22

1.6K 286 2
                                    

Nungguin ya? :v

Selamat membaca~


















[Name] masuk ke dalam rumah, akan membantu yang lainnya untuk memasak makan malam. Sementara Sasha dan Jean yang berjaga di luar.

Katanya Hange dan regunya akan kembali sore ini, namun tanda-tanda kehadiran mereka belum terlihat. Levi berada di kamarnya, membaca beberapa dokumen yang diberi oleh Erwin kemarin.

Meski selalu melewatkan acara makan bersama, [Name] tetap saja selalu membantu mereka menyiapkan makan. Baik sarapan, makan siang, ataupun makan malam. Dia tidak mau di cap sebagai orang yang tak berguna pada regu itu.

"Eren! Kau masih harus beristirahat!" Semua menatap Eren, begitu Eren keluar dari kamarnya.

"Tidak apa-apa. Aku sudah tidur seharian penuh..." Ucapnya, "Harusnya aku tidak membantu penyembuhannya..." Gumam [Name], sebab Mikasa menatapnya dengan sangat tajam.

Eren berjalan menuju sebelah Connie, "Lagipula, strategi mengambil alih dinding Maria diberhentikan karena salahku." Ucapnya sambil mengambil kentang untuk dikupas.

"Itu bukan salahmu. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya."

"Mikasa benar. Bukan salahmu karena perubahan gagalmu." Itu salah sang pendiri, lanjut [Name] di dalam hati tentunya.

"Satu-satunya yang kupikirkan sekarang adalah bertarung melawan Titan Binatang itu. Meski [Name] telah merubah ibuku kembali, aku tetap saja tidak dapat memaafkannya. Keluargaku dan juga orang desa..." Tangan Connie yang memegang pisau bergetar, bergetar karena rasa sedih dan marah.

[Name] menepuk bahu Connie, sambil tersenyum. "Kita bisa mengalahkannya! Kita punya Eren, dan juga sekarang kita menjadi anggota manusia terkuat! Kita akan membalas dendammu Connie." Ucapnya menyemangati.

"Terima kasih... sekarang waktunya pergantian jadwal menjaga. Mikasa?"

"Ya."

Mikasa dan Connie keluar untuk berganti melakukan penjagaan dengan Sasha dan Jean. [Name] dan Eren kembali melanjutkan memotong kentang-kentang dan beberapa sayuran lainnya.

"Pasti menyenangkan. Kalian semua memiliki tujuan masing-masing, meski itu tidak mudah." Eren melihat Historia, "Tapi aku, karena Ymir telah pergi... aku bahkan tidak tahu apa yang aku inginkan..."

"Bukankah kau ingin menyelamatkan Ymir?"

"Ya, tapi.. waktu itu, aku tidak percaya dengan apa yang dia lakukan, meski memang benar jika aku ingin menyelamatkannya. Tapi sekarang, aku berubah pikiran. Ymir telah memilih jalan hidupnya sendiri, dan juga [Name] mengetahui masa depan Ymir, dan tidak dapat memberi tahukan padaku."

Historia menghela nafasnya, "Aku yakin masa depan itu buruk. Aku tidak punya hak dan tidak perlu mengubahnya." Ucapnya dengan nada yang sendu.

"Dasar, akhirnya kau mau berbicara juga!"

"Huh?"

"Saat kita sampai ke sini, kau memang bercerita soal dirimu, tapi.. sejak saat itu, kau bahkan tidak tersenyum dan jarang berbicara."

"Itu karena menyedihkan. Maaf..." Jedanya, "Gadis baik dan ceria bernama Krista sekarang sudah tidak ada." Lanjutnya sambil menatap Eren.

"Tidak, bagiku seperti ini lebih baik. Sebelumnya, rasanya kau seperti menutup-nutupi sesuatu. Aku tidak suka jika ada orang yang memaksakan diri dan bersikap tidak natural."

"Jadi begitu..."

Eren tersenyum lebar, "Tapi, kau yang saat ini sangatlah normal dan jauh lebih baik dari sebelumnya. Gadis normal baik dan juga bodoh." Ucapnya.

FATE [AOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang