45

876 162 7
                                    

Happy 19k reader's and 4k vote's!!!

Arigathankyouverykamsa yang sudah baca dan vote!!!!! <3



























"Sasha... dan [Name]... meninggal..."










Beberapa saat sebelumnya,

Eren dengan Pasukan Pengintai dapat dikatakan menang dalam perang kali ini. Mereka berhasil merebut Titan Palu Perang, membawa Zeke Jeager, bahkan menghancurkan pasukan armada lautan Marley dengan kemampuan Titan Kolosal.

Terlebih, tidak ada korban jiwa berkat [Name] dan Yggdrasil yang melindungi seluruh Pasukan Pengintai. Mendapat bantuan dan perlindungan dari alam benar-benar hal yang menguntungkan.

Di saat yang lainnya mulai kembali ke pesawat, [Name] memutuskan untuk turun mendekati Magath. Di tangannya, terdapat buah yang berbentuk seperti jantung, dia memakan buah itu. Buah yang sama, yang dia makan pada ribuan tahun lalu.

"Kuharap kalian juga menyebarkan berita mengenaiku yang berpihak pada Eren." Ujarnya dengan senyuman. "Tapi ingat. Aku tidak dipaksa oleh mereka!"

"Eren adalah orang yang dipilih oleh kakakku, wajar bagiku melindungi seseorang yang penting bagi kakakku."

"Testarossa! Kenapa kau tidak membunuh kami, seperti kau membunuh yang lainnya? Bukankah membunuh kami akan sangat mudah?"

"Belum... kalian masih dibutuhkan..."

Mata emas itu menatap kedua tangan yang kotor karena debu. Kemudian [Name] menunjukkan punggung tangan miliknya.

"Lihatlah di punggung tangan kalian. Kalian sudah berada di bawah pengawasanku. Yang artinya aku akan membunuh kalian ketika kalian tidak berguna lagi."

Benar. Di punggung tangan mereka semua, kini berada sebuah lambang yang bergambar bunga Higanbana. Bunga kematian kini melekat selamanya pada diri mereka.

Setelah merasa tidak ada yang perlu dibicarakan, [Name] kembali menaiki Harpyja untuk menyusul pesawat yang telah meninggalkan Liberio.

Kini, dia harus memastikan Sasha tidak terbunuh.

"[Name]." Panggil Harpyja. "Kau tidak mau bertemu dengan anakmu?"

"Metta ya... tidak. Aku terlalu malu untuk bertemu dengannya..." Jawabnya dengan senyuman sendu. "Yggdrasil. Sisanya kuserahkan padamu."

Begitu memasuki pesawat, [Name] dibuat panik ketika melihat Sasha yang telah terbaring dengan darah yang terus mengalir dari lukanya.

Dengan cepat dia mendekati Sasha, membantu yang lainnya untuk menutupi luka itu dengan kuat. Setidaknya pendarahan harus dihentikan, sebelum [Name] menutup luka itu.

"Marlo, apakah kau membawa kotak yang berisi alat-alat medis yang aku titipkan padamu?" Tanya [Name] pada Marlo yang sudah berada di sisinya.

Marlo membuka kotak yang [Name] maksud. Namun, isinya bukanlah alat medis, melainkan sebuah belati. "Marlo? Apa ya---"

"[NAME]!!!"












Kembali di dalam pesawat,

Gabi, Falco, Marlo, serta Petra kini berhadapan dengan Levi dan Hange. Eren juga berada di tempat itu dengan Zeke. Mereka melihat Eren yang tidak menangis, justru tertawa begitu mendengar kematian keduanya.

Levi menepuk-nepuk pelan selangkanya, tadi dia merasakan sakit seperti ditusuk, dan sepertinya dia tahu kenapa hal itu terjadi.

"Dua anak ini membunuh Sasha... dan kalian membunuh [Name]?"

FATE [AOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang