Bab 46

40.2K 6K 275
                                    

➹Happy Reading➷

❀❀❀

Ezriel membuka pesan dari Ananta yang barusan masuk. Dahi dia mengerut ketika membaca pesan dari Ananta. Tumben sekali gadisnya mengirim pesan seperti ini.

My Luna🐬
|276

Alis dia mengeryit, kenapa gadisnya itu meminta bantuan dengan cara ngirim kode. Untung saja Ezriel paham arti dari kode itu. Buru-buru Ezriel mencari lokasi Ananta terakhir kali. Dia memang sengaja menyimpan alat pelacak di ponsel Ananta.

Lagi-lagi dahi dia mengerut. Kenapa lokasi terakhir Ananta berada di sebuah gang yang terkenal keangkeran nya.

Tidak perlu lama lagi, dia membawa kunci motornya. Entah kenapa perasaan dia mulai tidak enak. Dia harus segera bertemu dengan Ananta.

Membawa motor dengan kecepatan tinggi, dia takut terjadi apa-apa dengan gadisnya itu. Selain Ananta ceroboh, gadis itu juga keras kepala.

Ezriel merapalkan do'a sepanjang jalan, semoga saja tidak terjadi sesuatu kepada gadisnya. Ezriel sangat takut.

Ezriel terus menambah kecepatan sambil mengusap sudut matanya, dia tidak tahu kenapa dia merasa sangat sedih dan ingin menangis. Padahal dia juga tahu pasti Ananta bisa menjaga diri. Namun tetap saja perasaan was-was selalu ada.

Dia segera turun dan menyusuri gang dengan berlari cepat. Gang itu memang sangat sempit bahkan motor saja sampai tidak masuk.

Ezriel menekan tombol untuk menghubungi Ananta sambil matanya merilik kesana kesini.

Perasaan takut kembali menyerang lagi, dengan pelan dia mendekati asal suara. Nada dering yang mirip sekali dengan ponsel milik Ananta.

"Sialan." Ezriel menunduk dan segera berjongkok untuk mengambil ponsel yang tergeletak.

Dia kembali mengedarkan pandangan nya namun dia tidak bisa melihat dengan jelas, karena gang yang gelap.

"Ananta." Ezriel terus berteriak memanggil nama Ananta namun tidak ada jawaban. Hanya suara angin, hembusan nafasnya serta detak jantung nya saja yang terdengar.

Ezriel mengacak rambutnya kasar, dia gagal lagi menjaga Ananta. Harusnya dia selalu berada di dekat gadisnya itu.

Ezriel menelpon anggota yang lainnya, untuk membantu mencari Ananta. Dia yakin pasti ada seseorang yang menculiknya. Karena Ananta tidak mungkin memberikan dia pesan kode dan meninggalkan ponsel di tempat seperti ini begitu saja.

"Ananta, tunggu sebentar. Aku akan menemukanmu secepat mungkin. Kumohon bersabarlah."

🐬🐬🐬

Ananta membuka matanya secara perlahan-lahan, dia memijat keningnya yang masih terasa pusing. Buru-buru dia duduk, dia ingat tadi dia kejar-kejar oleh seseorang kemudian ada menyuntikkan sesuatu kepadanya.

Alis dia mengernyit ketika tidak mengenali tempat ini dan sekarang dia berada dimana.

"Gue beneran di culik?"

Mengedikkan bahunya tak acuh, lalu dia kembali membaringkan tubuhnya ketika mendengar suara langkah kaki yang menuju kesini.

Ananta memejamkan mata berpura-pura masih dalam pengaruh obat. Tidak lama suara pintu terbuka.

Penculiknya pasti orang berada, tidak mungkin dia di tempatkan di sebuah kamar mewah dan elegan ini.

Suara langkah kaki mendekati kearahnya. Dia berusaha tenang dan tidak terlihat gugup. Tidak lama ada yang mengelus pipinya secara lembut.

Figuran Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang