Bab 48

40.1K 6.2K 177
                                    

Happy Reading

❀❀❀

Ruangan itu sangat hening tidak seperti biasanya. Keenam pria diam dengan pikiran masing-masing ada juga yang tatapannya kosong.

"Gue nggak percaya yang ngelakuin itu Arga." Ujar Darel dengan tatapan kosong.

"Gue aja nggak percaya." Balas Ale.

Anggota the Wolves mereka memang sudah mengetahui siapa dalang dari penculikan Ananta. Dua hari belakang memang mereka masih belum percaya dengan kejadian akhir-akhir ini.

Agam menatap satu persatu anggota inti the Wolves, kecuali Ezriel tentunya. Ezriel memang dia tidak ikut berkumpul, sudah pasti dia menjaga Ananta.

"Sekarang aja si Arga udah kabur. " Ujar Agam. Mereka semua awalnya sudah menangkap Arga namun pria itu berhasil lolos dan kabur.

"Terus sekarang gimana?"

Darel mengedikkan bahunya, "Tanya aja sama Genta." Titahnya.

"Gimana, Gen?"

Genta menatap datar Agam. Pria itu juga masih belum percaya dengan kejadian apa yang terjadi kepada sepupunya itu. Bahkan yang melakukannya itu adalah sahabatnya sendiri.

"Dia di keluarkan."

"Maksud lo?" Ale tidak paham apa yang dimaksud oleh Genta.

Genta menghela nafas dan menyenderkan tubuhnya di sofa, "Arga di keluarkan dari inti The Wolves. Sekarang dia bukan lagi bagian dari kita."

"Kalian pada ngobrolin apa? Lio nggak ngerti." Mereka yang berada disana menatap Lio yang sedang menampilkan tatapan polosnya.

"Diem lo bocah. Lo emut aja noh permen milkita." Jengkel Darel. Suasana sedang menegang, bisa-bisanya pria berwajah bocah namun berbadan lakik itu menanyakan hal yang tidak penting.

Lio memajukan bibirnya beberapa senti dan menetap kembaran nya dengan cemberut, "Leo, Lio dimarahin sama Darel."

Leo memijat pelipisnya pusing. Bisa-bisanya dia memiliki saudara kembar polos yang kelewat bego itu. Padahal keluarga nya tidak ada yang memiliki sifat dan sikap seperti Lio.

Lio mengemut permen milkita lagi ketika di abaikan. Apa salahnya coba diakan hanya bertanya saja. Mereka semua memang sensian terhadapnya. Hanya Ananta dan bundanya saja yang mengerti kepadanya.

🐬🐬🐬

"Ananta." Panggil Ezriel sambil mengetuk pintu.

"Please buka pintu nya, sebentar aja. Kamu harus makan dulu."

Ezriel terus mengetuk pintu kamar Ananta. Namun gadis itu tidak pernah membuka sama sekali.

Padahal selain dia, ada Keyra dan Bella yang selalu berusaha membujuk Ananta untuk keluar dari kamar. Namun, lagi-lagi gagal.

Ezriel mengacak rambutnya frustasi, dia tidak harus melakukan apa lagi agar Ananta membuka pintu nya. Dia takut terjadi apa-apa. Bahkan Ananta belum makan sama sekali sudah dua hari ini.

Figuran Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang