.20]

Sudah jam delapan lewat tapi Agha masih belum muncul, 20 menit juga bukan sebentar loh. Sudah dandan cantik masa harus nunggu? Katanya jam 8. Hari ini setelan yang aku pakai paduan putih dan coklat muda, dan beberapa sentuhan make up sederhana.

Aku juga nggak mau terlalu berlebihan karna ajakan ini, karna ini bukan kencan hanya jalan biasa jadi yah harus sederhana juga.

Setelah beberapa menit aku menunggu, mobil putih pun muncul di depan pintu rumah. Sosok pria tampan itu pun turun dari mobil, dengan setelan warna yang hampir sama dengan ku membuat kesan bahwa kita itu janjian. Tapi dia memakai pakaian yang menawan dan mahal, tidak seperti diriku ini yang memakai pakaian sederhana.

Agha: kamu mau kemana dengan baju kek gitu?

Liona: haa? Emang ada apa sama styleku?

Agha: kamu serius nggak sih temani aku? Liat aja dirimu?

Liona: ribet banget sih, kan cuman temani kamu kan? Lagian bukan kencan juga

Agha: sudah lah, masuk

Liona: dasar tuan rempong

Agha: apa? Kamu tadi bilang apa?

Liona: nggak kok, kamu ganteng hari ini

Agha: tiap hari pun ganteng seperti ini

~

[Diperjalanan]

Sepertinya sudah satu jam lebih dijalan tapi masih belum sampai-sampai, kita ini mau kemana sih? Daerah ini juga baru kali ini aku melihatnya. Bahkan aku bisa melihat laut dari jauh, apa kita akan ke pantai? Kalo beneran, hari ini sungguh indah.

Tapi kalau kepantai, bukan kah style kami tidak cocok dengan pantai? Karna baju seperti ini kurang cocok untuk bermain pasir dan air.

Liona: ini mau kemana sih?

Agha: diam saja

Liona: kamu nggak bakalan buang aku kan?

Agha: Ha? Ngapain aku buang kamu? Emang ada yang bakalan mungut kamu di jalanan?

Liona: ihh kamu jahat banget sih

Agha: diam saja, bentar lagi sampai

Tak lama menunggu kita pun sampai disuatu rumah yang lumayan besar. Rumah ini sepi, bahkan tidak ada tetangga. Dari rumah ini kita bisa melihat pantai dari jauh tapi masih dengan jelas terlihat, ini pemandangan yang sangat indah.

Sekarang sudah hampir jam sepuluh, saatnya makan siang. Kebetulan tadi pagi belum makan apa-apa karna terlalu pagi siap-siap, jadi tidak sempat makan sesuatu.

Tapi buat apa kita kesini? Ini jauh banget dari kota dan tetangga pun jauh. Kalo mau belanja sesuatu orang disini beli dimana? Tapi untung saja jaringan disini masih bagus.

Liona: Gha, ini rumah siapa?

Agha: ini rumah aku beli minggu lalu

Liona: Haa? Ngapain beli rumah ini? Ini sangat jauh dari kota

Agha: dibawah ada kota, 20 menit sudah sampai

Liona: terus buat apa beli rumah ini?

Agha: Yaa, butuh hal baru aja... Disini pemandangannya beda dengan kota, sejuk kan?

Liona: iyya sih.... Oh iyya soal nemenin kamu itu ini?

Agha: iyya, menurut kamu rumah ini bagus nggak?

Liona: Bagus banget, pasti mahal.... Terus peralatan nya juga lengkap

Agha: baguslah kalo kamu suka

(Telpon masuk)

Agha: hem? Manejernya Ayah?

Liona: Siapa?

Agha: bentar..... Iyya Pak?.... Ohh iyya... Kalo begitu kita ketemuan disana saja, mungkin 30 menit aku kesana

Liona: ...... (Hanya menatap Agha dengan bingung)

Agha: baik Pak.... Oh iyya Liona, kamu tunggu aku disini, aku mau ke kota, manejernya Ayah kebetulan ada dideket sini, mau dibantu katanya

Liona: Ya udah pergi aja, aku mau liat-liat dulu

Agha: aku pergi dulu

Setelah mobilnya melaju dengan cepat, aku pun hanya bisa duduk menunggu dia. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Hanya bisa melihat sekeliling rumah ini dan itu membuatku sedikit bosan. Memang rumah ini cantik tapi entah kenapa aku merasa bosan.

Mataku tertuju dengan benda hitam dikursi depanku ini, bukan kah itu dompet? Apa Agha lupa bawa dompetnya?. Dengan rasa penasaran aku pun mengambil dan mencoba membuka dompet itu.

"Haa? Ini uang semua? Ini banyak banget Kartu ATMnya"

Sungguh uang yang tebal, bahkan warna merahnya tersusun dengan rapih. Dasar sultan, apa harus membawa uang sebanyak ini? Kan bisa bayar pakai dompet digital, jaman sekarang sudah canggih tapi harus sih memang bawa uang Cash tapi ini terlalu banyak.

Entah ini rasa penasaran atau apa, tapi aku menemukan sebuah foto yang terselip didompetnya Agha. Dengan penuh penasaran aku pun menarik keluar foto itu, dan terpampang jelas gambar yang ada didalam foto itu.

Dua orang yang sedang berciuman, dan salah satu orang itu adalah Agha bersama seorang perempuan cantik. Entah kenapa perasaan ini terasa panas, mata ini juga sedikit perih. Kenapa aku harus seperti ini? Kenapa aku harus marah melihat foto ini? Aku tahu bahwa aku kagum melihat visual Agha tapi menyukainya mungkin hal yang sangat mustahil.

Melihat foto ini semakin membuatku mundur untuk berharap hal bodoh terjadi antara kami. Foto ini sangat jelas menampakkan kebahagiaan antara mereka, bahkan terlihat jelas wajah Agha yang tersenyum bahagia.

Mereka sangat serasi, bahkan perempuan itu memiliki paras yang cantik dan menawan. Wajar kalau disandingkan dengan Agha, tidak seperti diriku yang memiliki paras yang sederhana dan status sosial yang tidak bisa dibandingkan dengan Agha.

Sepertinya rasa kagum dan ingin mendapatkan Agha harus aku buang jauh-jauh dan berpikir jernih. Aku tidak pantas dan harus bersikap sewajarnya, aku takut merasa kecewa.

~

[Sekitar 1 Jam]

Sudah sekitar sejam lebih aku menunggu Agha dengan kebosanan, ditambah dengan tamparan kenyataan. Harus berpikir jernih, Liona bukanlah perempuan yang pantas, itulah yang harus aku pikirkan sekarang.

Tak lama kemudian mobil Agha pun sudah sampai didepan rumah ini. Aku harus bersikap normal dan harus tetap sadar diri.

Liona: urusannya sudah selesai?

Agha: iyya... Kamu sudah liat-liat?

Liona: iya, cantik banget..... Oh iyya, sebetulnya aku tadi nggak sengaja buka dompet kamu

Agha: terus?

Liona: terus aku nggak sengaja liat foto pacar kamu

Agha: pacar? Foto yang mana?

Liona: foto kamu berdua sama pacar kamu?

Agha: Oh Zelina? Dia Zelina

Liona: kalian serasi banget

Agha: beneran?

Liona: kalian pacaran?

Agha: nggak...

Liona: terus foto itu?

Agha: Oh itu pas kami tunangan

"Apa? Udah tunangan ternyata?"

*******
Author: silahkan mau maki maki authornya T.T

I Think I'm in Love [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang